Si Kecil Suka Makan Upil!
Kebiasaan mengorek kotoran hidung ternyata tidak hanya sering dilakukan oleh orang dewasa seperti kita, namun juga pada si Kecil. Jika hal tersebut dilakukan di tempat tertutup, seperti di rumah atau di sekolah, mungkin masih bisa dimaklumi. Akan tetapi, bila ia sering mengorek kotoran hidung di tempat umum dan bahkan memakannya, tentu hal tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus.
Sebagai orangtua, tentu kita ingin melindungi si Kecil dari kebiasaan yang tidak baik ini. Namun, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai cara mengatasi kebiasaan ini, ada baiknya kita memahami alasan mengapa si Kecil suka makan upil.
Kebiasaan mengorek hidung dan memakan upil sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi pada anak-anak usia balita. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Rasa ingin tahu yang tinggi
Pada usia ini, si Kecil sedang dalam masa eksplorasi dan penasaran dengan segala hal di sekitarnya. Ia ingin mencicipi dan mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di dekatnya, termasuk kotoran hidungnya sendiri.
2. Ketidaknyamanan pada hidung
Ketika si Kecil merasa ada sesuatu yang mengganggu di hidungnya, seperti lendir atau kotoran hidung, ia mungkin merasa tidak nyaman. Makan upil adalah salah satu cara untuk menghilangkan rasa tidak nyaman tersebut.
3. Imitasi dari orang dewasa
Anak-anak pada usia ini cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya. Jika mereka melihat orang dewasa mengorek hidung atau bahkan memakan upil, mereka mungkin akan menirunya.
Meskipun kebiasaan ini umum terjadi pada anak-anak usia balita, bukan berarti kita sebagai orangtua bisa mengabaikannya begitu saja. Mengorek hidung dan memakan upil dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti:
1. Infeksi
Ketika si Kecil mengorek hidung dan memakannya, ia dapat mengintroduksi bakteri atau virus ke dalam tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atau bahkan infeksi lainnya.
2. Gangguan pencernaan
Memakan kotoran hidung dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan si Kecil. Kotoran hidung mengandung bakteri dan virus yang tidak sehat untuk dikonsumsi.
3. Dampak psikologis
Kebiasaan mengorek hidung dan memakan upil juga dapat berdampak pada perkembangan psikologis si Kecil. Ia mungkin menjadi bingung atau malu ketika melihat reaksi negatif dari orang di sekitarnya.
Karena itu, sebagai orangtua, kita perlu mengambil langkah untuk mengatasi kebiasaan ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Beri pengertian secara baik-baik
Penting bagi kita sebagai orangtua untuk memberikan pengertian kepada si Kecil tentang mengapa kebiasaan ini tidak baik. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami olehnya. Beri tahu bahwa mengorek hidung dan memakan upil dapat membuatnya jatuh sakit atau mendapatkan masalah kesehatan lainnya.
2. Ajarkan cara membersihkan hidung dengan benar
Beri tahu si Kecil cara yang benar untuk membersihkan hidungnya. Ajarkan cara menggunakan tisu atau sapu tangan untuk membersihkan lendir atau kotoran hidung yang ada. Beri penghargaan ketika ia berhasil membersihkan hidungnya dengan benar.
3. Arahkan minatnya pada kegiatan lain
Bila si Kecil sering mengorek hidung dan memakannya karena bosan atau tidak ada kegiatan lain, cobalah untuk mengalihkan minatnya pada kegiatan lain yang lebih positif dan menarik. Beri dia buku, mainan, atau aktivitas yang bisa menarik perhatiannya.
4. Berikan contoh yang baik
Sebagai orangtua, kita harus memberikan contoh yang baik bagi si Kecil. Jika kita ingin mengajarkan kebiasaan yang baik, seperti menjaga kebersihan dan tidak mengorek hidung di tempat umum, kita harus melakukannya terlebih dahulu.
5. Jaga kebersihan lingkungan
Selain mengajarkan si Kecil tentang kebersihan diri sendiri, kita juga perlu menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya. Pastikan tempat-tempat umum yang sering ia kunjungi, seperti sekolah atau tempat bermain, selalu bersih dan higienis.
Dalam mengatasi kebiasaan si Kecil yang suka makan upil, kita perlu sabar dan konsisten. Tidak ada metode instan yang dapat mengubah kebiasaan buruk menjadi baik dalam waktu singkat. Tetaplah memberikan pengertian dan memberikan contoh yang baik, serta tetap menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Jika kebiasaan ini terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari si Kecil, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter atau ahli psikologi anak. Mereka dapat memberikan saran dan solusi yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi si Kecil.
Ingatlah bahwa setiap anak memiliki perkembangan dan karakteristik yang berbeda. Jadi, tidak ada metode yang bisa menjadi jaminan kesuksesan dalam mengatasi kebiasaan ini. Yang terpenting adalah memberikan dukungan dan pengertian kepada si Kecil, serta tetap bersabar dalam proses mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang lebih baik.
Sebagai orangtua, kita memiliki peran yang penting dalam membentuk kebiasaan dan perilaku anak-anak kita. Dengan memberikan contoh yang baik dan memberikan pengertian yang benar, kita dapat membantu si Kecil untuk tumbuh menjadi anak yang sehat dan memiliki kebiasaan yang baik.
Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi kebiasaan si Kecil yang suka makan upil. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan bagi Anda sebagai orangtua. Terima kasih telah membaca!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com