Mainan Anak Berantakan, Ajari Ia Membereskannya, Yuk!
Anak-anak adalah anugerah terindah dalam kehidupan seorang ibu. Namun, setiap ibu pasti pernah merasa kewalahan dengan situasi di mana mainan anak-anaknya berserakan di mana-mana. Baru saja dibersihkan, tapi selang beberapa menit pasti sudah berantakan lagi. Hayo, siapa yang sehari-hari dipusingkan dengan masalah seperti ini? Semua ibu pastinya, ya.
Aduh, mainan anak berserakan di mana-mana. Tampaknya ini adalah masalah yang umum terjadi di setiap rumah tangga dengan anak-anak. Namun, hal ini sebaiknya tidak dianggap remeh. Sebenarnya, ada alasan penting mengapa anak perlu diajari untuk membereskan mainannya sendiri.
Sebagian besar ibu biasanya akan merapikan mainan anak-anaknya yang berserakan. Namun jika ibu terus-menerus melakukannya, anak jadi kurang bertanggung jawab terhadap mainannya. Ia harus dibiasakan untuk merapikan mainannya sendiri. Mengapa demikian?
Pertama, membereskan mainan sendiri merupakan bentuk pembelajaran tanggung jawab bagi anak. Dengan mengajarkan anak untuk merapikan mainannya sendiri, ibu memberikan pelajaran penting tentang tanggung jawab. Anak akan belajar bahwa mereka bertanggung jawab atas mainan mereka dan harus merawatnya dengan baik.
Kedua, membereskan mainan sendiri juga melatih anak untuk mandiri. Ketika anak merapikan mainannya sendiri, ia belajar untuk tidak bergantung pada orang lain untuk melakukan tugas-tugas yang seharusnya ia bisa lakukan sendiri. Ini adalah langkah awal yang penting dalam mempersiapkan anak untuk menjadi mandiri di masa depan.
Selain itu, membereskan mainan sendiri juga mengajarkan anak tentang kebersihan dan keteraturan. Dengan merapikan mainan, anak belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keteraturan di sekitarnya. Mereka akan belajar bahwa dengan menjaga mainan tetap rapi, mereka juga menjaga lingkungan di sekitarnya tetap bersih dan teratur.
Tidak hanya itu, mengajari anak untuk merapikan mainan sendiri juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik halus. Saat mengambil, menyusun, dan merapikan mainan, anak menggunakan otot-otot kecil di tangan dan jari-jari mereka. Ini adalah latihan yang baik untuk mengembangkan kekuatan dan keterampilan motorik halus mereka.
Selain itu, mengajari anak untuk merapikan mainan sendiri juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan organisasi. Saat anak merapikan mainan, mereka belajar tentang kategori dan mengelompokkan mainan berdasarkan jenisnya. Mereka belajar tentang konsep menyusun dan mengatur benda-benda, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, mengajari anak untuk merapikan mainan sendiri juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Saat anak merapikan mainan, mereka belajar tentang urutan dan cara yang efisien untuk melakukan tugas tersebut. Mereka belajar tentang konsep waktu dan mengembangkan kemampuan berpikir logis untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Dalam mengajari anak untuk merapikan mainan sendiri, ada beberapa trik yang bisa ibu lakukan. Pertama, mulailah sejak dini. Bunda bisa mengajarkan anak untuk merapikan mainannya sejak usia dini, misalnya sejak anak berusia 1 tahun. Ajak anak untuk bersama-sama memasukkan mainan ke dalam wadah khusus untuk mainan. Dengan cara ini, anak akan tertarik untuk mengikutinya dan jika dilakukan secara terus-menerus, ia pun akan terbiasa untuk merapikan mainannya sendiri.
Selain itu, ibu juga perlu menyediakan wadah khusus untuk mainan anak. Pisahkan mainan-menainan menurut jenisnya dan berikan label nama. Tunjukkan pada anak bahwa ia harus memasukkan mainan-mainannya sesuai dengan label nama yang sudah ibu berikan. Trik ini akan memudahkan anak untuk mencari mainan apa yang ia inginkan sehingga tidak perlu membongkar satu per satu. Praktis, mudah, cepat, dan tidak membuat berantakan.
Selanjutnya, ibu juga bisa memberikan contoh yang baik bagi anak. Anak cenderung mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jadi, jika ibu sendiri rajin merapikan barang-barangnya, anak juga akan menirunya. Jadilah contoh yang baik bagi anak dalam hal merapikan mainan dan barang-barang lainnya.
Selain itu, ibu juga bisa membuat persyaratan terkait aktivitas bermain anak. Misalnya, ibu bisa membuat peraturan bahwa anak boleh bermain dengan mainannya dengan syarat ia harus merapikannya lagi setelah selesai bermain. Jika anak melanggar peraturan, mainan anak bisa disimpan sementara waktu. Namun jika anak berhasil merapikan mainannya, ia akan mendapatkan reward dari ibu.
Selanjutnya, ibu juga bisa menyeleksi mainan-mainan anak. Beberapa mainan mungkin sudah tidak pernah digunakan oleh anak. Luangkanlah waktu untuk menyeleksi mainan-mainan tersebut, mana yang masih terpakai dan mana yang tidak. Mainan yang tidak terpakai bisa disumbangkan kepada orang lain. Dengan begitu, peluang untuk mainan yang berserakan di mana-mana akan berkurang.
Selanjutnya, ibu juga bisa membuat membereskan mainan menjadi permainan. Anak cenderung sulit untuk melaksanakan perintah yang diberikan begitu saja. Maka, ubahlah perintah untuk membereskan mainan menjadi sebuah permainan. Misalnya, berlomba untuk memasukkan mainan ke dalam wadah antara ibu dan anak. Siapa yang paling banyak memasukkan, akan mendapatkan hadiah. Dengan cara ini, anak akan merasa tertantang untuk merapikan mainan dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya, ibu juga perlu menyediakan area khusus untuk anak bermain. Cobalah untuk meminimalisir kemungkinan mainan anak berceceran di segala tempat. Caranya adalah dengan menyediakan area khusus di mana anak boleh bermain dan mengeluarkan mainannya. Misalnya, anak hanya boleh mengeluarkan mainan di dalam kamarnya saja. Tentunya, anak juga tetap harus merapikan mainan setelah ia selesai bermain.
Dalam mengajari anak untuk merapikan mainan sendiri, ibu juga perlu bersikap tegas. Jika anak tidak mau melaksanakannya, maka lakukan konsekuensi yang sudah ibu buat. Saat melihat ibu tegas dalam melakukannya, anak pun akan berpikir bahwa ibu tidak main-main dan sekadar mengancam. Namun, sikap tegas ini tidak perlu diiringi dengan emosi. Kalau ibu emosi, anak hanya akan merasakan ketakutan sehingga kegiatan merapikan mainan menjadi terpaksa ia lakukan.
Selain itu, ibu juga perlu menjelaskan kepada anak mengapa ia harus selalu merapikan mainannya sendiri. Berikan penjelasan terkait pentingnya merapikan mainan untuk menjaga kebersihan dan keteraturan. Jelaskan bahwa jika mainan tidak dirapikan, bisa rusak atau hilang. Jika anak tidak mau hal itu terjadi, maka ia harus mau bertanggung jawab untuk merapikan mainannya sendiri. Jelaskan juga bahwa ibu sudah lelah dengan banyaknya pekerjaan di rumah sehingga berharap anak mau membantunya.
Trik-trik mengajari anak untuk merapikan mainan di atas perlu untuk diterapkan secara perlahan dan bertahap. Butuh waktu memang, tapi jangan menyerah begitu saja. Tetaplah bersabar dan terus berusaha untuk mengajari anak kebiasaan yang baik sejak dini. Dengan konsistensi dan kesabaran, anak akan terbiasa dan memiliki kesadaran untuk merapikan mainannya sendiri. Selamat mencoba trik ini, Bu.
Untuk ibu yang masih memiliki pertanyaan dan ingin berkonsultasi seputar anak, bisa berkunjung ke laman Tanya Pakar. Di sana, ada para ahli yang siap membantu ibu. Dengan mengikuti langkah registrasi terlebih dahulu, ibu bisa menggunakan fitur konsultasi gratis dengan ahli gizi. Jadi, jangan ragu untuk mencari bantuan dan informasi yang dibutuhkan, ya, Bu.
Sumber:
– Popmama
– Orami
– Haibunda
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com