Perubahan Emosi Jelang Puber
Perubahan emosi pada anak jelang remaja merupakan hal yang wajar terjadi. Menurut mbak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi.,Psi, mood swing atau perubahan emosi yang naik turun dengan cepat adalah salah satu ciri-ciri perubahan emosi pada anak jelang remaja. Anak remaja bisa menjadi baper, atau terlalu sensitif, dalam menghadapi berbagai situasi dan masalah. Mereka mungkin merasa terlalu diperhatikan atau terlalu diabaikan, dan hal-hal kecil bisa membuat mereka merasa sedih, marah, atau kesal.
Selain itu, perubahan hormon pada masa pubertas juga berpengaruh terhadap perubahan perilaku dan emosi anak remaja. Hormon-hormon seperti estrogen dan testosteron meningkat pesat pada masa ini, yang dapat memengaruhi suasana hati dan emosi anak. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap perubahan suasana hati dan memengaruhi cara mereka bereaksi terhadap situasi dan orang di sekitar mereka.
Perbedaan Ekspresi Emosi Anak Laki-laki dan Perempuan
Perubahan emosi pada anak laki-laki dan perempuan sebenarnya sama, namun ekspresi emosi mereka bisa berbeda. Anak perempuan umumnya lebih ekspresif dalam menunjukkan emosinya. Mereka mungkin menangis, curhat, atau merajuk sebagai bentuk ekspresi emosi mereka. Sementara itu, anak laki-laki cenderung lebih diam dan mengekspresikan emosinya melalui tindakan fisik seperti banting pintu, mogok melakukan sesuatu, atau bahkan keluar dari rumah.
Sebagai orangtua, penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini dan tidak melabeli anak kita sebagai “terlalu emosional” atau “tidak peka”. Mereka sedang mengalami perubahan besar dalam kehidupan mereka, dan perasaan mereka mungkin terasa sangat intens. Kita perlu memberikan dukungan dan pemahaman kepada mereka dalam menghadapi perubahan emosi ini.
Yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua
Untuk membantu anak menghadapi perubahan emosi jelang remaja, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua. Pertama, kita sebaiknya tidak terpancing oleh perubahan perilaku anak yang mungkin membuat kita kesal. Saat menghadapi perilaku tersebut, cobalah untuk tenang dan mengingat bahwa ini adalah bagian dari proses perkembangan anak remaja. Ingatlah bahwa kita juga pernah mengalami fase ini saat remaja, dan itu adalah hal yang normal.
Kita sebaiknya tidak langsung menanggapi emosi anak dengan terlalu banyak nasehat atau teguran. Terkadang, anak akan tenang dengan sendirinya tanpa perlu kita terus mendesaknya. Sebagai orangtua, kita perlu menjadi pendengar yang baik dan mencoba memahami perasaan anak kita. Jangan mencoba mengabaikan atau menghakimi perasaan mereka, karena hal ini bisa membuat mereka merasa tidak dipahami atau tidak diterima.
Sebagai orangtua, kita juga memiliki tugas untuk mengarahkan anak agar tidak berlebihan dalam mengekspresikan emosi mereka. Misalnya, jika anak kesal dengan guru di sekolah dan membawa perasaan kesalnya pulang, kita dapat membantu mereka mengenali sumber pemicu emosi dan mencari solusi untuk mengatasi emosi tersebut. Diskusikan dengan anak mengenai alternatif solusi yang dapat mereka lakukan untuk mengeluarkan emosi dengan cara yang lebih sehat.
Kapan Harus Ke Psikolog atau Ahli?
Jika perubahan emosi anak remaja ini membawa anak pada tindakan yang dapat menyakiti diri sendiri atau orang lain, atau jika perubahan emosi mengganggu aktivitas rutin anak, maka sudah saatnya orangtua meminta bantuan ahli. Jika anak menolak untuk berkonsultasi dengan psikolog, kita dapat menjelaskan bahwa bukan hanya anak yang membutuhkan bantuan, tetapi juga kita sebagai orangtua yang perlu mendapatkan masukan dan dukungan dalam mendampingi anak remaja.
Seorang psikolog atau ahli dapat membantu orangtua dalam memahami perubahan emosi anak remaja dan memberikan strategi yang efektif dalam menghadapinya. Mereka juga dapat membantu anak untuk mengenali dan mengatasi perasaan yang mungkin sulit bagi mereka untuk diungkapkan. Penting untuk diingat bahwa mencari bantuan dari ahli bukanlah tanda kelemahan, tetapi tindakan yang bijak untuk membantu anak kita dalam menghadapi masa puber yang penuh tantangan ini.
Dalam menghadapi perubahan emosi anak remaja, sebagai orangtua kita perlu memberikan dukungan, pemahaman, dan pengertian kepada mereka. Kita juga perlu memberikan batasan dan arahan yang jelas agar anak dapat mengatur emosi mereka dengan baik. Dengan demikian, kita dapat membantu anak kita untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang seimbang secara emosional.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com