Pentingnya Mengetahui Kondisi Plasenta Selama Kehamilan
Kehamilan adalah momen yang sangat istimewa bagi setiap perempuan. Selama periode ini, banyak hal yang harus diperhatikan dan dijaga dengan baik, termasuk kondisi plasenta. Plasenta atau ari-ari merupakan organ penting yang berfungsi mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu kepada janin. Oleh karena itu, mengetahui kondisi plasenta sedini mungkin sangatlah penting, agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjaga kesehatan ibu dan janin.
Salah satu kondisi yang sering menjadi ketakutan bagi perempuan hamil adalah plasenta previa. Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh bagian mulut rahim. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius selama kehamilan dan proses persalinan. Banyak perempuan yang mengira bahwa kehamilan dengan plasenta previa selalu berujung pada persalinan sesar. Namun, sebenarnya tidak semua kasus plasenta previa memerlukan operasi sesar. Ada beberapa kasus di mana plasenta dapat berpindah posisi menjelang persalinan, sehingga memungkinkan ibu melahirkan secara normal.
Namun, jika plasenta previa tidak berubah posisi hingga menjelang persalinan, maka operasi sesar akan menjadi pilihan yang lebih aman untuk ibu dan janin. Plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi perempuan hamil untuk mengetahui kondisi plasenta sedini mungkin, agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan menghindari komplikasi yang lebih serius.
Plasenta previa biasanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada usia kehamilan di atas 28 minggu. Namun, ada juga beberapa kasus di mana plasenta previa baru terdeteksi saat menjelang persalinan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perempuan hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala, agar dapat memantau perkembangan plasenta dan kondisi kesehatan ibu dan janin.
Menurut dr. N.K. Yeni Dhana Sari, SpOG, seorang ahli ginekologi dan obstetri, plasenta previa dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pasca-persalinan. Oleh karena itu, perempuan hamil dengan plasenta previa perlu lebih berhati-hati dan memperoleh perawatan yang tepat. Dr. Yeni juga mengatakan bahwa perempuan hamil dengan plasenta previa seringkali disarankan untuk istirahat total atau tirah baring, guna membantu menghentikan proses pelepasan plasenta yang terjadi sedikit demi sedikit sebelum waktunya. Dengan istirahat total, otot rahim dapat beristirahat dan risiko perdarahan dapat dikurangi.
Selain plasenta previa, ada juga kondisi plasenta lainnya yang perlu diperhatikan, seperti plasenta letak rendah. Plasenta letak rendah terjadi ketika plasenta terletak dekat dengan mulut rahim. Kondisi ini juga dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya, terutama saat persalinan. Oleh karena itu, perempuan hamil dengan plasenta letak rendah perlu memperhatikan kondisi kesehatan mereka dengan lebih baik.
Mengetahui posisi plasenta yang normal sangatlah penting selama kehamilan. Posisi plasenta yang normal biasanya berada di dinding depan, belakang, atau puncak rahim. Jika plasenta terletak di luar posisi tersebut, seperti dekat dengan mulut rahim atau menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim, maka kondisi plasenta tersebut perlu diwaspadai. Dalam hal ini, perempuan hamil perlu mendiskusikan kondisi plasenta dengan dokter kandungan mereka dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Selain berfungsi sebagai penghubung antara ibu dan janin, plasenta juga memiliki peran penting lainnya selama kehamilan. Plasenta berfungsi sebagai jembatan yang mengirimkan makanan dan oksigen dari darah ibu kepada janin. Selain itu, plasenta juga membawa kembali karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan janin ke dalam darah ibu. Plasenta juga berfungsi sebagai penahanan terhadap infeksi dan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, kondisi plasenta yang sehat sangatlah penting bagi perkembangan dan kesejahteraan janin selama kehamilan.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa. Salah satunya adalah memiliki sel telur yang melekat sangat rendah di dalam rahim. Selain itu, masalah pada lapisan rahim seperti fibroid atau kondisi lain juga dapat meningkatkan risiko plasenta previa. Wanita yang memiliki parut di dinding uterus akibat kehamilan sebelumnya juga berisiko lebih tinggi mengalami plasenta previa. Kehamilan ganda atau kembar juga dapat meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa.
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan plasenta previa, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dan mengelola kondisi ini. Salah satunya adalah istirahat total atau tirah baring. Dengan istirahat total, proses pelepasan plasenta dapat dihentikan dan risiko perdarahan dapat dikurangi. Selain itu, perempuan hamil dengan plasenta previa juga perlu menjaga pola makan yang sehat, menghindari aktivitas fisik yang berat, dan menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
Sebagai kesimpulan, mengetahui kondisi plasenta selama kehamilan sangatlah penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Plasenta berperan sebagai penghubung antara ibu dan janin, serta berfungsi dalam mengirimkan gizi dan oksigen, membawa kembali sisa-sisa pembuangan janin, serta melindungi janin dari infeksi dan obat-obatan tertentu. Plasenta previa dan plasenta letak rendah adalah dua kondisi plasenta yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Perempuan hamil perlu melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memantau kondisi plasenta mereka dan mengambil langkah-langkah yang tepat jika terjadi masalah. Dengan menjaga kesehatan plasenta, ibu dan janin dapat mengalami kehamilan yang sehat dan aman.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com