Menua dan Dewasa: Garis Tipis yang Memisahkan
1. Patah Hati dan Kesiapan Menjadi Dewasa
Kisah teman saya yang patah hati pada usia 40-an membuat saya berpikir tentang pentingnya sikap dan pemikiran yang dewasa. Patah hati bukanlah masalah yang hanya dialami oleh orang muda, namun juga bisa terjadi pada siapapun, termasuk mereka yang sudah berusia lanjut. Teman saya ini sangat terpukul oleh patah hati yang dialaminya, hingga mengganggu kehidupannya secara keseluruhan. Ia sulit berkonsentrasi dalam pekerjaannya, penampilannya menjadi berantakan, dan ia tampak pucat dan kurang bersemangat.
Ketika kami mencoba memberikan masukan dan saran untuk membantu mengatasi patah hatinya, ia justru menolak dengan sewot. Ia merasa bahwa kami tidak paham dan tidak sepemikiran dengan dirinya. Meskipun memang kami tidak sepemikiran dengannya, kami tetap memberikan saran yang kami pikir bisa membantunya. Namun, sulit bagi teman saya ini untuk menerima saran tersebut.
Saya berharap bahwa dengan usia yang tidak muda lagi, teman saya ini bisa berpikir jernih dan mengatasi patah hatinya dengan lebih baik. Namun, ternyata usia tidak bisa menentukan sejauh mana seseorang menjadi dewasa. Usia 40-an bukanlah jaminan bahwa seseorang sudah dewasa dan paham tanggung jawabnya. Paham akan prioritas dan skala kepentingan bukanlah hal yang otomatis dimiliki oleh seseorang hanya karena usianya.
2. Menua dan Dewasa: Dua Hal yang Berbeda
Banyak orang beranggapan bahwa menua dan dewasa adalah hal yang sama, karena keduanya ditandai dengan bertambahnya usia. Namun, sebenarnya menua dan dewasa adalah dua hal yang berbeda. Menua adalah proses penuaan fisik dan pikiran yang terjadi seiring bertambahnya usia. Sedangkan dewasa adalah kemampuan untuk memiliki pola pikir yang matang dan bertanggung jawab atas tindakan yang diambil.
Menua belum tentu berarti sudah dewasa. Ada banyak orang yang sudah menua namun belum dewasa dalam cara berpikir dan bertindak. Sedangkan ada juga orang yang masih muda namun sudah memiliki kedewasaan yang tinggi. Kedewasaan bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan secara instan, melainkan sebuah proses pembelajaran yang membutuhkan waktu.
Masih banyak orang yang belum menyadari bahwa kedewasaan tidak dilihat dari usia saja. Ada orang yang sudah berusia lanjut namun masih memiliki pola pikir yang tidak matang dan tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, ada juga orang yang masih muda namun sudah memiliki pola pikir dan tanggung jawab yang baik. Kedewasaan sejatinya adalah hasil dari kemampuan individu untuk belajar, tidak egois, dan mengerti skala prioritas dalam hidup.
3. Membangun Kedewasaan
Dalam perjalanan hidup, kita semua akan mengalami berbagai tantangan dan cobaan. Patah hati hanyalah salah satu contoh dari tantangan tersebut. Bagaimana kita menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut menentukan sejauh mana kita telah menjadi dewasa.
Pada saat ini, di usia yang cukup matang ini, kita harus mampu mengendalikan diri dan berpikir sebelum bertindak. Kita harus mampu menerima kritik dengan lapang dada dan tidak menyalahkan orang lain atas kegagalan yang kita alami. Kita harus mampu mencari solusi atas masalah yang kita hadapi dan tidak bergantung pada orang lain untuk mengatasinya.
Semua ini adalah bagian dari proses untuk menjadi pribadi yang dewasa. Kita harus memiliki kemampuan dan keinginan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Kita harus memiliki pikiran yang terbuka dan mau menerima masukan dari orang lain. Kita harus memiliki keinginan untuk belajar dari setiap pengalaman dan terus berkembang.
Tidak ada jaminan bahwa semua ini akan mudah. Namun, jika kita memiliki keinginan dan komitmen yang kuat, kita pasti bisa mengubah diri kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kita harus mengubah stigma bahwa usia adalah penentu kedewasaan. Kita harus mengubah persepsi bahwa dewasa adalah sesuatu yang tidak bisa dicapai. Kita harus siap untuk berproses dan terus belajar sepanjang hidup.
4. Menjadi Pribadi yang Dewasa
Menjadi pribadi yang dewasa adalah tanggung jawab kita sendiri. Kita tidak bisa mengharapkan orang lain untuk mengubah kita menjadi dewasa. Kita harus memiliki keinginan dan kemauan yang kuat untuk mengubah diri kita sendiri.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan memperbaiki pola pikir kita. Kita harus belajar untuk berpikir secara matang dan tidak egois. Kita harus belajar untuk bertanggung jawab atas semua tindakan yang kita ambil. Kita harus belajar untuk memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita.
Selain itu, kita juga harus belajar untuk mengerti lingkungan kita dan menghargai orang lain. Kita harus belajar untuk mengerti mana situasi yang membutuhkan ke seriusan dan mana situasi yang memungkinkan kita untuk bersenang-senang. Kita harus belajar untuk menjadi pribadi yang bisa menghadapi segala macam situasi dengan kepala dingin dan pikiran yang jernih.
Dalam perjalanan menuju kedewasaan, kita pasti akan mengalami kegagalan dan kesalahan. Namun, hal ini bukanlah akhir dari segalanya. Kita harus belajar untuk mengatasi diri kita sendiri dan mencari solusi atas masalah yang kita hadapi. Kita harus belajar untuk bangkit dari kegagalan dan terus berusaha menjadi lebih baik.
5. Memilih Menjadi Dewasa
Pada akhirnya, pilihan untuk menjadi dewasa ada di tangan kita sendiri. Kita harus memiliki kesadaran bahwa menua bukanlah jaminan bahwa kita sudah dewasa. Kita harus memiliki keinginan dan kemauan yang kuat untuk terus belajar dan berkembang.
Kita harus siap untuk menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam hidup ini. Kita harus siap untuk belajar dari setiap pengalaman dan tidak takut untuk mencoba hal-hal baru. Kita harus siap untuk bertanggung jawab atas tindakan yang kita ambil dan menghadapi konsekuensinya.
Dalam perjalanan menjadi pribadi yang dewasa, kita harus terus berproses dan tidak berhenti belajar. Kita harus terus mencari cara untuk memperbaiki diri kita sendiri dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita harus memiliki keinginan yang kuat untuk terus tumbuh dan berkembang.
Jadi, apakah Anda siap untuk memilih menjadi dewasa? Apakah Anda siap untuk mengubah stigma bahwa usia adalah penentu kedewasaan? Pilihan ada di tangan Anda.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com