Ketika memasuki usia remaja, seringkali terjadi bahwa anak-anak mulai menunjukkan rasa benci terhadap sekolah. Hal ini tidaklah aneh, mengingat semakin dewasa mereka, beban akademik yang mereka hadapi juga semakin berat. Ditambah lagi dengan persaingan akademik yang ketat, proses sosialisasi di sekolah, dan hubungan dengan teman-teman sebaya mereka. Selain itu, tuntutan pendidikan yang tinggi juga membuat mereka kehilangan waktu untuk bermain games atau menggunakan media sosial yang kini menjadi hiburan utama mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika rasa benci terhadap sekolah dapat muncul kapan saja pada diri remaja. Beberapa tanda bahwa anak remaja benci sekolah juga dapat dilihat dari aktivitas mereka sehari-hari.
Menurut Raising Children, berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa anak remaja benci sekolah:
1. Menangis atau bahkan mengamuk ketika diajak pergi ke sekolah. Hal ini bisa berujung pada pertengkaran antara orang tua dan anak, di mana keduanya saling menyerang satu sama lain.
2. Anak bersembunyi atau mengunci diri di dalam kamar.
3. Menolak untuk bangun pagi atau malas mandi.
4. Memohon kepada orang tua untuk diberi izin untuk tidak pergi ke sekolah dan memberikan alasan khusus kepada gurunya.
5. Mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah, dan kondisinya biasanya membaik ketika diberi izin untuk tidak masuk sekolah.
6. Anak terlihat cemas setiap kali akan pergi ke sekolah.
7. Anak sulit tidur di malam hari.
8. Mengancam akan melukai diri sendiri jika dipaksa untuk pergi ke sekolah.
Setelah mengetahui tanda-tanda bahwa anak remaja benci sekolah, penting bagi kita sebagai orang tua untuk mencari tahu apa penyebabnya. Tentu saja, melihat anak kita tidak mau sekolah membuat kita sebagai orang tua merasa stres. Di satu sisi, kita tidak ingin melihat anak kita menderita, tetapi di sisi lain, kita juga ingin memberikan pendidikan terbaik bagi mereka sebagai bekal di masa depan. Oleh karena itu, sebelum kita mencoba memotivasi anak remaja kita untuk menikmati sekolah, kita harus memahami terlebih dahulu mengapa mereka membenci sekolah.
Salah satu alasan yang membuat anak remaja membenci sekolah adalah karena mereka merasa tidak memiliki kendali atas hidup mereka. Masa remaja adalah masa di mana anak-anak mulai mencari jati diri mereka, termasuk motivasi, minat, nilai-nilai, dan tujuan hidup mereka. Mereka mulai tumbuh dewasa dan mengembangkan kemandirian, sehingga mereka juga ingin memiliki kendali atas hidup mereka sendiri. Namun, aturan-aturan yang ada di sekolah tradisional sering kali tidak memberi mereka banyak kesempatan untuk itu, karena beberapa keputusan sudah diambil sebelumnya. Misalnya, hanya ada tiga pilihan mata pelajaran yang boleh mereka ambil, sehingga mereka tidak dapat mempelajari topik yang benar-benar menarik minat mereka. Selain itu, jadwal pelajaran yang padat, aturan yang ketat, dan berbagai hal lainnya membuat mereka merasa frustasi dan akhirnya membenci sekolah. Untuk mengatasi masalah ini, sebagai orang tua, kita dapat memberikan anak kita wadah atau media tambahan di luar sekolah untuk menyalurkan minat mereka yang tidak dapat dilakukan di sekolah.
Selain itu, rasa benci terhadap sekolah juga dapat disebabkan oleh rasa kewalahan dan stres yang dirasakan oleh anak remaja. Mereka harus bangun lebih pagi, mengikuti ekstrakurikuler dengan tekanan yang tinggi, menghadapi berbagai ujian harian, mingguan, bulanan, dan ujian akhir, ditambah dengan tumpukan pekerjaan rumah dan tugas kelompok lainnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika anak remaja menjadi kewalahan dan merasa stres. Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), remaja di zaman sekarang lebih sering merasa stres daripada remaja di zaman sebelumnya. Hampir sepertiga dari mereka melaporkan merasa kewalahan dengan tugas-tugas sekolah, dan tingkat stres ini setara dengan tingkat stres orang dewasa. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa remaja yang mengalami stres tinggi cenderung memiliki tidur yang tidak nyenyak, kurang berolahraga, dan pola makan yang tidak sehat. Oleh karena itu, Norman B. Anderson, PhD, CEO American Psychological Association, menyarankan para orang tua untuk membantu anak remaja mereka mengelola stres dengan efektif.
Selanjutnya, rasa benci terhadap sekolah juga dapat disebabkan oleh pandangan bahwa sekolah hanya tentang mendapatkan nilai yang bagus. Apakah anak remaja Anda sulit mendapatkan nilai yang bagus? Ataukah itu yang Anda tuntut darinya? Banyak anak sekolah memang berusaha mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi sebenarnya kesuksesan akademik lebih dari sekadar nilai rapor. Yang terpenting bukanlah nilai yang mereka dapatkan, tetapi proses yang mereka jalani untuk mendapatkan hasil tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk menyampaikan hal ini kepada anak-anak kita. Mendapatkan nilai yang baik memang menyenangkan, tetapi yang lebih penting adalah keterampilan hidup yang diperoleh anak selama menjalani proses tersebut. Keterampilan seperti berpikir kritis, berorganisasi, perencanaan, manajemen diri, dan kedisiplinan sangat penting untuk dimiliki oleh anak remaja. Jika anak remaja kita merasa bahwa tujuan utama sekolah hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus, mereka mungkin kesulitan menemukan kesenangan dalam menjalani proses tersebut. Selain itu, tuntutan dari orang tua untuk mendapatkan nilai yang bagus juga dapat membuat anak sulit dan akhirnya membenci sekolah.
Selanjutnya, anak remaja juga bisa membenci sekolah karena menjadi korban bullying. Banyak orang tua tidak menyadari ketika anak remaja mereka mengalami bullying di sekolah. Namun, ketika kita menemukan tanda-tanda bahwa anak kita membenci sekolah, salah satu tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa mereka tidak diganggu atau dibully oleh teman-teman sebayanya. Jika anak remaja kita tidak mengungkapkan masalah yang mereka hadapi, bukan berarti masalah tersebut tidak ada. Bahkan hal-hal yang kecil seperti ejekan fisik atau gaya berpakaian dapat membuat anak menutup diri dan akhirnya malas pergi ke sekolah karena takut mendapatkan perlakuan yang sama lagi. Jika terbukti bahwa anak remaja kita menjadi korban bullying di sekolah, jangan menyalahkan diri sendiri atau anak kita. Sebaliknya, berikan dukungan dan empati kepada anak, sambil mencari solusi bersama. Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli guna membantu anak kita melalui masa depan yang lebih baik.
Dalam mengatasi masalah anak remaja yang membenci sekolah, penting bagi kita sebagai orang tua untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang penyebab rasa benci tersebut. Dengan memahami alasan di balik rasa benci terhadap sekolah, kita dapat mencari solusi yang tepat untuk membantu anak kita menikmati sekolah dan meraih kesuksesan di masa depan. Sebagai orang tua, kita harus memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan kepada anak remaja kita, serta mencari bantuan dari ahli jika diperlukan.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com