Apa itu Marriage with Benefits?
Marriage with benefits adalah istilah yang menggambarkan pernikahan yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan tertentu. Istilah ini belum begitu familiar di telinga banyak orang, namun praktik semacam ini sebenarnya sudah ada sejak lama dan sering terjadi di antara pasangan suami istri. Pernikahan dengan keuntungan ini berarti bahwa pasangan suami istri hanya menikah untuk melepaskan status lajang mereka dan mendapatkan keuntungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Pernikahan dengan keuntungan ini seringkali terjadi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah ketika seseorang menikahi pasangan lain sebagai cara instan untuk mengatasi atau sekadar menutupi masalah yang ada dengan pasangan yang sebenarnya lebih mereka cintai. Misalnya, seorang pria menikahi seorang wanita karena dia menghadapi masalah dengan istri sebelumnya dan dia berharap bisa menyelesaikannya dengan menikahi wanita baru. Atau sebaliknya, seorang wanita menikahi seorang pria karena dia ingin mendapatkan sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh pasangan yang sebenarnya lebih dia cintai.
Selain itu, pernikahan dengan keuntungan juga bisa terjadi ketika seseorang ingin mencari pelarian dengan menikahi seseorang meskipun tanpa adanya cinta di antara mereka. Pihak yang diajak bersepakat setuju dengan pernikahan ini karena mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari pernikahan tersebut. Misalnya, seorang pria yang tidak mencintai seorang wanita menikah dengannya karena dia ingin mendapatkan dukungan finansial atau status sosial yang lebih tinggi.
Contoh Marriage with Benefits
Untuk lebih memahami konsep pernikahan dengan keuntungan ini, berikut adalah beberapa contoh kasus yang mungkin terjadi:
1. Seorang pria menikahi seorang wanita sebagai cara untuk mengatasi masalah dengan istri sebelumnya. Dia berharap bahwa dengan menikahi wanita baru, masalahnya dengan istri sebelumnya akan teratasi. Namun, sebenarnya dia tidak memiliki perasaan yang mendalam terhadap wanita yang dia nikahi.
2. Seorang wanita menikahi seorang pria karena dia ingin mendapatkan sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh pasangan yang sebenarnya lebih dia cintai. Misalnya, wanita tersebut menikahi pria yang memiliki status sosial yang lebih tinggi atau memiliki kekayaan yang lebih besar daripada pasangan yang sebenarnya dia cintai.
3. Seorang pria atau wanita menikahi seseorang hanya untuk mendapatkan keuntungan finansial atau materi lainnya. Mereka tidak memiliki perasaan cinta yang mendalam terhadap pasangan yang mereka nikahi, namun mereka setuju untuk menikah karena mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari pernikahan tersebut.
Dalam semua contoh di atas, pernikahan dengan keuntungan ini tidak didasari oleh cinta yang tulus dan komitmen yang kuat. Pasangan yang menjalankan pernikahan dengan keuntungan cenderung tidak memiliki dasar yang kuat untuk menjaga pernikahan mereka. Mereka tidak merasa memiliki kewajiban untuk saling setia karena pernikahan mereka terjadi bukan atas dasar saling mencintai melainkan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan.
Dampak buruk dari Marriage with Benefits
Pernikahan dengan keuntungan ini memiliki dampak buruk yang dapat merusak hubungan antara pasangan suami istri. Salah satu dampak buruknya adalah pernikahan ini sulit untuk langgeng dan harmonis karena tidak didasari oleh fondasi yang kuat. Ketika pernikahan hanya didasari oleh keuntungan semata, maka hubungan antara suami dan istri tidak akan memiliki dasar yang kuat untuk bertahan dalam situasi sulit.
Dampak buruk lainnya adalah besarnya kemungkinan terjadinya perselingkuhan di antara pasangan yang menjalani pernikahan dengan keuntungan. Karena pernikahan ini didasari oleh imbalan keuntungan, pasangan suami istri cenderung merasa tidak memiliki kewajiban untuk saling setia. Mereka tidak merasa perlu untuk memelihara hubungan dan saling peduli dengan pasangan mereka karena pernikahan mereka hanya mementingkan keuntungan pribadi.
Selain itu, pernikahan dengan keuntungan juga dapat mengabaikan dan melanggar kesucian pernikahan itu sendiri. Pernikahan seharusnya didasari oleh cinta yang tulus, kesetiaan, integritas, saling support, dan saling menghargai di antara anggota keluarga. Namun, pernikahan dengan keuntungan hanya mementingkan keuntungan pribadi dan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga pernikahan tersebut.
Dampak buruk lainnya adalah ketidakadanya cinta, cemburu, keinginan untuk memelihara hubungan, dan rasa saling peduli yang tulus di antara pasangan suami istri. Pasangan yang menjalankan pernikahan dengan keuntungan cenderung merasa bahwa tidak ada perlunya meluangkan waktu untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain. Pernikahan dengan keuntungan hanya fokus pada keuntungan pribadi sebagai tujuan utama dari pernikahan tersebut.
Kesimpulan
Pernikahan dengan keuntungan adalah istilah yang menggambarkan pernikahan yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan tertentu. Meskipun istilah ini belum begitu familiar di telinga banyak orang, praktik semacam ini sebenarnya sudah ada sejak lama dan sering terjadi di antara pasangan suami istri. Pernikahan dengan keuntungan ini dapat memiliki dampak buruk yang dapat merusak hubungan antara pasangan suami istri. Pasangan yang menjalankan pernikahan dengan keuntungan cenderung tidak memiliki dasar yang kuat untuk menjaga pernikahan mereka dan lebih rentan terhadap perselingkuhan. Oleh karena itu, pernikahan sebaiknya didasari oleh cinta yang tulus, kesetiaan, dan komitmen yang kuat agar hubungan tersebut dapat langgeng dan harmonis.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com