Kerennya Metode Pendidikan di Jepang


Pendidikan adalah faktor penting dalam membentuk karakter seseorang. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak, di mana pendidikan yang mereka terima akan membentuk karakter mereka ketika dewasa nanti. Salah satu contoh negara yang memiliki banyak karakter positif adalah Jepang. Bangsa Jepang dikenal sangat disiplin, pekerja keras, dan mandiri. Saya sendiri sangat terkesan dengan sikap rakyat Jepang saat menghadapi gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011 lalu. Meskipun berada dalam kondisi terkena musibah, kedinginan, dan kelaparan, rakyat Jepang tidak melakukan penjarahan. Mereka tetap mengantri untuk menerima bantuan dan tetap disiplin, tenggang rasa, sabar, dan berjuang. Sikap ini adalah wujud dari slogan “Gambaru” yang saya kenal dari komik-komik.

Menurut saya, karakter positif yang dimiliki oleh bangsa Jepang ini dapat terbentuk karena adanya sistem pendidikan dan pengasuhan yang baik di negara tersebut. Salah satu metode pendidikan yang diterapkan di Jepang adalah mewajibkan anak-anak usia preschool dan TK untuk berada di daycare (hoikuen) dari jam 7 pagi sampai 7 malam. Dalam seminar yang saya ikuti, seorang narasumber yang merupakan seorang ahli pendidikan Jepang, Sekar W. Prasetya, menjelaskan tentang metode pendidikan ini.

Orangtua di Jepang juga mendapatkan banyak kemudahan dan insentif dalam mendidik anak-anak mereka. Contohnya, ketika memiliki anak, orangtua akan mendapatkan subsidi sebagai orangtua baru. Selain itu, sekolah negeri di Jepang semuanya gratis dan lokasi sekolah anak akan dicarikan yang dekat dari tempat tinggal. Orangtua juga tidak perlu memilih sekolah karena mutu sekolah di seluruh negeri setara. Ketika anak akan dimasukkan ke daycare atau sekolah, orangtua hanya perlu melapor ke kantor kelurahan yang akan mencarikan daycare atau sekolah yang memiliki lowongan.

Baca Juga:  Sekolah Impian, Sekolah Alam Bintaro

Selain itu, orangtua di Jepang juga mendapatkan berbagai cuti yang memudahkan mereka dalam mengurus anak. Mereka mendapatkan cuti melahirkan selama 6 bulan dan juga ada cuti setengah hari khusus untuk menyaksikan performance anak di sekolah. Semua ini difasilitasi oleh pemerintah Jepang, sehingga orangtua tidak perlu menghadapi dilema antara menghadiri acara anak atau urusan kantor.

Salah satu nilai yang paling menonjol dari pendidikan di Jepang adalah penekanan pada kemandirian. Anak-anak di Jepang diajarkan untuk makan sendiri sejak usia 2 tahun, mandi dan merapikan barang-barang pribadi mereka sendiri sejak usia 3-4 tahun. Di sekolah montessori tempat anak saya bersekolah, hal ini juga diterapkan. Anak-anak diajarkan untuk unpacking dan packing barang-barang mereka sendiri, mencuci piring, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tugas kita sebagai orangtua adalah untuk secara konsisten menanamkan sikap-sikap mandiri ini di luar sekolah.

Asupan nutrisi juga menjadi perhatian penting dalam sistem pendidikan di Jepang. Makanan yang disajikan untuk anak-anak diukur hingga hitungan gram dan porsi serat lebih banyak dibandingkan dengan unsur gizi lainnya. Protein yang dikonsumsi oleh orang Jepang didominasi oleh protein nabati, daging putih, dan ikan, sedangkan daging merah hanya diberikan 2 kali dalam seminggu. Makanan ringan yang disajikan juga dipilih yang sehat seperti kukusan atau rebusan seperti ubi jepang, zukini, atau kacang-kacangan. Porsi nasi yang disajikan untuk anak-anak juga lebih sedikit dibandingkan dengan di Indonesia.

Selain itu, pendidikan di Jepang juga memberikan perhatian yang sama terhadap musik dan olahraga seperti yang diberikan untuk materi yang menstimulasi kemampuan kognitif anak. Anak-anak di Jepang diajarkan untuk bermain musik dan berolahraga sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Mereka juga diajarkan aksara Kanji yang cukup sulit, namun anak-anak di Jepang mampu mempelajarinya dengan baik.

Baca Juga:  Ibu, Inilah Beberapa Pertanda Si Kecil Akan Segera Tumbuh Gigi

Dalam menyelesaikan konflik atau menangani kelakuan anak yang salah, guru di Jepang memiliki metode yang sangat baik. Ketika anak digigit oleh teman sekelasnya, guru tidak hanya meminta maaf, tapi juga membuat pertemuan antara orangtua anak yang digigit dengan orangtua murid yang melakukan gigitan tersebut. Guru juga akan melakukan follow up beberapa bulan kemudian untuk menanyakan kabar dan tindakan yang sudah diambil oleh orangtua murid. Guru juga tidak langsung menghakimi kesalahan anak, melainkan mengajak anak berpikir tentang dampak dan konsekuensi dari tindakannya.

Selain itu, guru juga mengajak anak untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri. Mereka tidak menghakimi hasil pemikiran anak, melainkan menghargai proses pemikiran individu anak. Sehingga anak tidak hanya termotivasi untuk mendapatkan jawaban yang benar, namun juga untuk belajar dan melakukan proses berpikir yang baik.

Dari semua paparan tersebut, saya bisa menyimpulkan bahwa untuk membiasakan anak menjadi mandiri, kita sebagai orangtua perlu memberikan kebebasan kepada mereka untuk mencoba, membuat kesalahan, dan belajar. Kita juga perlu mempercayai proses yang sedang dialami oleh anak. Pendekatan yang baik dalam mendidik anak adalah dengan memberikan mereka kesempatan untuk bereksplorasi dan belajar dengan cara yang menyenangkan.

Dalam hal ini, sekolah berbasis montessori adalah pilihan yang baik. Metode pendidikan di sekolah montessori menstimulasi anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan, memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi, dan menghargai proses pemikiran individu anak. Dengan demikian, anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sistem pendidikan di Jepang juga memberikan contoh yang baik dalam menstimulasi anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak di Jepang selalu di-encourage untuk bereksplorasi dan diberikan kesempatan untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri. Mereka juga diajarkan untuk menghargai proses dan membantu anak-anak untuk menjadi mandiri.

Baca Juga:  Bu, Kenali Penyebab dan Ciri-ciri Hamil Kosong

Dalam kesimpulannya, pendidikan yang diterapkan di Jepang memiliki banyak nilai positif yang dapat dijadikan contoh. Metode pendidikan di Jepang menekankan pada kemandirian anak, memberikan perhatian terhadap asupan nutrisi, menstimulasi anak dengan musik dan olahraga, serta mengajarkan anak untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri. Semua ini dilakukan dengan dukungan sistem pendidikan yang baik dan manajemen yang teratur. Oleh karena itu, saya semakin yakin dengan pilihan menyekolahkan anak di sekolah berbasis montessori, karena metode pendidikan yang diterapkan mirip dengan yang ada di Jepang.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com