Bisakah Bunda Menyusui Puasa? Ini Manfaat dan Risikonya
Bunda hamil dan menyusui termasuk dalam golongan orang yang tidak wajib menjalankan puasa Ramadan. Meski begitu, tak sedikit ibu menyusui yang tetap ingin menjalankan ibadah yang hanya satu tahun sekali ini.
Keputusan ibu menyusui puasa atau tidak tergantung dari usia si Kecil. Sebab, bayi yang berusia di bawah enam bulan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan bayi berusia satu tahun lebih.
Bayi yang berusia kurang dari enam bulan umumnya masih dalam masa pemberian ASI eksklusif. Lain halnya dengan bayi berusia satu tahun atau lebih yang sudah mampu mengonsumsi makanan lain dan biasanya hanya menyusu pada malam hari.
Meski begitu, Bunda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk menjalani puasa. Simak juga beberapa informasi terkait bisa tidaknya ibu menyusui puasa berikut ini sebagai bahan pertimbangan ya, Bu!
Manfaat Bunda Menyusui Puasa
Menjaga berat badan ideal
Puasa sering menjadi pilihan bagi beberapa orang untuk menjaga berat badan tetap ideal. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, berpuasa diketahui dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga akan meningkatkan pembakaran kalori dan lemak di dalam tubuh.
Meningkatkan kesehatan jantung
Berpuasa juga termasuk salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Menjalankan puasa secara teratur akan mendorong tubuh untuk memanfaatkan lemak sebagai sumber energi utama. Alhasil, kolesterol yang berada di dalam tubuh akan berkurang dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Membantu mengurangi stres
Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, melainkan juga dari amarah. Terkadang, si Kecil yang rewel tanpa henti membuat Bunda menjadi stres.
Berpuasa seharian penuh akan membantu menurunkan kadar hormon pemicu stres (kortisol) dan merangsang hormon endorfin yang dapat meredakan rasa cemas.
Risiko Bunda Menyusui Puasa
Mungkin Bunda bertanya-tanya, adakah dampak ibu menyusui berpuasa bagi bayi? Bunda menyusui puasa sebenarnya tidak terlalu berbahaya bagi si Kecil. Pasalnya, tubuh akan tetap memproduksi ASI seperti biasa.
Hanya saja, puasa terkadang dapat membuat perubahan kecil pada kandungan nutrisi mikro dari ASI yang diproduksi. Kadar vitamin dan mineral seperti magnesium, kalium, dan seng. Akan sedikit berkurang selama berpuasa.
Adapun untuk komposisi nutrisi makro ASI yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak akan tetap sama. Perubahan komposisi ASI ibu menyusui puasa juga dipengaruhi oleh apa yang Bunda konsumsi saat sahur dan berbuka. Maka dari itu, pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi agar kualitas ASI tetap terjaga.
Tips Puasa bagi Bunda Menyusui
Apabila Bunda sudah mantap untuk berpuasa dalam keadaan menyusui, ada sejumlah tips yang bisa dicoba agar tidak mengganggu proses menyusui si Kecil. Berikut tips puasa bagi ibu menyusui:
Pilih Makanan Sehat
Bunda menyusui puasa harus cermat dan selektif dalam memilih asupan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka. Pilihlah makanan yang kaya serat dan air, seperti sayuran dan buah-buahan.
Usahakan makanan yang dikonsumsi memenuhi kriteria gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan, yaitu 50% karbohidrat dan protein, serta 50% sisanya terdiri dari buah dan sayuran. Selain itu, Bunda menyusui juga wajib makan tiga kali sehari. Ini bisa dilakukan antara waktu berbuka sampai sahur.
Cukupi Kebutuhan Cairan
Meskipun Bunda menahan haus selama lebih dari 12 jam, tetap cukupi kebutuhan cairan harian ya, Bu. Minumlah sebanyak dua liter (sekitar 8 gelas) air putih setiap harinya.
Hindari Stres
Tahukah Bunda, saat Bunda merasa rileks dan bahagia, jumlah hormon oksitosin dalam tubuh meningkat, lho. Hormon ini memicu otot-otot halus di sekitar sel-sel pembuat ASI, sehingga membuatnya bekerja lebih aktif dan berkontraksi.
Oleh sebab itu, ASI lebih mudah keluar saat Bunda merasa rileks. Jika Bunda menyusui puasa merasa khawatir bahkan stres, produksi ASI malah berisiko berkurang, lho.
Hindari Makanan Pedas dan Bersantan
Apakah Bunda suka makan sahur atau berbuka dengan santapan pedas atau bersantan? Sayangnya, makanan pedas dan bersantan bisa menyebabkan tubuh ibu menyusui puasa mudah merasa lemas, lho.
Jenis makanan ini menyerap mineral alami tubuh, sehingga ibu menyusui puasa akan mudah kekurangan cairan. Lebih baik perbanyak konsumsi makanan berprotein tinggi dan kaya serat, seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan.
Istirahat Cukup
Bunda menyusui puasa juga sebaiknya membatasi aktivitas fisik agar energi tubuh tak cepat terkuras. Apalagi, proses menyusui butuh banyak tenaga. Selain itu, pastikan Bunda mendapat waktu istirahat yang cukup, ya.
Bagaimana Bu, apakah informasi terkait ibu menyusui puasa di atas sudah cukup jelas? Semoga Bunda tetap kuat menjalankan ibadah puasa selagi menyusui, ya. Pastikan Bunda mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka puasa untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian.
Selain dari makanan, Bunda juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Bunda selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Namun jika Bunda atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Bunda bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Bunda memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com