Psikologi Anak: Tips Agar Anak Tidak Takut Dokter Gigi
Si Kecil takut berkunjung ke dokter gigi? Yuk, intip beberapa tips yang bisa Bunda lakukan agar kondisi psikologi anak siap untuk diajak ke dokter gigi.
Tak perlu memaksa
Ketika mengajak si Kecil ke dokter gigi, jangan biarkan rasa gemas dan kesal membuat Bunda memaksanya, ya. Dengungan bor dan aroma klinik gigi yang khas akan membuat si Kecil semakin enggan dan takut. Kalau pemaksaan dilakukan, dikhawatirkan hal ini justru bisa membuat mental si Kecil semakin tidak siap, Bu. Bukan tidak mungkin pada rencana kunjungan selanjutnya ia akan menggeleng keras dan terus menghindar.
Ketika mengajak si Kecil ke dokter gigi, Bunda dapat mengajaknya dengan lembut dan penuh kesabaran. Jelaskan kepadanya bahwa dokter gigi adalah orang yang akan membantu menjaga kesehatan giginya. Berikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami oleh si Kecil. Bisa dengan menggunakan cerita atau gambar-gambar yang menarik perhatiannya. Dengan cara ini, si Kecil akan lebih terbuka untuk diajak ke dokter gigi.
Mulai sejak dini
Berapa usia si Kecil saat ini, Bu? Idealnya, memperkenalkan si Kecil dengan dokter gigi dapat dilakukan sejak dini, yaitu saat umurnya menginjak satu tahun atau ketika gigi pertamanya mulai tumbuh. Kira-kira fase ini bersamaan dengan saat si Kecil belajar jalan atau belajar bicara. Mulai memperkenalkan dokter gigi sejak umur ini ampuh untuk mengurangi rasa cemasnya.
Di samping membuat suasana klinik dokter gigi lebih familier, hal tersebut juga memperkecil risiko perawatan gigi yang lebih kompleks, seperti gigi berlubang. Jadi, ibu bisa lebih dini menjaga kesehatan gigi si Kecil. Bunda juga dapat mengenalkan sehingga ia tak ketakutan ketika ada orang lain yang melihat isi mulutnya.
Jangan menunjukkan ketakutan kita didepan si Kecil
Apakah Bunda pernah mengalami hal tak menyenangkan saat ke dokter gigi seperti saya? Sebaiknya, kita tidak menunjukkan atau menceritakannya pada si Kecil ya, Bu. Jika dilihat dari sisi psikologi anak, ini dapat menimbulkan bayangan menyeramkan. Apalagi, ketika kita merasa takut, ia dapat merasakannya. Sebaliknya, saat Bunda atau Ayahnya terlihat tenang, si Kecil juga dapat lebih kalem dan kooperatif.
Jadi, penting bagi Bunda untuk tetap tenang dan menjaga sikap positif ketika membawa si Kecil ke dokter gigi. Berikan contoh yang baik dengan menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter gigi adalah hal yang normal dan tidak perlu ditakuti. Dengan begitu, si Kecil juga akan merasa lebih nyaman dan siap untuk pergi ke dokter gigi.
Berikan contoh yang baik
Sering kali si Kecil tak percaya dengan kata-kata kita, Bu. Oleh karena itu, tunjukkan padanya bahwa kita juga bisa tenang dan nyaman saat perawatan. Jika Bunda memiliki kunjungan rutin ke dokter gigi setiap beberapa bulan sekali, ajak ia ikut serta. Terutama saat kunjungan tersebut merupakan perawatan standar dan tak terlihat menyakitkan, seperti scaling (pembersihan karang gigi). Biarkan ia melihat sendiri pengalaman orang lain. Bunda juga dapat menceritakan rasa segar dan bersih setelah selesai perawatan supaya ia juga tertarik melakukannya.
Jadi, ketika Bunda pergi ke dokter gigi, ajak si Kecil untuk ikut serta. Beri penjelasan singkat mengenai apa yang akan dilakukan oleh dokter gigi dan bagaimana perawatan tersebut bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi. Dengan melihat langsung, si Kecil akan lebih percaya dan merasa yakin bahwa pergi ke dokter gigi adalah hal yang tidak menakutkan.
Cari suasana yang menyenangkan
Jika dulu ruang praktik dokter gigi identik dengan warna putih polos yang terlihat kaku dan menyeramkan, kini sudah banyak klinik gigi yang memiliki interior lebih berwarna. Carilah dokter gigi yang memiliki ruang praktik berdinding ceria dan dilengkapi dengan pernak-pernik yang menarik perhatian si Kecil. Biasanya ini ada di dokter gigi khusus anak-anak.
Dengan suasana yang menyenangkan, si Kecil tidak akan merasa takut atau cemas saat berada di klinik gigi. Selain itu, pilihlah dokter gigi yang ramah dan sabar dalam memberikan pelayanan kepada anak-anak. Dengan begitu, si Kecil akan merasa lebih nyaman dan tenang saat berada di klinik gigi.
Jangan menakut-nakuti
Apabila Bunda ingin si Kecil pergi ke dokter gigi dengan senang hati, tak perlu menggunakan kata-kata negatif yang terkesan mengancam atau menakut-nakuti ya, Bu. Kita dapat menghindari kata disuntik, dibor, berdarah, atau gigi copot. Menakut-nakuti si Kecil juga tak membuat kunjungan menjadi lebih mudah, bukan? Lebih baik berikan pengertian bahwa dokter gigi dapat membantu menjaga kesehatan si Kecil.
Dalam memberikan penjelasan kepada si Kecil, gunakan kata-kata yang positif dan ramah. Jelaskan dengan lembut mengenai prosedur perawatan gigi yang akan dilakukan oleh dokter gigi. Berikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami oleh si Kecil. Dengan cara ini, si Kecil akan merasa lebih tenang dan siap untuk pergi ke dokter gigi.
Beri penghargaan
Bila si Kecil bersedia melakukan perawatan ke dokter gigi tanpa rasa takut, jangan lupa memberikannya penghargaan atau pujian ya, Bu. Lakukan hal sederhana seperti memeluknya atau memuji giginya yang terlihat bersih. Umumnya, dokter gigi menyiapkan hadiah-hadiah kecil, seperti sikat gigi warna-warni yang diberikan kepada anak usai perawatan.
Dengan memberikan penghargaan, si Kecil akan merasa senang dan bangga atas pencapaiannya. Hal ini akan membuatnya semakin termotivasi untuk menjaga kesehatan giginya dan pergi ke dokter gigi secara rutin.
Bagaimana, Bu? Sudah siap mengajak si Kecil ke dokter gigi? Hal utama yang perlu kita perhatikan sejak awal adalah tak membiarkan kunjungan pertamanya berakhir buruk. Oleh karena itu, jangan menunggu timbul penyakit terlebih dulu seperti gigi susu berlubang ya, Bu. Hal ini bisa mengurangi rasa takut dari segi psikologi anak sehingga menghindari terjadinya trauma. Yuk, buat gigi si Kecil tetap sehat dan kuat dengan rutin ke dokter gigi!
Sumber:
– https://www.ibubalita.com/psikologi-anak-tips-agar-anak-tidak-takut-dokter-gigi/
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com