Si Kecil Suka dan Selalu Bertanya: Peran Orang Tua dalam Menjawab Pertanyaan Anak
Pengenalan
Setiap orang tua pasti pernah mengalami momen di mana anaknya selalu bertanya dan ingin tahu tentang segala hal. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh si Kecil seringkali tampak tak ada habisnya. Terkadang, sebagai orang tua, kita mungkin merasa kesal atau lelah karena harus menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Namun, sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan ini adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai orang tua.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa anak kita memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sedang dalam proses belajar. Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, anak-anak bisa mengembangkan kecerdasan mereka dan memperoleh pengetahuan baru. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk memperlakukan pertanyaan-pertanyaan ini dengan serius dan memberikan jawaban yang memadai.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang peran orang tua dalam menjawab pertanyaan anak-anak. Kita akan membahas berbagai strategi yang dapat digunakan oleh orang tua untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan si Kecil dengan bijak dan efektif. Mari kita mulai dengan melihat contoh percakapan antara seorang ibu dan anaknya.
Contoh Percakapan
Bunda : “Jeni, ayo dimakan wortelnya.”
Jeni: “Aku tidak suka wortel. Kenapa aku harus makan wortel?”
Bunda : “Wortel akan membuat kamu sehat.”
Jeni: “Mengapa makan wortel sehat?”
Bunda: “Karena banyak vitaminnya.”
Jeni: “Apa itu vitamin?”
Bunda: “Aduuh..udah deh dimakan aja ya wortelnya!”
Jeni: “Tapi kenapa aku harus makan wortel?”
Bunda : “Karena Bunda memintanya, ok?”
Dalam contoh percakapan di atas, si Kecil, Jeni, bertanya mengapa ia harus makan wortel. Bunda kemudian menjawab bahwa makan wortel akan membuatnya sehat. Namun, Jeni masih penasaran dan bertanya apa itu vitamin. Bunda, yang mungkin merasa kesal atau tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan tersebut, akhirnya mengakhiri percakapan dengan meminta Jeni untuk memakan wortel karena ibu memintanya.
Dalam situasi seperti ini, sebagai orang tua, kita harus mencoba mengubah persepsi kita terhadap pertanyaan-pertanyaan anak-anak. Sebagai gantinya, kita harus melihat pertanyaan-pertanyaan ini sebagai peluang untuk memberikan pengetahuan baru kepada anak kita. Dalam hal ini, Bunda dapat menjawab pertanyaan Jeni dengan cara yang lebih efektif, seperti yang akan kita bahas selanjutnya.
Strategi Menghadapi Pertanyaan Anak
1. Tunda menjawab pertanyaan sampai waktunya lebih nyaman
Ketika anak-anak bertanya, mereka seringkali menginginkan jawaban segera. Namun, sebagai orang tua, kita tidak harus memenuhi keinginan mereka secara instan. Terutama untuk pertanyaan yang sulit dijawab, kita dapat menunda menjawab pertanyaan tersebut hingga kita memiliki waktu yang lebih nyaman untuk mempelajari pertanyaan tersebut dan mempersiapkan jawabannya.
Misalnya, dalam contoh percakapan di atas, saat Jeni bertanya mengapa ia harus makan wortel, Bunda bisa menjawab, “Bunda tahu, Jeni tidak suka wortel. Tetapi Bunda tidak mau berdebat saat makan. Nanti Bunda jelaskan setelah makan.” Dengan memberikan penjelasan ini, Bunda memberikan harapan kepada Jeni bahwa pertanyaannya akan dijawab, namun pada saat yang lebih tepat.
2. Jangan takut untuk mengatakan “Tidak tahu”
Terkadang, sebagai orang tua, kita kesulitan menjawab semua pertanyaan anak-anak, terutama jika pertanyaan tersebut berkaitan dengan hal-hal yang di luar pengetahuan kita. Dalam situasi seperti ini, kita harus jujur kepada anak-anak bahwa kita tidak tahu jawabannya.
Misalnya, ketika Jeni bertanya tentang apa itu vitamin, Bunda bisa menjawab, “Wah pertanyaannya bagus sekali. Tapi Bunda tidak tahu pasti. Nanti kita cari jawabannya bersama-sama.” Dengan mengatakan “Tidak tahu” dan menawarkan untuk mencari jawabannya bersama-sama, kita memberikan contoh yang baik kepada anak kita bahwa tidak ada yang salah dengan tidak mengetahui sesuatu, asalkan kita bersedia untuk belajar dan mencari tahu.
3. Jawablah dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami anak
Saat menjawab pertanyaan anak-anak, kita harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan pemahaman mereka. Penjelasan yang sederhana dan menarik akan membuat anak-anak lebih mudah memahami apa yang kita katakan. Selain itu, kita juga dapat menggunakan contoh atau analogi yang relevan agar anak-anak dapat mengaitkan penjelasan dengan pengalaman mereka sendiri.
Misalnya, ketika Bunda menjawab pertanyaan Jeni tentang apa itu vitamin, Bunda bisa menjelaskan, “Vitamin adalah bagian dari makanan yang berguna untuk membantu kamu agar tetap sehat dan kuat. Nah, bukankah kamu ingin tetap sehat dan kuat agar bisa tetap sekolah dan bermain?” Dengan memberikan penjelasan yang sederhana dan relevan dengan kehidupan sehari-hari Jeni, Bunda membantu Jeni untuk lebih memahami konsep vitamin.
4. Dengarkan dengan penuh perhatian dan hormati
Ketika anak-anak bertanya, kita harus mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan hormat. Kita harus menghargai rasa ingin tahu mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk berbicara dengan bebas. Dengan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian, kita juga dapat memahami kebutuhan mereka dan memberikan jawaban yang sesuai.
Misalnya, ketika Jeni bertanya mengapa ia harus makan wortel, Bunda dapat menjawab, “Jeni, pertanyaanmu sangat bagus. Bunda mengerti bahwa kamu tidak suka wortel, tetapi wortel mengandung banyak vitamin yang baik untuk tubuh kita. Makan wortel akan membantu kita tetap sehat dan kuat. Apakah kamu mau mencobanya?” Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai keingintahuan Jeni, Bunda juga memberikan kesempatan bagi Jeni untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya.
5. Ajak anak untuk mencari jawabannya sendiri
Selain memberikan jawaban langsung kepada anak-anak, kita juga dapat mengajak mereka untuk mencari jawabannya sendiri. Ini dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan penelitian dan belajar mandiri. Kita dapat memberikan mereka buku-buku atau sumber daya lain yang sesuai dengan pertanyaan mereka, atau mengarahkan mereka ke situs web atau aplikasi yang menyediakan informasi yang dapat diandalkan.
Misalnya, ketika anak-anak bertanya tentang sesuatu yang kita tidak tahu, kita dapat mengatakan, “Itu pertanyaan yang menarik. Mengapa kita tidak mencari jawabannya di buku atau di internet? Kita bisa belajar bersama-sama.” Dengan mengajak anak-anak untuk mencari jawabannya sendiri, kita memberikan mereka kesempatan untuk belajar secara mandiri dan membangun keterampilan penelitian yang penting.
Kesimpulan
Pertanyaan-pertanyaan anak-anak adalah anugerah yang diberikan kepada kita sebagai orang tua. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus mengubah persepsi kita dan melihatnya sebagai kesempatan untuk memberikan pengetahuan baru kepada anak-anak. Dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat menggunakan berbagai strategi, seperti menunda menjawab pertanyaan, mengakui ketidaktahuan kita, menjawab dengan kalimat sederhana, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan mengajak anak-anak untuk mencari jawabannya sendiri.
Dengan menggunakan strategi-strategi ini, kita dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan kecerdasan mereka, memuaskan rasa ingin tahu mereka, dan memperoleh pengetahuan baru. Selain itu, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan anak-anak dengan bijak dan efektif, kita juga membangun hubungan yang lebih baik dengan mereka dan memberikan contoh yang baik sebagai orang tua. Jadi, jangan takut atau merasa kesal dengan pertanyaan-pertanyaan si Kecil yang tak ada habisnya. Jadikanlah momen ini sebagai kesempatan untuk tumbuh bersama anak-anak kita dan memberikan mereka pengetahuan yang berharga.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com