Waspada! Kenali Scabies pada Bayi dan Cara Mengatasinya



Waspada! Kenali Scabies pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Scabies pada bayi adalah ruam gatal yang disebabkan oleh kutu kecil atau tungau dengan nama ilmiah Sarcoptes scabiei. Tahukah Bunda bahwa scabies pada bayi menjadi salah satu masalah kulit yang harus diatasi dengan cepat. Selain bisa mengganggu kenyamanan si Kecil karena rasa gatal, scabies pada bayi bisa memicu masalah kulit lain yang lebih serius. Mungkin Bunda bertanya-tanya, dari mana scabies pada bayi bisa muncul?

Umumnya, selain dari anggota keluarga yang lebih dulu terinfeksi, penularan scabies pada bayi bisa terjadi dalam lingkungan tertutup, seperti tempat penitipan anak atau daycare. Sebelum mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, penting bagi Bunda untuk memahami apa itu scabies.

Apa itu Scabies?
Scabies dikenal juga dengan istilah kudis. Scabies adalah kondisi yang ditandai dengan rasa gatal pada kulit, terutama di malam hari. Rasa gatal ini biasanya disertai dengan kemunculan ruam berbintik yang menyerupai jerawat atau lepuhan kecil bersisik. Scabies pada bayi terjadi akibat tungau yang hidup dan bersarang di kulit si Kecil.

Scabies pada bayi harus ditangani lebih awal karena termasuk penyakit yang mudah menular, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penyakit ini sangat mudah menyebar, terutama jika ada kontak dekat antarmanusia di suatu lingkungan.

Apa Penyebab Scabies pada Bayi?
Scabies pada bayi disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau jenis ini mengeluarkan air liur, telur, dan kotoran. Hal tersebut memicu respons dari sistem imun tubuh sehingga menimbulkan rasa gatal.

Siklus perkembangan parasit tungau ini dimulai ketika tungau betina masuk ke kulit si Kecil, kemudian membuat lubang yang menyerupai terowongan untuk dijadikan sarang. Selanjutnya, tungau jantan akan memasuki sarang tersebut untuk kawin dengan tungau betina tadi. Setelah kawin, tungau jantan akan mati dan tungau betina akan mulai bertelur di sarang tersebut.

Baca Juga:  Melatih Imajinasi Si Kecil Melalui Gambar Kebun Binatang

Kemudian, telur dari tungau betina akan menetas sekitar 3-4 hari setelahnya. Setelah menetas, tungau muda akan keluar ke permukaan kulit selama 1-2 minggu ke depan sampai mereka tumbuh menjadi tungau dewasa.

Setelah dewasa, tungau jantan akan menetap di permukaan kulit si Kecil. Sedangkan, tungau betina akan masuk lagi ke dalam kulit untuk membuat sarang baru dan mengulang siklus yang sama.

Perlu Bunda ketahui bahwa tungau scabies ini merupakan parasit yang tinggal di lapisan kulit yang dalam. Inilah yang membuat tungau tersebut kebal terhadap sabun dan air panas, serta tidak mudah hilang jika kulit hanya digosok-gosokkan. Jika Bunda kurang tepat dalam mengatasi scabies pada bayi, tungau akan terus berkembang biak dan siklus perkembangan tungau akan terus berlanjut.

Bagaimana Penularan Scabies pada Bayi?
Tungau Sarcoptes scabiei tidak bisa terbang atau melompat, sehingga penularannya scabies pada bayi terjadi melalui dua cara, di antaranya:

Penularan kontak langsung
Scabies pada bayi bisa menular karena kontak langsung dengan penderita scabies lainnya, seperti pegangan tangan dalam waktu yang lama. Namun, kontak fisik yang singkat, seperti memegang tangan sebentar atau memeluk si Kecil hanya berpotensi kecil menularkan tungau scabies.

Penularan kontak tidak langsung
Meski jarang, tungau scabies pada bayi juga bisa menular melalui kontak tidak langsung, misalnya ketika si Kecil menggunakan handuk penderita scabies atau satu tempat tidur dengan penderita scabies. Hal ini dapat terjadi karena tungau bisa menetap selama 2-3 hari di benda tersebut.

Semua orang memang ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini, namun bayi merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk tertular. Salah satu penyebabnya karena sistem imun tubuh bayi masih belum sempurna, sehingga lebih mudah untuk terserang penyakit.

Apa Saja Gejala Scabies pada Bayi?
Scabies pada bayi biasanya baru muncul setelah 3 minggu terjadinya infeksi akibat masa inkubasi tungau tersebut. Kecuali jika si Kecil sudah pernah terinfeksi sebelumnya, maka gejala scabies jauh lebih cepat muncul hanya dalam hitungan hari.

Baca Juga:  Petik Mangga, Bukan Sekadar Sesi Foreplay

Menurut American Academy of Pediatrics, gejala scabies pada bayi bisa dilihat dari beberapa tanda berikut ini:

Ruam bintik-bintik menyerupai jerawat yang membentuk garis, atau juga dapat berupa lepuhan kecil dan bersisik.
Selain seperti jerawat, bisa juga muncul gejala bintik-bintik merah di kulit dan di dalamnya seperti berisi air. Biasanya bintik merah ini menyebar luas ke bagian tubuh lainnya.
Bagian kulit yang terkena scabies biasanya terlihat melepuh.
Kulit di area scabies terlihat menebal, berkerak, dan rentan terkena iritasi.
Si Kecil merasa tidak nyaman di malam hari akibat rasa gatal yang bertambah parah.
Scabies pada bayi umumnya muncul di area kepala, wajah, leher, telapak tangan, dan telapak kaki.

Bagaimana Cara Mengatasi Scabies pada Bayi?
Selain mengganggu kenyamanan, scabies pada bayi juga bisa berbahaya. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui cara mengatasi scabies pada bayi dengan lebih awal. Ternyata scabies termasuk penyakit kulit yang sebaiknya harus ditangani oleh dokter.

Untuk itu, Bunda perlu segera membawa si Kecil ke dokter jika melihat gejala-gejala di atas. Selain scabies, keluhan di atas juga bisa jadi penyebab kondisi kulit lain lho, sehingga Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter.

Nantinya dokter akan membantu menemukan penyebab pasti sekaligus menentukan penanganan yang tepat untuk si Kecil. Jika si Kecil telah melakukan kontak erat dengan penderita scabies, segera bawa si Kecil ke dokter meski belum ada gejala yang muncul di kulit. Pemeriksaan dan penanganan lebih awal bisa membantu meredakan gejala yang mungkin muncul di kemudian hari.

Apakah Scabies pada Bayi Bisa Dicegah?
Jawabannya bisa ya, Bu. Cara paling ampuh untuk mencegah scabies pada bayi yaitu dengan menjaga si Kecil agar tidak terpapar tungau Sarcoptes scabiei, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa upaya yang bisa Bunda lakukan untuk menghindari penyebaran scabies pada bayi, di antaranya:

Baca Juga:  Kenali dan Pahami Kemampuan Sensori Bayi Usia 6 Bulan

Jaga kebersihan tubuh si Kecil, tubuh Bunda, dan anggota keluarga yang sering kontak erat dengan si Kecil.
Bersihkan sprei, pakaian, handuk, dan barang pribadi lainnya menggunakan sabun dan air hangat, kemudian keringkan di udara yang panas.
Bungkus barang yang berpotensi terpapar tungau tetapi tidak bisa dicuci dengan plastik, kemudian letakkan di tempat yang jauh dari jangkauan.
Hindari berbagi tempat tidur, pakaian, dan handuk dengan orang lain.
Bersihkan tempat tidur, lantai, karpet, sofa, kamar tidur, alas kaki, dan area lainnya di rumah dengan desinfektan secara rutin.
Jaga kelembapan ruangan dengan memastikan sirkulasi udaranya lancar.

Menjaga kesehatan kulit si Kecil memang penting dan Bunda juga harus memantau kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil secara keseluruhan. Supaya sistem imun tubuh si Kecil tetap terjaga, pastikan ia mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Untuk bayi berusia 7-12 bulan, Bunda perlu menyeimbangkan antara MPASI yang bernutrisi dengan asupan ASI secara rutin.

Namun jika ASI dirasa tidak cukup, Bunda bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Bunda bertanya susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya Bu!


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com