Penyebab Ubun-Ubun Bayi Berkedut [Wajib Diwaspadai]
Bunda wajib waspada jika melihat ubun-ubun bayi berkedut. Cari tahu kemungkinan penyebabnya di sini ya.
Mengapa Ubun-ubun Bayi Baru Lahir Berdenyut?
Pada bayi baru lahir, tulang tengkoraknya belum menutup secara sempurna. Ada bagian di kepalanya yang masih belum terlapisi dengan tekstur keras, sehingga terasa lunak dan terkadang terlihat berdenyut. Tulang tengkorak memang tidak langsung terbentuk bulat utuh, Bu. Untuk menyusunnya menjadi utuh diperlukan beberapa gabungan tulang, yaitu dua tulang frontal yang terdiri dari satu tulang occipita dan dua tulang parietal.
Pada bayi, tulang-tulang tersebut belum bertemu secara sempurna, sehingga menyisakan bagian lunak pada titik pertemuannya yang disebut dengan fontanel. Fontanel ini terdiri dari dua, yaitu:
1. Fontanel depan (anterior fontanel): ruang antara tulang parietal dan tulang frontal yang terletak di ubun-ubun bayi.
2. Fontanel belakang (posterior fontanel): ruang antara tulang occipital dan tulang parietal yang terletak di bagian belakang kepala bayi.
Seiring usianya bertambah, fontanel akan menutup sendiri dan akhirnya membentuk bagian keras layaknya tulang tengkorak yang dimiliki orang dewasa.
Fungsi Ubun-ubun pada Bayi
Fontanel atau ubun-ubun terbentuk supaya tengkorak bayi fleksibel sehingga memudahkan proses kelahirannya. Fontanel masih akan terbuka untuk menyesuaikan dengan perkembangan otak bayi di mana otaknya akan berkembang pesat sampai usianya 18 bulan.
Bolehkah Menyentuh Ubun-ubun?
Para Bunda pasti juga menanyakan pertanyaan ini, bolehkah ubun-ubun tersebut disentuh? Karena struktur yang lunak membuatnya terlihat rapuh, sehingga Bunda pun jadi tidak berani untuk menyentuhnya. Saat mencuci rambut atau memegang kepalanya mungkin Bunda secara tidak sengaja sudah menyentuhnya. Namun ternyata tidak mengapa, Bu, sebab ubun-ubun bayi ditutupi oleh lapisan yang kuat untuk melindungi jaringan otak bayi yang ada di dalamnya.
Bunda kadang juga akan melihat ubun-ubun ini berdenyut sebagai tanda adanya aliran darah yang melaluinya. Ubun-ubun berdenyut adalah hal yang normal dan akan berkurang dengan sendirinya seiring pertumbuhan bayi. Denyutan ubun-ubun ini juga seirama dengan detak jantung bayi.
Nantinya fontanel akan tertutup sempurna dan tengkorak bayi akan seutuhnya mengeras. Pada fontanel belakang biasanya sudah hilang saat usia bayi 6 minggu, sedangkan fontanel depan biasanya hilang setelah usia 18 bulan.
Jika Ubun-ubun Menutup Terlalu Cepat
Bunda justru harus waspada jika melihat ubun-ubun bayi tertutup terlalu cepat atau yang disebut dengan craniosynostosis, sebab kemungkinan ia mengalami suatu kondisi tertentu. Kondisi tersebut dapat membawa dampak serius berupa:
1. Bentuk kepala tidak normal
2. Keterbelakangan mental
3. Kebutaan
4. Kejang
5. Menghentikan perkembangan otak
Diperlukan pemeriksaan oleh tenaga medis untuk mengambil langkah selanjutnya. Umumnya dokter akan memberikan resep khusus atau operasi bedah khusus untuk membuka kembali ubun-ubun ini.
Kondisi Ubun-ubun yang Perlu Diwaspadai
Selain mewaspadai kondisi craniosynostosis, Bunda juga perlu waspada jika menemukan kondisi di bawah ini:
1. Ubun-ubun cekung.
Kondisi ini kemungkinan menunjukkan bahwa bayi mengalami dehidrasi dengan tingkat sedang hingga berat. Khususnya jika disertai dengan gejala muntah dan/atau diare. Gejala lainnya saat bayi mengalami dehidrasi adalah tidak responsif, popok cenderung kering, dan tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Jika Bunda menemui kondisi tersebut pada bayi Bunda, jangan ragu untuk memeriksakan bayi ke dokter agar segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan medis.
2. Ubun-ubun terlihat sangat menonjol.
Kondisi ini kemungkinan menjadi tanda adanya infeksi pada otak, trauma, atau terbentuknya cairan di sekitar otak, khususnya jika bayi mengalami panas tinggi atau terlihat mengantuk.
Namun ubun-ubun juga bisa terlihat sedikit menonjol saat ia mengejan agak keras untuk buang air besar karena feses susah keluar atau saat menangis. Kondisi ini masih termasuk normal, asalkan setelah bayi tenang ubun-ubun tersebut kembali normal.
Sudah paham kan, Bu, tentang ubun-ubun berdenyut yang sering dijumpai pada bayi? Jadi Bunda tidak perlu khawatir dan panik bila ubun-ubun bayi terlihat berdenyut, karena hal ini normal terjadi. Jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan bayi ke dokter secara rutin agar tumbuh kembangnya terpantau dengan baik ya, Bu.
Pastikan Bunda terus memberikan si Kecil ASI secara rutin. Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Bunda harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Bunda juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Bunda selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Namun jika Bunda atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Bunda bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Bunda memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com