Mengetahui Tahapan Perkembangan Sosial Anak Usia 1-3 Tahun

Mengetahui Tahapan Perkembangan Sosial Anak Usia 1-3 Tahun

Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan sosial anak juga semakin baik. Pada usia 1-3 tahun, anak mulai mampu berinteraksi dengan orang lain dan belajar bagaimana caranya bersosialisasi. Proses perkembangan sosial ini sangat penting untuk membantu anak membangun hubungan yang sehat dengan orang lain dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tahapan-tahapan perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun secara lebih detail.

Usia 12-18 Bulan

Pada usia ini, anak mulai menunjukkan tanda-tanda dapat berbicara. Beberapa anak bahkan sudah mulai mengucapkan kata pertamanya. Namun, setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, jadi ada yang lebih cepat dan ada yang lebih lambat dalam mengembangkan kemampuan berbicara. Selain itu, anak juga mulai belajar merespons kalimat yang ditujukan padanya dan mungkin merasa cemas saat harus berpisah dengan orang terdekatnya.

Anak pada usia 12-18 bulan juga cenderung meniru apa yang dilakukan oleh anak lainnya, yang disebut sebagai parallel play. Mereka suka bermain di sekitar anak-anak sebayanya, namun masih belum begitu memahami konsep bermain bersama. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengajak anak bermain dengan teman sebayanya dan mengarahkannya bagaimana cara bermain bersama yang baik.

Usia 19-24 Bulan

Pada usia ini, kosakata anak semakin berkembang. Anak akan senang mengucapkan banyak kata dengan suara yang menggemaskan. Meskipun belum begitu jelas, tapi kata-katanya sudah dapat dipahami oleh orang lain. Anak juga mulai bisa menyampaikan keinginannya melalui kata-kata atau isyarat.

Perkembangan sosial anak usia 19-24 bulan juga terlihat dalam bentuk perhatian yang diberikan melalui pelukan dan ciuman. Namun, anak cenderung memberikan perhatian ini hanya kepada orang-orang yang sering ditemuinya. Anak juga mulai tertarik dengan sesuatu namun cepat menarik diri jika tidak menyukainya. Mereka mungkin merasa malu ketika bertemu dan berinteraksi dengan orang dewasa yang belum dikenalnya.

Anak pada usia ini juga mulai tertarik untuk bermain bersama dengan anak sebayanya. Namun, mereka masih belum begitu memahami konsep berbagi. Jadi, jika mainannya diambil oleh anak lain, anak mungkin akan menangis atau menjadi marah. Penting bagi orang tua untuk mengajarkan konsep berbagi kepada anak dan menemaninya saat bermain untuk membantu anak mengatasi rasa marahnya ketika mainannya diambil.

Baca Juga:  Sikapi Pertengkaran yang Terjadi dengan Kepala Dingin

Usia 2-3 Tahun

Di usia 2-3 tahun, anak mulai memahami konsep berinteraksi dengan orang lain. Mereka akan mulai merasa akrab dengan satu atau dua anak sebayanya yang mereka sukai. Beberapa anak juga mungkin memiliki teman khayalan, jadi jangan terlalu khawatir jika melihat anak berbicara sendiri atau menceritakan tentang teman yang tidak terlihat.

Anak pada usia ini juga mulai tertarik dengan perasaan karakter-karakter dalam dongeng yang mereka dengar. Mereka mulai mengenal konsep berbagi dan bersabar, sehingga mereka sudah mau meminjamkan barang miliknya kepada anak lain. Namun, ada juga anak yang menjadi agresif terhadap orang lain, seperti memukul, menendang, atau mendorong. Hal ini biasanya terjadi karena anak ingin melindungi barang-barangnya. Jika anak menunjukkan perilaku agresif yang berlebihan, sebaiknya berkonsultasilah dengan ahli untuk mendapatkan bantuan yang tepat.

Pada usia 3 tahun, anak mulai belajar untuk mengenal dan merasakan emosi orang lain. Meskipun belum dapat berempati sepenuhnya, mereka sudah bisa membaca emosi orang lain, misalnya menangis saat melihat ibunya menangis. Anak juga suka dikelilingi oleh orang dewasa yang mereka kenal.

Jika anak menunjukkan kemarahan yang sulit untuk dikendalikan dan tidak sesuai dengan perkembangan sosial anak seusianya, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan saran dan bantuan yang tepat. Jika emosi anak sudah mempengaruhi aktivitas sehari-harinya, maka perlu diambil langkah-langkah yang tepat untuk membantu anak mengelola emosinya.

Usia 3-4 Tahun

Pada usia 3-4 tahun, anak mulai lebih percaya diri dan mandiri. Mereka sering ingin melakukan banyak hal sendiri dan mulai memahami konsep hubungan sosial yang mereka pelajari melalui pengamatan. Anak pada usia ini dapat belajar lebih cepat dalam bersosialisasi dengan orang lain melalui pengamatan. Penting bagi orang tua untuk mengajak anak bertemu dengan orang baru, terutama dengan anak sebaya, agar anak dapat belajar lebih banyak. Meskipun terkadang anak bertengkar dengan teman-temannya, ini adalah hal yang normal dalam perkembangan sosial anak. Anak mulai bisa bermain dalam kelompok, bersabar, dan berbagi dengan lebih baik.

Baca Juga:  5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat

Dalam proses perkembangan sosial anak, kesabaran dan ketekunan orang tua sangat dibutuhkan. Mengajari anak cara berinteraksi dengan baik memang tidak mudah, namun dengan kesabaran dan ketekunan, anak dapat menjadi individu yang memiliki empati dan mampu bersosialisasi dengan baik. Karena itu, mari kita belajar bersama-sama untuk mengajari anak bagaimana caranya berinteraksi dengan baik di usia mereka saat ini.

Sumber:
ibupedia.com

Dalam tulisan di atas, kita telah membahas perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun secara lebih detail. Pada usia 12-18 bulan, anak mulai menunjukkan tanda-tanda dapat berbicara dan belajar merespons kalimat yang ditujukan padanya. Pada usia 19-24 bulan, anak mulai mengembangkan kosakata yang lebih banyak dan mampu menyampaikan keinginannya. Pada usia 2-3 tahun, anak mulai memahami konsep berinteraksi dengan orang lain dan merasa akrab dengan anak sebayanya. Pada usia 3-4 tahun, anak mulai lebih percaya diri dan mandiri, serta mulai memahami konsep hubungan sosial yang ia pelajari melalui pengamatan.

Perkembangan sosial anak pada tahapan-tahapan ini sangat penting untuk membantu anak membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat dalam proses perkembangan sosial anak. Dengan demikian, anak akan memiliki kemampuan sosial yang baik dan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain.

Dalam mengajari anak tentang perkembangan sosial, orang tua perlu memiliki kesabaran dan ketekunan. Mengajarkan anak cara berinteraksi dengan baik memang tidak mudah, namun dengan dorongan dan bimbingan yang tepat, anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosial mereka. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak dapat meniru perilaku yang positif.

Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk mengajak anak berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan anak sebayanya. Melalui interaksi dengan anak sebaya, anak akan belajar banyak hal, seperti berbagi, bersabar, dan menghargai perbedaan. Orang tua juga perlu memberikan pengertian kepada anak bahwa setiap orang memiliki emosi dan perasaan yang perlu dihormati.

Baca Juga:  Pricilla Irena Djemat, SH.,MH: “Anak-anak Memahami Kesibukan Saya Bekerja dan Mereka Tumbuh Menjadi Pribadi yang Mandiri”

Dalam mengajarkan anak tentang perkembangan sosial, orang tua juga perlu memperhatikan kebutuhan dan minat anak. Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, oleh karena itu, orang tua perlu memahami karakteristik dan minat anak agar dapat memberikan pendekatan yang sesuai. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan belajar melalui bermain.

Dalam menghadapi tantangan dalam perkembangan sosial anak, orang tua tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan ahli, seperti dokter atau psikolog. Ahli akan dapat memberikan panduan dan saran yang tepat untuk membantu anak mengatasi masalah perkembangan sosialnya. Jika diperlukan, ahli juga dapat memberikan terapi atau intervensi yang sesuai untuk membantu anak mengembangkan kemampuan sosialnya.

Dalam mengajari anak tentang perkembangan sosial, orang tua juga perlu memberikan pujian dan penghargaan atas usaha dan kemajuan yang anak capai. Pujian dan penghargaan akan memberikan motivasi kepada anak untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan sosialnya.

Dalam kesimpulan, perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Melalui bimbingan dan dukungan yang tepat, anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Oleh karena itu, orang tua perlu memiliki kesabaran, ketekunan, dan kepedulian dalam mengajari anak tentang perkembangan sosial. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi individu yang memiliki empati dan mampu bersosialisasi dengan baik.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com