Bu, Ini Jenis Pemeriksaan di Trimester 3 yang Tak Boleh Terlewat
Kehamilan merupakan masa yang sangat penting dalam kehidupan seorang ibu. Selama sembilan bulan, ibu akan mengalami perubahan fisik dan emosional yang signifikan. Untuk memastikan kesehatan ibu dan janin, pemeriksaan kehamilan rutin sangat diperlukan. Pemeriksaan kehamilan biasanya dilakukan dalam tiga trimester, dengan masing-masing trimester memiliki fokus dan pemeriksaan yang berbeda.
Saat ini, ibu sudah memasuki trimester 3 kehamilan atau berusia antara 28-36 minggu. Trimester ini sering disebut sebagai trimester akhir, karena janin sudah semakin matang dan siap untuk lahir. Namun, meskipun janin sudah semakin besar dan perkembangannya hampir selesai, pemeriksaan kehamilan tetap diperlukan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang perlu ibu jalani selama trimester 3 kehamilan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendeteksi adanya masalah kesehatan yang mungkin timbul. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang tak boleh terlewatkan selama trimester 3 kehamilan:
1. Kadar glukosa/gula darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu mengalami diabetes gestasional atau tidak. Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah ibu meningkat saat hamil. Jika tidak terdeteksi dan tidak diobati, diabetes gestasional dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu dan janin.
2. Skrining streptokokus grup B
Streptokokus grup B adalah bakteri yang dapat hidup di saluran pencernaan dan genital wanita. Bakteri ini tidak berbahaya bagi ibu, tetapi dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, pemeriksaan skrining streptokokus grup B dilakukan pada trimester 3 kehamilan untuk mengetahui apakah ibu membawa bakteri ini. Jika hasil skrining positif, ibu akan diberikan antibiotik saat persalinan untuk mencegah infeksi pada bayi.
3. Monitoring detak jantung bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa janin dalam kondisi baik dan memiliki detak jantung yang normal. Detak jantung bayi yang normal menandakan bahwa janin dalam keadaan sehat dan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat monitor detak jantung bayi yang ditempelkan di perut ibu.
4. Nonstress test
Nonstress test adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memantau aktivitas jantung janin selama istirahat dan aktivitas. Pemeriksaan ini penting dilakukan pada kehamilan berisiko tinggi, seperti pada kehamilan kembar atau pada ibu dengan diabetes atau tekanan darah tinggi. Nonstress test dilakukan dengan merekam detak jantung janin saat ibu beristirahat dan saat janin aktif. Jika detak jantung janin normal, maka kondisi janin dapat dikatakan baik.
5. Tes kontraksi
Tes kontraksi dilakukan untuk mengevaluasi ketahanan janin saat melalui tekanan yang terjadi saat persalinan. Tes ini dilakukan dengan merangsang kontraksi pada ibu menggunakan oksitosin (pitosin) atau dengan merangsang puting payudara ibu. Selama tes ini, detak jantung janin akan terus dipantau untuk memastikan bahwa janin tidak mengalami kesulitan atau stres yang berlebihan saat kontraksi terjadi.
6. Profil biofisik
Profil biofisik adalah pemeriksaan gabungan antara nonstress test dan USG untuk mengevaluasi kesejahteraan janin secara lebih mendalam. Pemeriksaan ini melibatkan pengamatan detak jantung janin, gerakan janin, kadar cairan amnion, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan kesehatan janin. Profil biofisik biasanya dilakukan pada kehamilan berisiko tinggi atau jika ada indikasi adanya masalah pada janin.
7. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak. Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, sehingga menyebabkan kelelahan dan kesehatan yang buruk. Pemeriksaan darah juga dapat memberikan informasi lain tentang kesehatan ibu, seperti kadar gula darah, kadar zat besi, dan fungsi organ tubuh lainnya.
8. USG (Ultrasonografi)
USG dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin, serta memastikan posisi janin dan plasenta. Pemeriksaan USG juga dapat mengukur jumlah cairan amnion atau ketuban yang ada di sekitar janin. USG trimester 3 kehamilan juga dapat digunakan untuk mengestimasi berat janin dan memastikan bahwa janin berkembang dengan baik.
Selain pemeriksaan rutin di atas, ada juga pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan berdasarkan kondisi kesehatan ibu dan janin. Misalnya, jika ibu memiliki riwayat penyakit tertentu atau jika ada indikasi adanya masalah pada janin. Penting bagi ibu untuk tetap mengikuti semua pemeriksaan yang direkomendasikan oleh dokter atau bidan yang merawatnya.
Selain menjalani pemeriksaan medis, ibu juga perlu menjaga pola makan yang sehat, beristirahat yang cukup, dan menghindari faktor-faktor yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Jika ibu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan ibu dan janin, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau bidan yang merawatnya.
Dalam menghadapi persalinan yang semakin dekat, penting bagi ibu untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan fisik dan emosionalnya. Persiapan yang matang dan dukungan dari keluarga dan tenaga medis akan membantu ibu melewati proses persalinan dengan baik. Semoga ibu dan janin selalu sehat dan diberikan kelancaran dalam setiap langkah perjalanan kehamilan ini.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com