Perubahan Libido Selama Kehamilan
Selama kehamilan, tubuh seorang perempuan mengalami banyak perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah perubahan pada libido atau gairah seksual. Beberapa perempuan mengaku kehilangan selera untuk melakukan hubungan seksual selama kehamilan, sedangkan beberapa yang lain justru merasakan peningkatan gairah seksual yang lebih tinggi dari biasanya.
Seorang sahabat saya pernah bercerita bahwa selama kehamilannya, ia justru merasa lebih nafsuan dan sering kali merasa tergoda untuk melakukan hubungan seksual. “Saat hamil, saya merasa sangat bergairah dan selalu ingin melakukan hubungan seksual. Bahkan, saya yang sering kali meminta suami saya untuk memberikan ‘jatah’ lebih,” cerita sahabat saya dengan tawa.
Ternyata, peningkatan libido pada perempuan hamil ini tidaklah aneh atau tidak normal. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan. Tingkat hormon estrogen dan progesteron pada perempuan hamil meningkat, yang menyebabkan peningkatan aliran darah pada area sensitif wanita. Hal ini secara alami dapat meningkatkan gairah seksual pada perempuan hamil.
Masturbasi sebagai Alternatif
Bagi pasangan yang menjalani long distance marriage atau hubungan jarak jauh, peningkatan libido saat hamil dapat menjadi masalah. Bagaimana cara mengatasi hal ini?
Salah satu alternatif yang aman dan dapat dilakukan adalah masturbasi. Aktivitas ini dianggap aman karena tidak ada risiko penyakit yang bisa ditularkan, seperti saat berhubungan seksual dengan orang lain. Selain itu, masturbasi juga dapat memberikan kepuasan seksual ketika perut semakin membesar dan hubungan seksual penetrasi menjadi sulit dilakukan.
Namun, tidak sedikit perempuan yang merasa ragu atau khawatir untuk melakukan masturbasi saat hamil. Mereka mungkin bertanya-tanya apakah masturbasi saat hamil aman atau dapat membahayakan janin. Terlebih lagi, masih banyak mitos dan stigma yang berkaitan dengan aktivitas masturbasi. Hal ini membuat banyak pertanyaan muncul di kalangan perempuan hamil.
Konsultasikan dengan Dokter Kandungan
Untuk memastikan apakah masturbasi saat hamil aman atau tidak, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Setiap kehamilan memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Namun, pada dasarnya, masturbasi saat hamil dianggap aman dan boleh dilakukan oleh ibu hamil. Hal ini dikonfirmasi oleh dr. Gorga I. V. W. U, SpOG, seorang dokter kandungan. “Perempuan yang sedang hamil masih boleh melakukan masturbasi. Aktivitas ini aman,” kata dr. Gorga.
Masturbasi sebenarnya adalah tindakan yang alami dan normal, baik dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Bagi perempuan hamil dengan kondisi kehamilan yang sehat dan berisiko rendah, masturbasi dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan meredakan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kehamilan.
Kontraksi Braxton Hicks
Meskipun masturbasi saat hamil umumnya aman, beberapa perempuan mungkin mengalami kontraksi Braxton Hicks setelah mengalami orgasme. Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi palsu yang terjadi pada ibu hamil. Kontraksi ini tidak teratur dan tidak menyakitkan, namun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
Kontraksi Braxton Hicks biasanya dimulai sejak trimester kedua kehamilan dan menjadi lebih sering terjadi selama trimester ketiga. Selama kontraksi ini, otot rahim akan menegang selama 30 hingga 60 detik dan dapat berlangsung hingga dua menit. Meskipun tidak menyakitkan, kontraksi ini dapat menjadi lebih sering dan intens menjelang tanggal jatuh tempo.
Batasan-batasan dalam Melakukan Masturbasi Saat Hamil
Meskipun masturbasi saat hamil umumnya aman, ada beberapa kondisi kehamilan yang membuat perempuan sebaiknya menjauhkan diri dari aktivitas ini. Beberapa kondisi tersebut antara lain:
1. Mengalami tanda-tanda persalinan prematur, seperti kontraksi yang teratur dan memburuk, pendarahan vagina, atau keluarnya cairan dari vagina.
2. Menderita plasenta previa, yaitu kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim.
3. Mengalami serviks yang tidak kompeten, yaitu kondisi di mana serviks atau leher rahim terbuka terlalu awal selama kehamilan.
4. Mengalami pendarahan vagina yang tidak normal.
5. Memiliki riwayat kehamilan sebelumnya dengan persalinan prematur.
6. Memiliki bayi dengan pertumbuhan terhambat dalam rahim (IUGR).
7. Mengalami kram atau kontraksi yang tidak biasa.
Tanda-tanda ini tidaklah spesifik dan dapat bervariasi pada setiap perempuan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan jika memiliki kondisi yang membuat aktivitas seksual, termasuk masturbasi, perlu dihindari.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, masturbasi saat hamil dapat dilakukan dengan aman oleh perempuan hamil yang memiliki kondisi kehamilan yang sehat dan berisiko rendah. Aktivitas ini dapat memberikan kepuasan seksual, mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan meredakan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kehamilan.
Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan untuk memastikan bahwa masturbasi aman dilakukan. Dokter kandungan dapat memberikan informasi yang akurat dan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Selain itu, perempuan hamil juga perlu memperhatikan batasan-batasan dalam melakukan masturbasi. Jika memiliki kondisi kehamilan yang berisiko tinggi atau mengalami tanda-tanda yang mengindikasikan persalinan prematur, sebaiknya hindari aktivitas seksual, termasuk masturbasi.
Dalam menghadapi perubahan libido selama kehamilan, penting bagi pasangan untuk berkomunikasi dengan baik dan saling mendukung. Menghormati kebutuhan dan kenyamanan masing-masing adalah kunci dalam menjaga keintiman dan kepuasan seksual selama masa kehamilan.
Referensi
– Medical News Today: “How does pregnancy affect your sex drive?” (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322526)
– Dr. Gorga I. V. W. U, SpOG (dokter kandungan)
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com