Keguguran atau abortus adalah kondisi di mana kehamilan mengalami kegagalan sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu. Kondisi ini bisa sangat mengkhawatirkan bagi ibu hamil, karena dapat mengancam nyawa janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui tanda-tanda keguguran yang perlu diwaspadai.
Tanda pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya pendarahan pada vagina. Pendarahan ringan dengan bercak berwarna merah muda atau cokelat biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika pendarahan berwarna merah cerah dan disertai volume yang banyak atau gumpalan berwarna merah muda, ini bisa menjadi tanda keguguran. Selain itu, pendarahan juga bisa disertai dengan nyeri perut yang hebat.
Selain pendarahan, sakit di bagian bawah perut juga bisa menjadi tanda keguguran. Jika ibu hamil mengalami sakit yang menusuk di bagian bawah perut, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada kehamilan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua rasa nyeri di bagian bawah perut merupakan tanda keguguran. Beberapa rasa tidak nyaman pada perut atau perut yang terasa kencang dapat disebabkan oleh pertumbuhan janin.
Tanda keguguran selanjutnya adalah tidak adanya pergerakan janin. Biasanya, gerakan janin akan terasa pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jika ibu hamil tidak merasakan gerakan janin selama beberapa hari, ini bisa menjadi tanda keguguran. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan gerakan janin dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terjadi perubahan yang mencurigakan.
Perubahan tanda kehamilan juga bisa menjadi tanda keguguran. Jika ibu hamil tiba-tiba tidak merasakan mual atau muntah seperti biasanya, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada kehamilan. Namun, perlu diingat bahwa perubahan ini juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti perubahan hormon kehamilan.
Selain itu, keluarnya cairan atau jaringan dari vagina juga bisa menjadi tanda keguguran. Jika ibu hamil mengalami keluarnya cairan atau jaringan dari vagina, sangat penting untuk segera mendapatkan pertolongan medis. Letakkan jaringan yang keluar ke dalam wadah yang bersih dan bawalah ke dokter untuk dianalisis lebih lanjut.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Salah satu faktornya adalah usia ibu saat hamil. Jika ibu hamil berusia di atas 35 tahun, risiko keguguran akan lebih tinggi. Selain itu, penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit ginjal juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Penyakit autoimun seperti lupus dan sindrom antifosfolipid, serta infeksi seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore juga dapat menyebabkan keguguran. Riwayat keguguran sebelumnya juga menjadi faktor risiko keguguran. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menyalahgunakan narkoba juga dapat meningkatkan risiko keguguran.
Jika ibu hamil mengalami keguguran berulang kali, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Pemeriksaan seperti USG transvaginal, pemeriksaan gen, dan tes darah dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil diagnosa yang akurat.
Untuk mencegah keguguran, ibu hamil perlu menerapkan pola hidup sehat. Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil. Konsumsi makanan sehat dan seimbang untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Hindari faktor infeksi penyakit dengan melakukan vaksinasi yang dianjurkan. Selain itu, hindari melakukan olahraga yang berlebihan dan konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan aktivitas fisik yang intens.
Setelah mengalami keguguran, ibu hamil perlu melakukan pemulihan fisik dan emosional. Fisik, ibu hamil perlu memberikan waktu bagi tubuhnya untuk pulih sepenuhnya. Emosional, ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dan pemahaman dari keluarga dan orang terdekat untuk mengatasi rasa sedih dan kehilangan yang mungkin dirasakan.
Dalam beberapa kasus, keguguran tidak dapat dihindari meskipun sudah dilakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk tetap memantau kondisi kehamilan dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. Jika terjadi tanda-tanda keguguran, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan mengetahui tanda-tanda keguguran dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, ibu hamil dapat mengurangi risiko keguguran dan menjaga kesehatan janin dengan lebih baik. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi ibu hamil untuk menjaga kehamilan dengan baik dan menghindari risiko keguguran.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com