6 Alasan Kenapa Saya Melarang Anak Saya Berteman dengan Siapa Saja


Berteman dengan siapa saja! Saya sering banget mendengar kalimat seperti ini dan dulu kalimat yang sama juga saya sampaikan ke anak-anak saya. Waktu berlalu, saya menyadari, ini bukanlah saran yang tepat untuk dijalani. Kenapa? Berikut alasannya.

“Berteman itu harus dengan siapa saja ya, nak!”
Ini pesan yang saya dapat dari orang tua dan saya turunkan ke anak-anak. Tentu saja tujuannya mulia, agar anak tidak membeda-bedakan teman berdasarkan latar belakang ekonomi, ras atau agama. Agar memandang semua orang itu sama, nggak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Namun, semakin bertambah tua, melihat anak-anak saya memasuki usia remaja, saya menyadari bahwa pesan yang meminta anak-anak berteman dengan siapa saja rasa-rasanya tidak tepat untuk saya berikan. Dan, ini alasan-alasannya

Kenapa anak-anak saya tidak perlu berteman dengan siapa saja? Ini alasan saya sebagai orang tua

1. Tidak semua teman memberi pengaruh baik

Dalam pengalaman saya berteman, tidak semua lho pertemanan itu memberi dampak positif. Ada banyak pertemanan toksik alias pertemanan yang hanya membuat hidup kita rungsing dan nggak happy. Pertemanan yang lebih banyak negatifnya dibanding positifnya. Kalau sudah seperti ini, apakah masih tepat pesan kita ke anak-anak untuk berteman dengan siapa saja? Tentu tidak. Ajarkan anak untuk memilih teman-teman yang bisa membuat mereka bertumbuh dan berkembang menjadi manusia. Bukan malah sebaliknya.

Penting bagi kita sebagai orang tua untuk membantu anak-anak kami memahami pentingnya memilih teman yang memberikan pengaruh baik dalam hidup mereka. Dalam hidup ini, tidak semua orang memiliki niat baik atau nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai yang kita ajarkan kepada anak-anak kita. Oleh karena itu, anak-anak perlu diajarkan bahwa tidak semua teman yang mereka temui adalah teman yang baik untuk mereka. Mereka perlu belajar memilih teman yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.

2. Agar anak belajar tentang relasi yang sehat seperti apa

Berteman adalah salah satu bentuk hubungan yang anak kita punya sejak mereka kecil. Selain orang tua dan keluarga, hubungan dengan teman bisa menjadi dasar seorang anak melihat bentuk hubungan ke depannya seperti apa. Anak perlu secara diajarkan selektif memilih dengan siapa dia akan berinteraksi dan bersosialisasi. Jika dia bertumbuh di dalam pertemanan yang sehat, pertemanan yang menghargai dia, membuat dia menjadi lebih baik, maka anak belajar bentuk hubungan seperti apa yang ingin dia miliki selanjutnya. Bahwa ada hubungan-hubungan yang kita bisa pilih dengan baik.

Baca Juga:  Bu, Ini Panduan MPASI 7 Bulan yang Tepat untuk Si Kecil

Hubungan sosial yang sehat sangat penting dalam perkembangan anak. Dalam pertemanan yang sehat, anak-anak dapat belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan baik, saling menghargai, dan membangun kepercayaan satu sama lain. Mereka juga dapat belajar bagaimana mengatasi konflik dengan cara yang baik dan membangun hubungan yang harmonis. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk memilih teman yang dapat membantu mereka belajar tentang relasi yang sehat.

3. Bahwa kualitas lebih penting dibanding kuantitas

Semakin tua, lingkaran pertemanan saya semakin sedikit. Berbeda ketika saya masih kecil apalagi di usia remaja, di mana saya berpikir, semakin popular dan semakin banyak teman berarti hidup saya semakin menyenangkan. Saya nggak belajar tentang kualitas seorang teman saat itu. Dan saya tidak mau anak saya berpikiran yang sama dengan saya. Saya ingin, anak-anak belajar bahwa kualitas seorang teman jauh lebih penting dibanding jumlah teman yang mereka punya. Pertemanan yang berkualitas biasanya based on trust dan respek. Berteman dengan mereka yang dipercaya serta menghargai kita, tentu rasanya menyenangkan.

Seiring dengan bertambahnya usia, kita akan semakin menyadari bahwa tidak semua orang yang kita anggap sebagai teman sejati benar-benar memiliki niat baik untuk kita. Oleh karena itu, lebih baik memiliki sedikit teman yang berkualitas daripada memiliki banyak teman yang hanya berteman dengan kita karena kepentingan mereka sendiri. Kualitas pertemanan jauh lebih penting daripada kuantitas.

4. Berbuat baik tak harus menjadi teman kok

Tidak berteman dengan siapa saja bukan berarti saya mengajarkan anak-anak saya untuk bersikap sombong, sok eksklusif atau anti sosial. Kita tetap kok bisa mendidik anak-anak untuk bersikap baik dan respek terhadap semua orang, tanpa anak-anak kita harus berteman dengan orang lain tersebut. Sejujurnya, ini standar yang sama yang kita terapkan di dalam kehidupan dewasa kita, bukan? Sebagai orang dewasa, kita bisa memutuskan untuk tidak berteman dengan semua orang. Di saat kita bersikap sopan dan respek terhadap rekan kerja misalnyna, bukan berarti kita share rahasa hidup kita atau pergi nongkrong bareng mereka, kan?!

Baca Juga:  Variasi Morning Sex untuk Seminggu, Setiap Hari Tetap Semangat!

Sikap baik dan saling menghormati adalah hal yang penting dalam kehidupan sosial. Kita dapat mengajarkan anak-anak kita untuk bersikap baik dan respek terhadap semua orang, tanpa harus berteman dengan semua orang tersebut. Penting bagi anak-anak untuk belajar bahwa mereka dapat berbuat baik kepada semua orang tanpa harus menjalin hubungan pertemanan dengan mereka.

5. Anak juga perlu tahu bahwa tidak semua orang juga mau menjadi teman mereka

Ketika saya mengajarkan anak-anak untuk tidak berteman dengan siapa saja, ini juga menyiapkan mereka di saat mereka menerima penolakan dari orang lain. Bahwa ketika ada anak lain yang tidak mau berteman dengan mereka, it’s okay. Anak lain berhak memilih, dan anak-anak saya pun juga berhak memilih. Kita tidak bisa cocok bergaul dengan semua orang.

Tidak semua orang yang kita temui akan menjadi teman kita, dan itu adalah hal yang wajar. Setiap individu memiliki preferensi dan minat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa tidak semua orang akan tertarik untuk menjadi teman mereka, dan itu bukanlah suatu masalah. Mereka memiliki hak untuk memilih teman-teman yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai mereka.

6. Anak belajar untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat

Ketika anak sudah memilih teman-temannya dan seraya waktu berlalu terjadi ketidak cocokan, ketidakharusan untuk berteman dengan siapa saja membuat anak-anak menyadari bahwa mereka bisa keluar dari lingkungan pertemanan yang sedang mereka jalani. Mereka belajar bahwa mereka bisa salah memilih teman, mereka sadar dan tidak apa-apa untuk keluar demi kenyamanan hidup mereka.

Dalam hidup, tidak semua hubungan pertemanan akan berjalan dengan baik dan harmonis. Terkadang, kita akan mengalami ketidakcocokan atau konflik dengan teman-teman kita. Dalam situasi seperti ini, penting bagi anak-anak untuk belajar bahwa mereka memiliki hak untuk keluar dari hubungan pertemanan yang tidak sehat atau tidak mendukung perkembangan mereka. Mereka tidak perlu merasa terikat dengan teman-teman yang tidak memberikan dampak positif dalam hidup mereka.

Baca Juga:  5 Hal yang Harus Dipatuhi Saat Diet Mayo

It’s okay not to be friends with everybody, we do not  need to feel bad when we don’t click. Karena percayalah nak, hidup terlalu berarti untuk kita habiskan dengan orang banyak yang tidak sepenuhnya memahami kita.

Dalam menentukan pertemanan, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Anak-anak perlu diajarkan untuk memilih teman-teman yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik. Mereka juga perlu memahami bahwa tidak semua orang akan menjadi teman mereka, dan itu bukanlah masalah. Terkadang, keluar dari hubungan pertemanan yang tidak sehat atau tidak mendukung perkembangan mereka adalah langkah yang tepat. Jadi, sebagai orang tua, mari kita bantu anak-anak kita memilih pertemanan yang baik dan sehat untuk mereka.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com