Eyes on Growth Chart, Mommies!


I. Pengenalan

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar komentar tentang berat badan anak-anak. Setelah melahirkan, orang-orang sering berkomentar mengenai bentuk tubuh bayi yang lucu dan chubby, atau berat badannya yang bulat dan menggemaskan. Namun, setelah beberapa bulan berlalu, komentar-komentar tersebut berubah menjadi komentar mengenai kesehatan anak, apakah anak hanya mendapatkan ASI atau ada tambahan makanan lain, atau apakah anak sulit makan dan memiliki berat badan yang kurang.

Komentar-komentar ini sering kali membuat kita merasa kesal. Meskipun kita mencoba untuk tidak terlalu memikirkan komentar tersebut, telinga kita tetap mendengarnya. Baru-baru ini, seorang teman yang tinggal di Jepang mengeluhkan bahwa anaknya sering disebut sebagai bayi obesitas. Di sisi lain, seorang sepupu kita yang berusaha keras untuk memiliki anak setelah kehilangan anak sebelumnya, sekarang juga sering mendengar komentar bahwa anaknya terlalu kurus dan perlu menambah berat badannya. Sepertinya, tidak ada komentar yang memuaskan mengenai berat badan anak, bukan?

Oleh karena itu, sebagai ibu-ibu yang seringkali diomongin mengenai berat badan anak, penting bagi kita untuk mencatat perkembangan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak secara rutin. Sejak anak lahir, para suster membantu kita mencatat berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Kita tinggal memasukkan data tersebut ke dalam growth chart, baik yang dari WHO atau CDC. Saya pribadi lebih memilih growth chart versi WHO, karena angka rata-ratanya lebih beragam dan cara membacanya lebih mudah. Selain itu, dokter anak saya, dr. Purnamawati, juga selalu mengajak saya untuk membaca grafik ini setiap kali kontrol, biasanya saat imunisasi. Beliau mengatakan, “Belajarlah, agar Anda tahu perkembangan anak Anda sendiri dan tidak hanya mempercayai omongan orang atau dokter mengenai berat badan dan hal lainnya.”

Baca Juga:  Resep Comfort Food Untuk Bumil dari Ayah

Ternyata, kebiasaan mencatat perkembangan berat badan dan tinggi badan Menik benar-benar memberikan rasa aman bagi saya. Mengapa saya merasa aman? Karena garis pertumbuhannya mengikuti garis kurva dan trennya naik, dan tidak berada di bawah persentil paling bawah yang menandakan kurang gizi atau gagal tumbuh. Jadi, bagaimana cara menggunakan growth chart? Ada dua cara, yaitu manual atau menggunakan tools dari WHO langsung di PC.

II. Cara Membaca Growth Chart Secara Manual

Jika kita ingin menggunakan cara manual, kita dapat mengisi growth chart yang biasanya terdapat di dalam buku tumbuh kembang bayi yang diberikan oleh rumah sakit setelah melahirkan atau di Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita yang dapat didapatkan di Posyandu atau Puskesmas. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1. Berikan titik pada angka yang sesuai di kurva pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
2. Perhatikan persentilnya. Terdapat garis berwarna yang melintang, yaitu merah, oranye, dan hijau, serta di ujung kanan garis tersebut terdapat persentil 3rd, 15th, 50th, 85th, dan 97th. Cara membaca persentilnya sangat mudah. Misalnya, jika anak berada di persentil 15th, ini artinya ada 85% anak dengan usia dan jenis kelamin yang sama memiliki berat badan yang lebih dari anak tersebut, atau ada 15% anak yang berat badannya lebih rendah dari anak tersebut. Atau dengan kata lain, 15 dari 100 anak memiliki berat atau tinggi badan yang sama.
3. Garis tengah berwarna hijau dengan persentil 50 adalah angka rata-ratanya.
4. Jika menggunakan KMS, daerah berwarna kuning-hijau adalah patokannya. Di bagian kanan bawah juga terdapat cara membacanya.
5. Tarik garis dari titik-titik yang sudah dibuat agar terlihat trennya.

Baca Juga:  6 Penyebab Benjolan di Belakang Telinga Bayi

III. Cara Membaca Growth Chart dengan Tools WHO Anthro

Jika kita lebih suka menggunakan versi digital, kita dapat mengunduh aplikasi WHO Anthro dan mengikuti petunjuk penggunaannya. Dengan menggunakan aplikasi ini, kita bisa menyimpan data tumbuh kembang anak di komputer. Saya pribadi senang menggunakan aplikasi ini karena kurvanya terlihat jelas. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan versi Z-Score, yang lebih enak digunakan. Anak dikatakan “underweight” jika berada di bawah garis -2, dan “severely underweight” jika berada di bawah garis -3.

Berikut ini adalah langkah-langkah menggunakan aplikasi WHO Anthro secara umum:

1. Buka aplikasi dan klik “Individual Assessment”.
2. Buat data baru dengan mengklik tanda tambah berwarna hijau di bawah kolom “Children”. Masukkan data anak, ibu, dan ayah.
3. Masukkan data berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Klik tanda tambah berwarna hijau di bawah kolom “Visits”. Isi tanggal, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan pilih keterangan apakah anak diukur saat tiduran atau berdiri. Kemudian klik “save”.
4. Lakukan secara berkala atau masukkan semua data yang ada di buku sehat anak.
5. Untuk melihat hasil plot, klik ikon “graphs” di kolom paling bawah.

IV. Pentingnya Membaca Growth Chart

Membaca growth chart sangat penting karena memberikan informasi yang jelas mengenai perkembangan tumbuh kembang anak. Dengan memperhatikan garis pertumbuhan yang naik secara konsisten, kita dapat memastikan bahwa anak kita tumbuh dengan semestinya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti tren garis yang datar (berat badan tetap dalam 3 bulan) atau justru menurun, yang dapat mengindikasikan gagal tumbuh. Jika anak berada di bawah persentil 15 atau hampir mencapai persentil 85, perlu diperhatikan faktor ras, aktivitas anak, dan kondisi fisik orang tua. Jika orang tua memiliki tubuh tinggi dan langsing, tidak mungkin anaknya akan memiliki berat badan yang berlebihan, bukan? Selain itu, sebaiknya pengukuran dilakukan setiap bulan pada tanggal yang sama agar lebih akurat. Jika melihat tren penurunan garis, segera cari penyebabnya dan konsultasikan dengan dokter anak. Jangan lupa untuk mencatat segala hal yang mungkin menjadi penyebab pertumbuhan lambat atau bahkan gagal tumbuh.

Baca Juga:  Tips Menyiapkan Keperluan Bayi Kembar

V. Kesimpulan

Membaca growth chart sangat penting bagi ibu-ibu untuk memantau perkembangan tumbuh kembang anak dengan lebih akurat. Dengan mencatat berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak secara rutin, kita dapat memastikan bahwa anak kita tumbuh dengan semestinya dan tidak perlu terlalu khawatir dengan komentar orang mengenai penampilan fisik anak. Growth chart memberikan kita pegangan yang jelas mengenai perkembangan anak kita. Sebagai ibu, kita harus menjaga kesehatan anak kita dan tidak terlalu memikirkan komentar orang lain yang mungkin tidak selalu benar. Jadi, mari kita tetap fokus pada growth chart dan memantau tumbuh kembang anak kita dengan baik.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com