Menurut Psikolog, Ini 7 Cara Mudah Menghadapi Mertua yang Menyebalkan!


Ada banyak kasus mertua yang menyebalkan yang dialami oleh banyak orang. Sikap-sikap tersebut seringkali menyebabkan masalah, baik dari segi mental maupun hubungan dengan keluarga lainnya, termasuk dengan suami. Jadi, jika seseorang memiliki mertua yang menyebalkan, apa yang sebaiknya dilakukan? Diam saja bisa membuat hati terluka, namun jika dilawan bisa merusak hubungan.

lembarkerjauntukanak.com telah mewawancarai Saskhya Aulia Prima, seorang Psikolog Anak dan Lansia, juga Co-Founder TigaGenerasi, untuk mengetahui pandangannya mengenai masalah ini.

Sebelum membahas cara menghadapi mertua yang menyebalkan, kita perlu mengenali penyebab-penyebab mereka memiliki sikap tersebut. Saskhya menjelaskan bahwa setiap tahap usia memiliki tugas perkembangan yang berbeda. Ketika seseorang tidak berhasil mencapai tugas perkembangan pada tahap usia tertentu, hal itu dapat berpengaruh pada tahap akhir kehidupan mereka, yaitu pada usia 65 tahun ke atas.

“Dalam psikologi, ada dua kondisi yang biasanya dialami oleh orang di usia 65 tahun ke atas. Pertama, mereka merasa tenang karena telah menyelesaikan semua tahap dalam hidup mereka dan merasa ikhlas dengan apa yang telah mereka jalani. Kedua, mereka merasa penyesalan dan rasa bersalah atas apa yang terjadi dalam kehidupan mereka sebelumnya,” jelas Saskhya.

Sebagai contoh, kondisi finansial mereka pada masa lalu mungkin tidak sebaik sekarang, sehingga apa yang diminta oleh anak tidak dapat dipenuhi. Sekarang, mereka mencoba memenuhi keinginan cucu mereka sebagai kompensasi. Maka ketika Bunda memarahi dan melarang anak untuk membeli mainan tertentu, mertua justru memarahi Bunda dan dengan mudah membelikan mainan yang diinginkan cucu.

Selain itu, mertua juga bisa menjadi menyebalkan karena merasa kehilangan kendali atas anaknya setelah puluhan tahun menjadi sosok yang paling mengenal anak tersebut. Orang tua umumnya merasa bahwa anak mereka adalah bagian dari diri mereka sendiri, terutama anak laki-laki. Sehingga ketika ada sosok perempuan lain yang tiba-tiba hadir dan mendapatkan perhatian anak mereka, mertua seringkali melakukan hal-hal yang memberikan sinyal bahwa mereka lebih berkuasa atas anak tersebut.

Baca Juga:  Cara Mengatasi Psikologi Anak yang Takut Kotor

Penelitian juga menunjukkan bahwa secara biologis, otak manusia sulit menerima pendapat baru setelah usia 40 tahun. Hal ini menyebabkan orang tua seringkali dianggap tidak terbuka pikiran, terutama terhadap hal-hal baru. Saskhya menjelaskan bahwa hal ini bukan karena mereka tidak terbuka pikiran, tetapi telah menjadi bagian dari otak mereka. Untuk menjadi terbuka pikiran, seseorang perlu melatihnya, dan bahkan yang terbuka pikiran sekalipun sulit menerima pendapat baru pada usia lanjut.

Tidak heran jika Bunda memiliki gagasan atau pendapat baru yang berbeda dengan orang tua, termasuk dalam hal pengasuhan anak. Hal ini tentu sulit diterima oleh mertua.

Selain itu, Saskhya juga menjelaskan bahwa perasaan kesepian dan ketakutan juga dapat menjadi penyebab mertua menjadi menyebalkan. Ketika seseorang bangun di pagi hari, mereka yang masih muda biasanya langsung memikirkan aktivitas dan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Mereka memiliki harapan baru. Namun, orang tua yang sudah lanjut usia tidak memiliki aktivitas atau produktivitas yang sama seperti saat mereka masih muda. Hal ini menyebabkan mereka seringkali mengomentari hal-hal remeh di sekitar mereka.

Setelah memahami penyebab mertua menjadi menyebalkan, Saskhya memberikan beberapa cara menghadapi mereka agar kondisi rumah tetap aman dan nyaman.

Pertama, sangat penting untuk memahami bahwa mereka adalah seperti itu adanya. Mengingat fakta-fakta ini akan membantu kita lebih ‘menerima’ kondisi mereka. Kita bisa mencari dukungan mental dengan memahami bahwa mereka memang memiliki sikap seperti itu.

Kedua, kita perlu memperhatikan kebutuhan psikologis mereka. Sebelum mencoba memperbaiki hubungan, kita perlu meluangkan waktu untuk berbicara dengan mertua, terutama jika tinggal serumah. Kita perlu mengenal hobinya, ikut melakukan hobinya, dan berbincang-bincang dengan mereka. Dengan memperhatikan sisi psikologis mereka, kita tidak hanya fokus pada teknisnya saja.

Baca Juga:  Tips Menyimpan ASI Perah di Rumah

Ketika ada omongan yang dirasa menyinggung, kita bisa mencoba untuk tenang sejenak sebelum melanjutkan pembicaraan. Manusia tidak bisa berpikir jernih saat pikirannya kewalahan. Setelah kita tenang, kita bisa mencoba membangun hubungan lagi dan membicarakan masalah tersebut dengan baik.

Selain itu, Saskhya juga menyarankan untuk menerapkan komunikasi sandwich. Komunikasi ini dimulai dengan hal baik, seperti ucapan terima kasih kepada mertua karena telah membantu menjaga anak. Di tengahnya, masukkan hal yang ingin kita sampaikan, seperti keinginan untuk mengurangi waktu anak bermain gadget. Setelah itu, tutup dengan meminta bantuan mertua untuk menjaga agar waktu anak bermain gadget tidak terlalu lama. Jika mertua tidak tahu caranya, kita juga bisa memberitahu mereka cara atau tipsnya. Komunikasi sandwich ini bisa dilakukan oleh siapa pun yang lebih mudah berbicara dengan mertua.

Selain itu, sangat penting bagi Bunda dan suami untuk berada dalam satu tim yang sama. Suara mereka harus jelas, batasannya juga jelas, terutama jika tinggal serumah dengan mertua. Semua ini perlu dikomunikasikan secara perlahan.

Saskhya juga menyarankan untuk memilih pertarungan yang tepat. Tidak semua hal perlu diperdebatkan. Jika hanya komentar sepele, lebih baik diabaikan. Awalnya mungkin menyebalkan, tetapi seiring berjalannya waktu, Bunda pasti akan menemukan cara untuk mengatasi atau membiarkannya.

Jika komentar dari mertua membuat Bunda kesal, mungkin Bunda perlu berkonsultasi dengan psikolog. Hal ini menunjukkan bahwa isu yang dibahas sangat relevan bagi Bunda. Namun, jika ingin pisah rumah, harus dipertimbangkan dengan matang dan semua pihak harus setuju.

Terakhir, supaya mertua tidak merasa kesepian di rumah, mereka perlu teman atau kegiatan baru yang bisa membuat mereka sibuk dan terhibur. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencarikan mertua kegiatan di luar rumah yang bisa membuat mereka belajar hal baru.

Baca Juga:  11 Cara Menidurkan Bayi agar Lelap dan Nyenyak

Dalam menghadapi mertua yang menyebalkan, kita perlu mengedepankan kesabaran dan pemahaman. Kita harus menjaga hubungan dengan baik dan berusaha mencari jalan keluar yang terbaik untuk semua pihak.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com