Urusan memiliki anak kedua tidak hanya menjadi persiapan bagi orangtua, tetapi juga bagi si calon kakak. Kesiapan si kakak sangat penting untuk mengurangi kasus persaingan antar saudara di masa depan. Sebagai seorang ibu yang pernah mengalami kehamilan kedua, saya ingin berbagi pengalaman saya saat itu dan memberikan beberapa tips untuk menyiapkan si kakak.
Ketika saya hamil anak kedua, saya mengalami stress yang cukup besar. Kehamilan ini terjadi secara tidak disengaja, karena saya belum merencanakannya. Saya mengingat betapa sulitnya menjalani morning sickness dan pemulihan setelah operasi caesar pada kehamilan pertama. Karena saya terlalu fokus pada kesiapan saya sendiri, saya gagal untuk memperhatikan kesiapan si kakak. Hal ini membuat saya merasa menyesal dan ingin memberikan saran kepada para ibu agar tidak mengalami hal yang sama seperti yang saya alami.
Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang psikolog, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa si kecil sudah siap menjadi kakak. Pertama, anak selalu bertanya tentang adik. Mereka merasa penasaran mengapa teman-teman mereka memiliki adik sedangkan mereka tidak. Mereka juga sering bertanya kapan mereka akan memiliki adik.
Tanda kedua adalah anak sering merasa kesepian dan tidak memiliki teman bermain. Namun, sebagai orangtua, kita harus mengingat bahwa tujuan memiliki anak kedua bukan untuk menjadi teman bagi si kakak. Anak harus sudah mandiri sesuai dengan usianya, seperti mampu makan sendiri, menggunakan toilet, dan membereskan mainan. Mereka juga harus nyaman bermain sendiri tanpa harus didampingi oleh orang lain.
Tanda berikutnya adalah anak mudah beradaptasi dengan perubahan peran. Misalnya, jika biasanya mereka diantar ke sekolah oleh orangtua, tapi tiba-tiba harus diantar oleh ART atau saudara mereka, mereka tidak masalah. Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda di atas, maka orangtua bisa memberikan bantuan dengan melakukan beberapa hal berikut ini.
Pertama, orangtua harus menyiapkan si kakak untuk memiliki keterampilan bantu diri sesuai usianya. Si kakak harus sudah mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Ketika si adik lahir, si kakak tidak akan merasa kehadiran adik membuatnya sulit karena ia sudah mandiri.
Kedua, mulailah bercerita tentang adik sejak adik masih berada di dalam perut ibu. Libatkan si kakak dalam tumbuh kembang adik, seperti berapa usia kehamilan, bentuk adik, dan berat adik. Si kakak juga bisa diajak ketika kontrol ke dokter, menyiapkan kamar bayi, dan memilih baju untuk si bayi.
Selanjutnya, selalu katakan kepada si kakak bahwa meskipun ada adik, rasa sayang orangtua tidak akan pernah berkurang. Jelaskan juga tentang perubahan-perubahan yang akan terjadi, seperti perhatian dari orangtua yang akan terbagi karena harus menjaga adik, atau perubahan pengantar jemput les atau si kakak yang akan mulai tidur sendiri. Hal ini penting agar si kakak tidak merasa tersisih dan dapat mempersiapkan diri menghadapi perubahan tersebut.
Orangtua juga perlu menjelaskan tentang kondisi adik bayi yang masih lemah dan belum bisa melakukan apa-apa. Seluruh anggota keluarga perlu memberikan bantuan pada adik, mulai dari memandikan, menyusui, hingga memilih pakaian untuk adik. Libatkan juga si kakak dalam mengasuh adik.
Jika ada rencana untuk si kakak tidur sendiri, lakukanlah ini sebelum adik lahir agar tidak terlalu mendadak bagi si kakak. Hal ini akan membantu si kakak untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Namun, sebelum memutuskan untuk memiliki anak kedua, kita harus memastikan bahwa kita benar-benar siap, baik secara fisik maupun mental. Kesiapan orangtua sangat penting, karena akan berdampak pada kesiapan si kakak. Jika orangtua atau si kakak belum siap, lebih baik menunda untuk sementara waktu.
Untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, penting untuk menggunakan metode kontrasepsi yang tepat. Salah satu pilihan adalah IUD. IUD adalah alat kontrasepsi yang dapat dipasang dalam rahim dan memiliki jangka waktu perlindungan yang bervariasi, mulai dari 3 hingga 10 tahun. Proses pemasangan IUD juga relatif cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.
Banyak orang yang ragu untuk menggunakan IUD karena khawatir akan membuat hubungan seks menjadi tidak nyaman. Namun, menurut teman saya, penggunaan IUD tidak mempengaruhi kenyamanan hubungan seks.
Setiap orangtua memiliki pilihan yang berbeda dalam menggunakan metode kontrasepsi. Yang terpenting adalah memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan kita. Jika kita belum siap untuk memiliki anak lagi, penting untuk menjaga jarak kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi yang efektif.
Dalam menyiapkan kehadiran anak kedua, kita tidak boleh melupakan kesiapan si kakak. Memberikan perhatian dan persiapan kepada si kakak sangat penting untuk mengurangi persaingan antar saudara di masa depan. Dengan memperhatikan kesiapan orangtua dan si kakak, kita dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com