Setidaknya ada 10 pertanyaan yang sering ditanyakan anak yang berkaitan dengan pendidikan seksual. Supaya nggak bingung, Mbak Vera Itabiliana, sebagai psikolog anak dan remaja membantu untuk menjawabnya.
Sudah nggak zamannya lagi, ya, kalau kita itu main rahasia-rahasian, nggak mau menjawab pertanyaan anak yang berkaitan dengan pendidikan seksual. Atau malah, masih merasa tabu? Saran saya, sih, sudah nggak perlu ya. Ketika kita merasa tabu, anak justru bisa mencari jawaban di luar rumah, yang belum tentu benar. Lebih parah lagi, akibat ketidaktahuan mereka, akan ada banyak risiko yang bisa didapatkan.
Nggak mau, dong, hal ini terjadi? Soooo…. Nggak usah, deh, tabu atau malu ngomongin pendidikan seksual. Ingat, ini pendidikan seksual, artinya beda hal dengan ngomongin aktivitas seksual.
Memang, sih, menjelaskan pendidikan seksual ini nggak gampang. Meskipun pertanyaan si kecil terkesan sederhana, tapi saat menjelaskannya perlu waktu dan berpikir ulang. Apakah jawabannya sudah tepat? Apakah jawabannya sudah bisa dicerna oleh anak? Intinya, sih, suka bikin lidah saya mau keseleo, hahahaha.
Mbak Vera Itabiliana mengatakan, secara garis besar, ada beberapa poin yang perlu diterapkan saat menjawab pertanyaan dari anak:
Tanya balik: memberi kesempatan kita untuk menenangkan diri, dan supaya kita tahu sudah sejauh mana pengetahuan anak serta supaya kita juga tahu kata atau istilah apa yang bisa kita pergunakan dalam menjelaskan jawaban nanti.
Saat anak mengajukan pertanyaan tentang pendidikan seksual, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menenangkan diri. Kita harus menjaga ketenangan agar bisa memberikan jawaban yang tepat dan tidak tergesa-gesa. Selain itu, dengan menanyakan kembali pertanyaan anak, kita bisa mengetahui sejauh mana pengetahuan anak tentang topik tersebut. Dengan begitu, kita bisa menggunakan kata atau istilah yang sesuai dengan pemahaman anak dalam menjelaskan jawaban nanti.
Terbuka dan jujur; tidak mengarang/berbohong.
Ketika menjawab pertanyaan anak tentang pendidikan seksual, kita harus selalu terbuka dan jujur. Tidak perlu mengarang atau berbohong. Kita harus memberikan jawaban yang sesuai dengan fakta dan kebenaran. Jika tidak tahu jawabannya, lebih baik mengakui dan mencari tahu bersama dengan anak.
Gunakan istilah/nama yang benar. Contoh, bilang saja penis, jangan diganti dengan sebutan ‘burung’.
Dalam menjelaskan pendidikan seksual kepada anak, kita harus menggunakan istilah dan nama yang benar. Misalnya, ketika menjelaskan tentang alat kelamin pria, kita sebaiknya menggunakan istilah penis, bukan menggunakan sebutan yang tidak tepat seperti ‘burung’. Dengan menggunakan istilah yang benar, anak akan lebih mudah memahami dan mengenali bagian tubuh yang dimaksud.
Mulai dari yang umum, berkembang mengerucut mengikuti pertanyaan/komentar anak.
Ketika menjawab pertanyaan anak tentang pendidikan seksual, kita sebaiknya memulai dengan menjelaskan hal-hal yang umum terlebih dahulu. Misalnya, ketika anak bertanya tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan, kita bisa menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan perbedaan tersebut agar ada perbedaan yang jelas antara keduanya. Setelah itu, kita bisa mengikuti pertanyaan atau komentar anak untuk menjelaskan lebih detail sesuai dengan tingkat pemahamannya.
Gunakan bahasa sederhana.
Saat menjelaskan pendidikan seksual kepada anak, kita harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Kita harus menghindari penggunaan istilah atau bahasa yang terlalu teknis atau rumit. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, anak akan lebih mudah memahami apa yang kita jelaskan.
Berikan jawaban secukupnya, tidak lebih atau kurang.
Ketika menjawab pertanyaan anak tentang pendidikan seksual, kita harus memberikan jawaban yang secukupnya. Tidak perlu memberikan penjelasan yang terlalu panjang atau terlalu pendek. Kita harus memberikan informasi yang relevan dan sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jika anak masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut, kita bisa memberikan contoh atau menggambarkan dengan cara yang lebih mudah dipahami.
Gunakan buku, gambar, internet, dll.
Selain memberikan jawaban secara lisan, kita juga bisa menggunakan bantuan buku, gambar, atau internet untuk menjelaskan pendidikan seksual kepada anak. Buku atau gambar dapat membantu anak dalam memahami dan mengingat informasi yang diberikan. Internet juga bisa menjadi sumber informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan anak.
Ganti topik jika anak sudah terlihat puas.
Ketika anak sudah terlihat puas dengan jawaban yang diberikan, kita bisa mengarahkan pembicaraan ke topik lain yang lebih menyenangkan atau menarik bagi mereka. Hal ini dapat membantu mengalihkan perhatian anak dan membuat mereka merasa nyaman.
Akui jika tidak tahu & ajak anak untuk cari tahu bersama.
Jika kita tidak tahu jawaban atas pertanyaan anak tentang pendidikan seksual, kita harus jujur mengakui bahwa kita tidak tahu. Namun, kita bisa menunjukkan sikap proaktif dengan mengajak anak untuk mencari tahu bersama. Kita bisa mencari sumber informasi yang terpercaya atau berkonsultasi dengan ahli dalam bidang tersebut. Dengan melibatkan anak dalam proses mencari jawaban, kita dapat memberikan contoh bahwa penting untuk terus belajar dan mencari pengetahuan baru.
Setelah mencatat poin-poin yang diberikan oleh Mbak Vera, kita sudah memiliki gambaran tentang bagaimana menjawab pertanyaan anak tentang pendidikan seksual. Sekarang, mari kita bahas lebih detail setiap pertanyaan yang sering ditanyakan oleh anak.
Kenapa tempat pipis perempuan dan lelaki berbeda?
Pertanyaan ini sering diajukan oleh anak karena mereka penasaran dengan perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan. Ketika menjawab pertanyaan ini, kita bisa mengatakan bahwa Tuhan menciptakan perbedaan tersebut agar ada perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Namun, kita juga harus memahami bahwa pertanyaan ini mungkin tidak hanya tentang perbedaan fisik, tetapi juga tentang perbedaan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya, anak mungkin bertanya mengapa mereka harus pisah saat buang air kecil dengan orang tua mereka. Dalam hal ini, kita bisa menggunakan pendekatan tanya balik untuk mengetahui lebih jauh alasan di balik pertanyaan anak dan memberikan jawaban yang sesuai dengan pemahaman mereka.
Kenapa aku bisa ada di dalam perut ibu saat ibu hamil? atau Kenapa adik bisa ada dalam perut ibu?
Pertanyaan ini muncul ketika anak mulai menyadari bahwa mereka pernah berada di dalam perut ibu saat ibu hamil atau ketika mereka melihat ibu hamil dan bertanya-tanya bagaimana adik mereka bisa ada di dalam perut ibu. Ketika menjawab pertanyaan ini, kita bisa memulai dengan memberikan penjelasan yang umum seperti bahwa setelah ayah dan ibu menikah, mereka berdoa pada Tuhan untuk diberikan anak. Anak tersebut kemudian ada di dalam perut ibu karena terjadi pertemuan antara sel telur dari ibu dan sel sperma dari ayah yang kemudian tumbuh dan berkembang di dalam perut ibu. Jika anak masih ingin tahu lebih lanjut, kita bisa menjelaskan tentang perkembangan janin selama di dalam perut ibu dengan menggunakan buku atau gambar yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Aku tuh, keluar dari perut mama, bagaimana?
Pertanyaan ini muncul ketika anak mulai menyadari bahwa mereka keluar dari perut ibu saat proses kelahiran. Jawaban atas pertanyaan ini tergantung pada cara kelahiran anak tersebut. Jika anak keluar melalui operasi caesar, kita bisa menjelaskan bahwa mereka keluar melalui operasi tersebut. Jika anak keluar melalui proses kelahiran normal, kita bisa menjelaskan bahwa mereka keluar melalui lubang atau mulut rahim yang terletak dekat dengan lubang pipis ibu. Kita juga bisa menggunakan buku atau gambar untuk membantu menjelaskan kepada anak tentang lokasi lubang tempat mereka keluar.
Kenapa ada orang dewasa yang saling mencium?
Pertanyaan ini muncul ketika anak melihat orang dewasa saling mencium dan penasaran dengan alasan di balik tindakan tersebut. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa orang dewasa saling mencium untuk menunjukkan rasa sayang dan kasih sayang antara mereka. Namun, kita juga harus menekankan bahwa tindakan tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah saling menikah, seperti ayah dan ibu. Dalam menjawab pertanyaan ini, kita juga perlu mempertimbangkan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga dan agama yang dianut.
Kenapa dada bapak berbeda dengan dada ibu yang lebih besar?
Pertanyaan ini muncul ketika anak melihat perbedaan fisik antara dada ayah dan dada ibu. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa ibu memiliki tugas untuk menyusui anaknya, sedangkan ayah tidak. Kita bisa menjelaskan bahwa semua perempuan memiliki dada yang besar karena dada tersebut disiapkan untuk menyusui bayi. Kita juga bisa menjelaskan bahwa bayi belum bisa makan, sehingga mereka hanya bisa minum susu dari ibunya.
Kenapa sih, ibu suka pakai pembalut kecil?
Pertanyaan ini muncul ketika anak melihat ibu menggunakan pembalut saat menstruasi dan penasaran dengan alasan di balik penggunaan pembalut tersebut. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa ibu menggunakan pembalut untuk menampung darah yang keluar dari lubang pipis ibu saat menstruasi. Kita juga perlu menjelaskan bahwa menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh semua wanita dewasa setiap bulan selama beberapa hari. Kita juga bisa menjelaskan bahwa menstruasi adalah hal yang normal dan baik untuk kesehatan ibu.
Mimpi basah itu apa, Bu?
Pertanyaan ini muncul ketika anak laki-laki mulai mengalami mimpi basah dan penasaran dengan apa yang terjadi pada tubuh mereka. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa mimpi basah adalah hal yang sering terjadi pada anak laki-laki yang sudah memasuki masa remaja. Kita juga bisa menjelaskan bahwa mimpi basah menandakan bahwa tubuh mereka sedang mengalami perubahan dan berkembang. Kita juga bisa menjelaskan bahwa setelah mimpi basah, celana mereka mungkin basah karena ada sperma yang keluar. Jika anak bertanya apa yang harus dilakukan setelah mimpi basah, kita bisa mengajak mereka untuk berbicara dengan kita atau ayah mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut.
Setelah mandi, kenapa aku nggak boleh telanjang tapi harus pakai handuk?
Pertanyaan ini muncul ketika anak bertanya mengapa mereka tidak boleh telanjang setelah mandi dan harus memakai handuk. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa setelah mandi, mereka harus memakai handuk untuk melindungi bagian tubuh pribadi mereka. Kita bisa menjelaskan bahwa mereka harus menyayangi tubuh mereka seperti kita menyayangi mereka. Kita juga bisa menjelaskan bahwa bagian tubuh pribadi mereka hanya boleh dilihat oleh mereka sendiri, orang tua mereka terutama ibu, dan dokter dengan ditemani ayah atau ibu.
Menstruasi itu apa? Kenapa perempuan mengalaminya sedangkan lelaki tidak?
Pertanyaan ini muncul ketika anak bertanya tentang menstruasi dan mengapa perempuan mengalaminya sedangkan laki-laki tidak. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa menstruasi adalah proses keluarnya darah dari tubuh wanita yang terjadi setiap bulan. Kita juga bisa menjelaskan bahwa darah tersebut berasal dari sel telur yang tidak dibuahi. Kita perlu menjelaskan bahwa menstruasi adalah hal yang normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita juga perlu mengingatkan anak bahwa laki-laki tidak mengalami menstruasi karena mereka tidak memiliki sel telur.
Onani itu apa?
Pertanyaan ini muncul ketika anak bertanya tentang onani atau masturbasi. Saat menjawab pertanyaan ini, kita bisa menjelaskan bahwa onani adalah perbuatan menyentuh alat kelamin untuk mendapatkan kesenangan. Kita juga perlu menjelaskan bahwa onani tidak dianjurkan dilakukan terlalu sering karena dapat menyebabkan luka pada alat kelamin. Kita juga perlu mengingatkan anak bahwa onani adalah hal yang pribadi dan harus dilakukan dengan rasa hormat dan kebersihan. Kita juga bisa menjelaskan bahwa setiap keluarga memiliki nilai-nilai yang berbeda dalam mengenai hal ini, jadi penting untuk berbicara dengan orang tua mereka jika mereka memiliki pertanyaan lebih lanjut.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kita harus selalu memperhatikan usia dan tingkat pemahaman anak. Kita juga harus mengutamakan penggunaan bahasa yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman mereka. Penting untuk memberikan jawaban yang jujur, terbuka, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga. Selain itu, kita juga harus siap untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan anak dengan sabar dan menghormati.
Dalam menjawab pertanyaan anak tentang pendidikan seksual, kita harus menghindari rasa malu atau tabu. Kita harus menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk membahas topik ini dengan anak-anak kita. Dengan memberikan jawaban yang jujur dan sesuai dengan pemahaman mereka, kita dapat membantu anak-anak memahami dan menghormati tubuh mereka sendiri, serta memahami pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan dalam hubungan interpersonal.
Pendidikan seksual adalah bagian penting dalam pembentukan karakter dan perilaku anak. Dengan memberikan pengetahuan yang benar dan tepat waktu, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan pemahaman yang sehat tentang tubuh, hubungan, dan seksualitas. Selain itu, pendidikan seksual juga dapat membantu mencegah risiko perilaku seksual yang tidak sehat atau berbahaya.
Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak-anak kita. Kita harus siap untuk menjawab pertanyaan mereka dengan sabar dan menghormati. Kita juga harus aktif dalam mencari sumber informasi yang terpercaya dan terus belajar tentang pendidikan seksual agar dapat memberikan jawaban yang akurat dan berdasarkan fakta kepada anak-anak kita.
Dalam menjalankan peran sebagai orang tua, kita juga dapat bekerja sama dengan sekolah atau lembaga pendidikan lainnya untuk menyediakan program pendidikan seksual yang komprehensif dan terintegrasi. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan seksual yang sehat dan positif bagi anak-anak kita.
Dalam menghadapi pertanyaan anak tentang pendidikan seksual, kita harus ingat bahwa pendidikan seksual bukan hanya tentang memberikan informasi tentang tubuh dan reproduksi, tetapi juga tentang mengembangkan pemahaman yang sehat tentang hubungan, seksualitas, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Dengan memberikan pendidikan seksual yang tepat, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab, dan mampu mengambil keputusan yang baik dalam kehidupan mereka.
Sebagai orang tua, mari kita bersiap dan terbuka dalam menjawab pertanyaan anak tentang pendidikan seksual. Mari kita berkomunikasi dengan anak-anak kita secara terbuka dan jujur, dan mari kita memberikan mereka pengetahuan yang benar dan sesuai dengan usia mereka. Dengan melakukan hal ini, kita dapat membantu anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang sehat, bertanggung jawab, dan mampu menjalani kehidupan yang bahagia dan bermakna.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com