Keputihan Saat Hamil Trimester 2? Ini Cara Mengatasinya

Keputihan saat hamil trimester 2 merupakan hal yang umum terjadi pada sebagian besar wanita hamil. Keputihan ini terjadi karena adanya perubahan hormon dalam tubuh wanita hamil, terutama peningkatan kadar estrogen dan aliran darah yang tinggi yang diperlukan untuk menyuplai nutrisi ke rahim dan vagina saat mengandung.

Keputihan saat hamil juga merupakan cairan tambahan yang mengangkut bakteri normal, sel-sel mati, dan cairan buangan dari vagina dan rahim. Cairan ini sebenarnya berfungsi membersihkan dan melindungi vagina dari infeksi. Namun, jika keputihan terjadi secara berlebihan atau disertai dengan gejala yang tidak normal, seperti bau yang tidak sedap, gatal, atau nyeri, maka bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diatasi.

Ada dua jenis keputihan saat hamil, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Keputihan normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Warna keputihan normal saat hamil seharusnya bening atau putih susu.
2. Tidak memiliki bau yang tidak sedap.
3. Tidak disertai dengan rasa gatal atau terbakar di area vagina.
4. Tidak terlalu banyak atau berlebihan.

Keputihan normal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh wanita hamil. Selain itu, keputihan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti stres. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan mengurangi stres agar keputihan tetap terkontrol.

Namun, jika keputihan saat hamil memiliki ciri-ciri berikut, maka bisa dikategorikan sebagai keputihan abnormal yang perlu mendapatkan perhatian medis:

1. Keputihan memiliki bau yang tidak sedap atau berbau amis.
2. Keputihan disertai dengan rasa gatal atau terbakar di area vagina.
3. Keputihan disertai dengan nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seksual.
4. Keputihan berwarna kuning, hijau, atau abu-abu.
5. Keputihan terjadi secara berlebihan atau tidak normal.

Baca Juga:  5 Manfaat Semangka Untuk Kesehatan Anak, Apa Saja?

Keputihan abnormal saat hamil dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, atau infeksi oleh bakteri Streptococcus Grup B (SGB). Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai penyebab keputihan saat hamil trimester 2:

1. Vaginosis bakterialis: Vaginosis bakterialis adalah kondisi atau penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan hormon dalam tubuh wanita hamil yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan bakteri di vagina. Gejala yang dapat muncul adalah gatal di sekitar vagina, keluarnya cairan berwarna abu-abu, dan perut terasa nyeri seperti saat menstruasi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

2. Infeksi jamur: Infeksi jamur pada vagina juga dapat menyebabkan keputihan saat hamil. Infeksi jamur biasanya terjadi karena peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang memicu pertumbuhan jamur candida yang merupakan jamur alami yang hidup di vagina. Jika infeksi jamur tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan peradangan pada vagina yang disertai dengan pembengkakan dan kemerahan pada area tersebut.

3. Streptococcus Grup B (SGB): Streptococcus Grup B adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing. Ketika terjadi infeksi oleh bakteri SGB, gejala yang dapat muncul adalah air kencing yang berwarna keruh, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan sering ingin buang air kecil. Infeksi ini juga dapat menularkan infeksi kepada janin yang sedang dikandung, sehingga penanganan medis yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.

Setelah mengetahui penyebab keputihan saat hamil, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan saat hamil:

1. Menjaga kebersihan area kewanitaan: Selalu basuh area vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut. Hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi atau bahan kimia yang dapat mengiritasi vagina.

Baca Juga:  6 Manfaat dan efek samping susu kedelai untuk ibu hamil

2. Menggunakan pakaian dalam yang nyaman: Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun yang dapat menyerap keringat dengan baik. Hindari penggunaan pakaian dalam yang ketat atau terbuat dari bahan sintetis yang dapat menyebabkan iritasi pada area vagina.

3. Menghindari penggunaan produk pembersih vagina: Hindari penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia yang keras. Produk ini dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan iritasi.

4. Menggunakan pembalut atau panty liner: Jika keputihan terjadi secara berlebihan, Anda dapat menggunakan pembalut atau panty liner untuk menyerap kelembapan. Ganti pembalut atau panty liner secara teratur untuk menjaga kebersihan area vagina.

5. Menghindari penggunaan tisu toilet berlebihan: Hindari penggunaan tisu toilet yang terlalu sering atau terlalu kasar untuk mengeringkan area vagina. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada area tersebut.

6. Menghindari penggunaan produk perawatan vagina: Hindari penggunaan produk perawatan vagina yang mengandung bahan kimia atau pewangi. Produk ini dapat mengganggu keseimbangan flora bakteri alami pada vagina dan menyebabkan iritasi.

7. Berkonsultasi dengan dokter: Jika keputihan saat hamil tidak kunjung membaik atau disertai dengan gejala yang tidak normal, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang sesuai sesuai dengan penyebab keputihan.

Selain mengatasi keputihan saat hamil, sangat penting bagi ibu hamil untuk menjaga kondisi kesehatan secara keseluruhan. Selama kehamilan, ibu membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, protein, dan karbohidrat seimbang.

Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi susu ibu hamil yang mengandung nutrisi penting, seperti DHA, asam folat, omega 3, omega 6, zat besi, serat, vitamin C, kalsium, dan seng. Nutrisi-nutrisi ini sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan.

Baca Juga:  5 Tips Memilih Teether Bayi yang Aman dan Bagus

Dalam menjaga kondisi kesehatan selama kehamilan, ibu juga perlu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan untuk memastikan perkembangan janin berjalan dengan baik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan yang sesuai jika ditemukan masalah kesehatan selama kehamilan.

Selain itu, hindari stres yang berlebihan dan selalu beristirahat dengan cukup. Stres dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, sehingga penting untuk menjaga kestabilan emosi dan pikiran selama masa kehamilan.

Dalam hal ini, keputihan saat hamil trimester 2 adalah hal yang umum terjadi dan sebagian besar tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika keputihan disertai dengan gejala yang tidak normal, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan menjaga kesehatan dan mengikuti saran-saran di atas, ibu hamil dapat mengatasi keputihan saat hamil dan menjaga kesehatan selama masa kehamilan. Tetaplah menjaga pola hidup sehat dan periksakan kondisi kesehatan secara rutin untuk memastikan kelancaran kehamilan dan kesehatan ibu serta janin.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com