Serba-serbi Seputar Bayi Kuning
Bayi kuning atau neonatal jaundice ternyata kerap terjadi pada 60 persen bayi sehat yang baru lahir. Sebagai Bunda, kita pasti sering mencemaskan kesehatan si Kecil. Apalagi ketika ia baru lahir. Hal tersebut wajar mengingat daya tahan tubuhnya masih belum sempurna. Saya pun juga pernah mengalami hal yang sama kok, Bu.
Dulu, waktu si Kecil baru lahir saya sempat dikejutkan dengan kondisinya yang “berubah warna” secara tiba-tiba. Hm, maksudnya kulit dan matanya seketika menjadi menguning, Bu. Kemudian, dengan sigap saya langsung menyampaikan hal ini kepada dokter yang menangani persalinan saya dulu. Dari situ, jadi jadi mendapatkan informasi seputar kondisi tersebut.
Awalnya saya sempat heran karena kondisi kehamilan saya baik-baik saja. Setelah berkonsultasi dengan dokter, saya baru mengetahui bahwa hal itu wajar terjadi pada bayi yang baru lahir. Jadi, kondisi ini disebut dengan bayi kuning atau neonatal jaundice. Tenang saja, Bunda tidak sendirian, kok! Pasalnya, hal ini terjadi pada 60 persen bayi sehat yang baru lahir. Namun, Bunda harus tetap memantau agar segera ditangani oleh dokter.
Gejala bayi kuning
Biasanya, kondisi ini dialami si Kecil pada minggu pertama kelahirannya, tepatnya 3-5 hari setelah lahir. Jika hari pertama ia sudah menunjukkan gejala seperti kulit dan bagian putih dekat bola mata yang menguning, maka Bunda perlu melakukan pemeriksaan yang intensif. Selain kuningnya mata dan kulit si Kecil, Bunda juga harus curiga jika ia menunjukkan gejala seperti tak mau menyusu, lemas, dan peningkatan suhu tubuh yang bisa mencapai 37.8°C.
Penyebab bayi kuning
Kondisi kuning yang dialami si Kecil saat baru lahir disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah. Bilirubin merupakan zat yang berasal dari hasil akhir proses pemecahan sel darah merah. Si Kecil belum bisa memproses hal ini karena hatinya belum berfungsi secara sempurna, Bu.
Selain itu, bayi kuning juga bisa disebabkan oleh infeksi virus, darah yang terkumpul, ketidakcocokan golongan darah, atau bahkan kurangnya pemberian ASI. Masalah pemberian ASI umumnya terjadi karena kurangnya produksi ASI pada Bunda yang melahirkan lewat operasi caesar. Sebagai panduan agar ASI lancar, Bunda bisa membacanya di artikel ini.
Akibatnya bila tidak ditangani
Bu, kadar bilirubin yang menjadi penyebab bayi kuning perlu diperhatikan. Masalahnya, jika kadar ini terlalu tinggi, si Kecil dapat mengalami kejang dan rusaknya saraf pendengaran. Nah, bila Bunda sudah mulai mencurigai gejala ini, segera bawa ia ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut perihal kondisi si Kecil.
Apabila kadar billirubin meningkat menjadi lebih dari 12 mg/dL, maka si Kecil perlu mendapatkan fototerapi untuk mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin. Fototerapi adalah penyinaran dengan sinar biru berpanjang gelombang 420-448 nanometer yang bisa dilakukan di rumah sakit bersalin.
Kondisi kuning pada si Kecil merupakan hal yang umum terjadi, karena dialami oleh banyak sekali bayi yang baru lahir. Namun, Bunda tetap harus waspada karena kondisi ini tidak boleh didiamkan begitu saja. Sigap adalah kunci sukses menjaga kesehatan si Kecil sejak dini, Bu.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu Bunda ketahui terkait bayi kuning ini. Misalnya, cara mencegahnya agar si Kecil tidak mengalami kondisi ini, bagaimana mengenali gejala bayi kuning, dan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi bayi kuning. Semua informasi ini sangat penting untuk Bunda ketahui agar dapat menjaga kesehatan si Kecil dengan baik.
Cara mencegah bayi kuning
Ada beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah bayi kuning pada si Kecil. Pertama, pastikan si Kecil mendapatkan cukup ASI. ASI mengandung zat yang dapat membantu metabolisme bilirubin dalam tubuh si Kecil. Selain itu, Bunda juga perlu memastikan bahwa si Kecil mendapatkan cukup cairan dan sering buang air besar untuk mengeluarkan bilirubin dari tubuhnya.
Kedua, Bunda juga perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur si Kecil. Pastikan si Kecil tidur dengan cukup dan mendapatkan makanan yang seimbang. Jika Bunda memberikan susu formula, pastikan juga dosisnya sesuai dengan anjuran dokter. Selain itu, Bunda perlu memastikan bahwa si Kecil tidak terlalu lama terpapar sinar matahari langsung, karena sinar matahari dapat mempengaruhi kadar bilirubin dalam tubuhnya.
Gejala bayi kuning
Selain mengetahui gejala bayi kuning yang sudah disebutkan sebelumnya, ada beberapa gejala lain yang dapat menjadi pertanda bahwa si Kecil mengalami bayi kuning. Gejala ini meliputi:
1. Kulit dan puting mata yang menguning
2. Mata dan kulit yang terlihat lebih kuning saat di bawah cahaya
3. Perubahan warna tinja menjadi lebih terang atau pucat
4. Kurang minum dan tidak mau menyusu
5. Lemas dan lesu
6. Kehilangan berat badan
Jika si Kecil menunjukkan beberapa gejala tersebut, segera bawa ia ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Mengatasi bayi kuning
Jika si Kecil didiagnosis mengalami bayi kuning, ada beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi kondisi ini. Pertama, Bunda perlu memberikan ASI atau susu formula dengan cukup. ASI mengandung zat-zat yang dapat membantu tubuh si Kecil memproses bilirubin dengan lebih baik.
Selain itu, Bunda juga perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur si Kecil. Pastikan si Kecil mendapatkan makanan yang seimbang dan tidur dengan cukup. Jika Bunda memberikan susu formula, pastikan dosisnya sesuai dengan anjuran dokter.
Selain itu, Bunda juga perlu memastikan bahwa si Kecil mendapatkan cairan yang cukup dan sering buang air besar untuk mengeluarkan bilirubin dari tubuhnya. Jika perlu, Bunda juga dapat melakukan fototerapi di rumah sakit bersalin untuk mengoksidasi bilirubin dalam tubuh si Kecil.
Pentingnya pemantauan oleh dokter
Meskipun bayi kuning umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap perlu pemantauan oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab bayi kuning pada si Kecil. Selain itu, dokter juga dapat memberikan penanganan yang sesuai jika kadar bilirubin si Kecil terlalu tinggi.
Jadi, Bunda perlu mengikuti anjuran dokter dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan untuk memastikan bahwa si Kecil mendapatkan perawatan yang tepat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Bunda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengenai bayi kuning pada si Kecil.
Kesimpulan
Bayi kuning atau neonatal jaundice adalah kondisi yang kerap terjadi pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah si Kecil. Meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap perlu pemantauan oleh dokter.
Bunda dapat mencegah bayi kuning dengan memberikan cukup ASI, memperhatikan pola makan dan pola tidur si Kecil, serta memastikan bahwa si Kecil mendapatkan cairan yang cukup dan sering buang air besar. Jika si Kecil mengalami bayi kuning, Bunda perlu mengikuti anjuran dokter dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan.
Jadi, tidak perlu khawatir jika si Kecil mengalami bayi kuning. Dengan pemantauan dan perawatan yang tepat, si Kecil akan segera pulih dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com