Family Friday: Ririn Dwi Ariyanti, Batasi Anak Gunakan Gadget


Anak-anak zaman sekarang ini memang tumbuh seiring dengan berkembangnya teknologi. Gadget seperti smartphone, tablet, dan laptop sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Namun, sebagai orang tua, tentu kita harus mempertimbangkan penggunaan gadget oleh anak-anak kita. Apakah kita bisa menjauhkan mereka dari gadget? Jawabannya mungkin tidak bisa. Namun, kita masih bisa mengatur dan membatasi penggunaan gadget oleh anak-anak agar tidak berdampak negatif pada tumbuh kembang mereka.

Sebagai orang tua, saya dan suami menyadari pentingnya digital detox bagi anak-anak kami. Meskipun kami berdua bekerja di media online dan sering menggunakan gadget, kami berusaha keras untuk tidak terlalu bergantung pada teknologi saat di rumah. Kami sepakat bahwa anak-anak hanya boleh memegang gadget saat akhir pekan, dan tentunya dengan pengawasan dari kami. Hal ini kami lakukan agar mereka tetap memiliki waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata.

Ririn Dwi Ariyanti, seorang ibu yang juga membatasi penggunaan gadget oleh anak-anaknya, juga memiliki alasan yang sama dengan kami. Menurutnya, gadget bisa menjadi lawan atau teman bagi anak-anak. Jika mereka terlalu asyik dengan gadget, mereka mungkin akan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, Ririn lebih memilih untuk memberikan mainan berbentuk fisik kepada anak-anaknya agar mereka dapat bermain dan berkomunikasi secara langsung. Ia juga menekankan pentingnya bermain bersama agar anak-anak tidak menjadi terlalu asyik dengan gadget dan kurang peka terhadap lingkungan sosialnya.

Ririn juga membuat jadwal penggunaan gadget untuk kedua anaknya. Misalnya, mereka hanya boleh menggunakan gadget di malam hari atau saat akhir pekan. Hal ini dilakukan agar Ririn dapat mengawasi mereka dengan lebih baik. Sebagai orangtua yang bertanggung jawab, Ririn memilih untuk menjadi lebih bijak dalam membatasi penggunaan gadget oleh anak-anaknya.

Baca Juga:  Memberikan Susu UHT untuk Si Kecil, Perhatikan Hal Ini Lebih Dulu

Selain itu, Ririn juga ingin mengajarkan kepada anak-anaknya tentang pentingnya berbagi. Karena usia kedua anaknya tidak terlalu berbeda jauh, mereka sering kali berebutan mainan. Namun, Ririn melihat ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anaknya tentang pentingnya berbagi dan saling menghormati satu sama lain. Sebagai orangtua yang strict, Ririn sadar bahwa pendidikan yang keras mungkin diperlukan untuk membentuk karakter mereka. Semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikan anak-anaknya.

Ririn juga selektif dalam memilih pekerjaan agar dapat lebih fokus memantau perkembangan anak-anaknya. Jika situasinya memungkinkan, ia bahkan akan membawa anak-anaknya ke lokasi syuting agar dapat tetap memantau mereka. Bagi Ririn, anak-anak adalah prioritas utama dalam hidupnya, dan ia akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa mereka tumbuh dengan baik.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Namun, sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Digital detox adalah langkah yang penting untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya bagi mereka. Dengan mengatur dan membatasi penggunaan gadget, kita dapat memastikan bahwa anak-anak kita tetap memiliki waktu untuk bermain, belajar, dan berinteraksi dengan orang lain secara langsung.

Tentu saja, setiap orang tua memiliki pendekatan yang berbeda dalam menghadapi penggunaan gadget oleh anak-anak mereka. Namun, yang terpenting adalah kesadaran kita akan pentingnya pengaturan dan pengawasan dalam penggunaan gadget. Semua yang kita lakukan adalah untuk kebaikan anak-anak kita.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com