Bila Bayi Kuning, Bolehkah Bunda Menyusuinya?
I. Pengantar
Saat bayi lahir, Bunda pun akan menyambutnya dengan rasa suka cita. Penantian selama 9 bulan, berakhir sudah dengan hadirnya tangisan si Kecil di pangkuan Bunda. Mungkin Bunda akan memperhatikan betapa sempurna dan sehatnya si Kecil. Namun bila Bunda tiba-tiba melihat munculnya perubahan warna kulit si Kecil menjadi kekuningan, Bunda pun akan sedikit cemas mengenai apa yang terjadi dan mulai bertanya-tanya bolehkah si Kecil disusui? Bagaimana nanti dengan pemberian ASInya?
II. Apa itu Jaundice atau Kuning pada Bayi?
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat bayi lahir adalah warna kekuningan pada bayi atau yang dikenal dengan istilah jaundice atau ikterik. Biasanya ikterik akan timbul beberapa hari setelah bayi lahir karena enzim hati yang memecah senyawa dalam darah bernama bilirubin, masih belum matang, sehingga jumlah bilirubin dalam darah melebihi kadar normal.
III. Pentingnya Tetap Menyusui Bayi yang Mengalami Jaundice
Tetap menyusui merupakan hal yang penting saat bayi mengalami jaundice. Dengan tidak menyusui, dapat memperburuk kondisi ikterik dan mengganggu usaha Bunda untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi. Pemberian ASI sesering mungkin merupakan cara terbaik untuk meredakan kondisi ikterik.
IV. Tindakan Medis yang Mungkin Dilakukan
Bila kadar bilirubin melebihi batas normal, mungkin dokter akan meminta Bunda stop menyusui selama 24 jam karena akan dilakukan fototerapi (biasanya dilakukan bila kadar bilirubin lebih dari 15-20 mg). Bila sudah dalam kadar normal setelah 24 jam, Bunda pun dapat langsung kembali menyusui bayi. Fototerapi merupakan terapi yang dilakukan pada bayi dengan ikterik, guna menurunkan kadar bilirubin yang tinggi. Bayi akan diletakkan di dalam inkubator dan diberikan sinar tertentu yang akan diserap oleh kulit bayi. Dengan proses ini, bilirubin akan diubah menjadi bentuk lain agar lebih mudah dikeluarkan lewat air seni dan feses. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari.
V. Memenuhi Kebutuhan Cairan Bayi
Fototerapi dapat meningkatkan kebutuhan cairan pada bayi. Jika bayi dapat menyusu dengan baik, pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Berikan ASI sesering mungkin sekira 8-12 kali per harinya atau lebih. Cara terbaik untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah adalah dengan meningkatkan pemberian makan yang nantinya akan meningkatkan gerakan usus besar, sehingga bilirubin pun bisa keluar.
VI. Menyusui dengan Benar
Berkonsultasi dengan ahli laktasi untuk memastikan bayi dalam posisi yang benar saat menyusui sehingga bayi dapat mendapatkan ASI sesuai yang ia inginkan. Jika suplementasi dianjurkan untuk membantu meningkatkan kalori dan asupan bagi bayi, konsultasikan dengan ahli laktasi untuk menggunakan alat bantu laktasi. Bunda dapat terus memompa ASI tanpa mengganggu produksi ASI atau mengganggu jalinan kasih antara Bunda dan bayi.
VII. Kesimpulan
Dalam kondisi bayi yang mengalami jaundice, penting bagi Bunda untuk tetap menyusui bayi. Dengan menjaga pemberian ASI yang cukup dan berkonsultasi dengan ahli laktasi, Bunda dapat membantu bayi mengatasi jaundice dan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Fototerapi dan tindakan medis lainnya juga dapat membantu menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi. Tetaplah mengikuti petunjuk dan saran dari dokter untuk memastikan kesehatan dan perkembangan bayi yang optimal.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com