Anak yang sedang belajar berjalan seringkali melakukan toe walking atau jalan jinjit sebagai bagian dari proses perkembangan motoriknya. Hal ini merupakan hal yang normal terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 10-18 bulan ketika mereka sedang aktif belajar berjalan. Jalan jinjit dapat membantu anak dalam menjaga keseimbangan tubuhnya saat melakukan gerakan berjalan. Biasanya, kebiasaan jalan jinjit ini akan hilang dengan sendirinya ketika anak sudah mampu berjalan dengan lancar menggunakan telapak kakinya.
Namun, bagaimana jika anak terus menerus berjalan jinjit walaupun sudah lancar berjalan? Apakah ini merupakan tanda adanya kelainan atau gangguan pada anak? Menurut dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo, Surabaya, jalan jinjit pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kebiasaan. Anak-anak yang terbiasa berjalan jinjit mungkin merasa lebih nyaman dengan posisi ini dan terus melakukannya meskipun sudah bisa berjalan dengan normal.
Namun, selain kebiasaan, jalan jinjit juga dapat menjadi tanda adanya kelainan atau gangguan pada anak. Misalnya, kelainan pada telapak kaki seperti flat foot atau telapak kaki datar. Jika anak sering terjatuh saat berjalan atau mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuhnya, maka ada kemungkinan bahwa anak mengalami flat foot. Dalam hal ini, sebaiknya orangtua berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, kelainan pada otot seperti pada cerebral palsy juga dapat menyebabkan anak berjalan dengan jinjit. Cerebral palsy adalah kondisi yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi otot anak. Jika anak terus menerus berjalan jinjit dan memiliki gejala-gejala lain seperti kekakuan otot atau kesulitan dalam melakukan gerakan lain, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Gangguan sensoris juga dapat menjadi penyebab anak terus menerus berjalan jinjit. Gangguan sensoris biasanya terjadi akibat gangguan pada sistem saraf yang mengatur indra dan persepsi anak. Jika anak memiliki masalah dalam merasakan sentuhan atau merespons rangsangan dari lingkungannya, maka hal ini dapat mempengaruhi cara anak berjalan. Dalam hal ini, terapi sensoris mungkin diperlukan untuk membantu anak mengatasi gangguan ini.
Jika anak terus menerus berjalan jinjit walaupun sudah lancar berjalan, sebaiknya orangtua segera berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, jika anak masih berjalan jinjit pada usia 2 tahun, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Terapi yang akan dilakukan sangat tergantung pada penyebab jalan jinjit tersebut. Dokter mungkin akan merekomendasikan fisioterapi untuk melatih otot anak atau terapi sensoris jika gangguannya terletak pada sensoris.
Selain berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak tidak terus menerus berjalan jinjit. Pertama, contohkan pada anak bagaimana berjalan dengan menggunakan telapak kaki yang benar. Ajak anak bermain dengan games yang membutuhkan mereka menapak lantai, misalnya dengan bermain lompat kodok. Selain itu, penting juga untuk memilih sepatu yang nyaman dan pas dengan ukuran kaki anak. Hindari penggunaan sepatu berhak yang dapat mempengaruhi cara anak berjalan.
Dalam proses belajar berjalan, setiap anak memiliki kecepatan dan tahap perkembangan yang berbeda-beda. Sebagai orangtua, tidak perlu terlalu khawatir jika anak masih terus menerus berjalan jinjit pada usia yang sudah lebih lanjut. Namun, jika hal ini terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari anak, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang diperlukan. Ingatlah bahwa perkembangan anak bukanlah perlombaan, melainkan proses yang harus dihormati dan didukung dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com