Yang Harus Diketahui Tentang Susu UHT


Sedang marak pemberitaan yang menyebutkan bahwa enzim yang terdapat pada susu sapi tidak dapat dicerna tubuh manusia dan bahwa gula alami yg terdapat pada susu (laktosa) dan juga kasein justru membuat keropos tulang.  Apakah pendapat ini benar? Jika tidak benar, mohon penjelasan (sanggahannya) secara ilmiah.

Dalam tubuh, enzim laktase diperlukan untuk mencerna laktosa. Laktosa adalah gula yang hanya terkandung dalam susu. Enzim ini akan diproduksi jika makanan yang dikonsumsi mengandung laktosa. Jika dalam jangka waktu tertentu tidak mengonsumsi laktosa, maka kadar enzim laktase akan turun atau sangat rendah. Pada orang Asia, umumnya semakin dewasa usia, kadar enzim laktase dalam tubuh semakin rendah karena konsumsi susu makin berkurang.

Dalam konteks ini, pernyataan bahwa enzim yang terdapat pada susu sapi tidak dapat dicerna tubuh manusia sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk memproduksi enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa. Namun, ada variasi individu dalam kemampuan tubuh untuk memproduksi enzim ini. Beberapa orang mungkin memiliki kadar enzim laktase yang lebih rendah, sehingga mereka lebih sulit mencerna laktosa. Namun, ini bukan berarti bahwa laktosa secara umum tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.

Selain itu, pernyataan bahwa gula alami yang terdapat pada susu (laktosa) dan juga kasein membuat keropos tulang juga tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya, susu mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi yang mudah diserap tubuh. Dengan mengonsumsi susu, kita mendapatkan asupan kalsium yang paling mudah dicerna. Kalsium merupakan mineral yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang yang sehat. Selain itu, susu juga mengandung protein, mineral, dan vitamin yang penting untuk tubuh.

Namun, ada beberapa faktor lain yang juga berperan dalam kesehatan tulang. Misalnya, faktor genetik, pola makan seimbang, dan gaya hidup aktif juga berkontribusi terhadap kesehatan tulang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan gaya hidup aktif sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan tulang.

Kenapa susu sapi hanya boleh dikonsumsi oleh anak di atas usia 1 tahun?

Susu sapi whole milk, atau susu sapi yang tidak dimodifikasi komposisinya menyerupai ASI – di mana kadar natrium dan proteinnya lebih tinggi dibanding ASI dan Sufor. Baik susu UHT full cream, non-fat and low-fat, dalam pengonsumsiannya diperlukan fungsi ginjal yang telah sempurna seperti dewasa.

Pada anak usia mulai 1 tahun, fungsi ginjal sudah matang menyerupai fungsi ginjal orang dewasa. Dengan ini susu UHT bisa dikonsumsi anak usia 1 tahun, di mana ginjal sudah dapat membuang sisa metabolisme: kelebihan protein dan natrium di dalam tubuh.

Sebelum usia 1 tahun, ASI atau susu formula adalah makanan yang paling sesuai dan dianjurkan untuk bayi. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI juga mengandung antibodi dan faktor pertumbuhan yang melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.

Sekarang banyak susu dengan varian rasa. Apakah ini baik dikonsumsi?

Baca Juga:  Manfaat Dark Chocolate untuk Ibu Hamil, Sudah Coba?

Susu varian rasa mengandung gula tambahan. Selama dikonsumsi dalam batas wajar (400-600 ml) tidak apa-apa, karena kandungan gulanya masih dalam batas yang diperbolehkan. Namun, sebaiknya anak lebih banyak mengonsumsi susu plain tanpa tambahan rasa atau pemanis. Susu plain memiliki manfaat yang lebih baik untuk kesehatan gigi dan menghindari risiko karies.

Karies gigi memang berhubungan dengan konsumsi gula. Ketika gula dalam makanan atau minuman bercampur dengan bakteri di mulut, maka asam akan terbentuk dan dapat merusak lapisan luar gigi. Namun, hal ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rongga mulut dan rajin menggosok gigi setelah mengonsumsi susu varian rasa.

Penting untuk diingat bahwa susu, baik yang plain maupun dengan varian rasa, tetap merupakan sumber nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, perlu diingat untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan dan menjaga keseimbangan dengan makanan dan minuman lain yang sehat.

Apakah susu UHT benar-benar nggak memakai zat pengawet?

Susu UHT yang dikemas dengan menggunakan teknologi aseptik memang tidak mengandung zat pengawet. Teknologi aseptik adalah kombinasi proses pemanasan (sterilisasi) yang dilakukan pada produk pangan sehingga dapat dipastikan kebersihannya. Proses sterilisasi UHT pada susu UHT umumnya dilakukan pada suhu sekitar 135-140oC selama 2-4 detik. Proses ini mampu menjaga nilai gizi produk yang disterilisasikan dan menjaga kebersihan produk tersebut.

Dalam proses produksi susu UHT, susu segar dipanaskan secara singkat pada suhu tinggi untuk membunuh mikroorganisme yang ada dalam susu. Setelah proses sterilisasi, susu tersebut langsung dimasukkan ke dalam kemasan aseptik. Kemasan aseptik ini mampu menjaga kebersihan susu tanpa perlu penambahan zat pengawet tambahan.

Dengan demikian, susu UHT memang aman untuk dikonsumsi dan tidak mengandung zat pengawet tambahan. Namun, penting untuk memeriksa tanggal kadaluwarsa dan keutuhan kemasan susu sebelum mengonsumsinya. Jika kemasan susu telah terbuka atau rusak, sebaiknya tidak mengonsumsinya untuk mencegah risiko kontaminasi.

Rekomendasi konsumsi susu UHT untuk balita untuk memenuhi kebutuhan kalsium adalah 400 – 600 ml per hari, batas maksimal yang dianjurkan adalah 720 ml per hari.

Anjuran konsumsi susu UHT untuk balita sebanyak 400-600 ml per hari adalah untuk memenuhi kebutuhan kalsium yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang yang sehat. Kalsium merupakan mineral yang penting untuk membangun dan memperkuat tulang serta gigi. Dengan mengonsumsi susu UHT, balita dapat memperoleh asupan kalsium yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang yang optimal.

Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda. Jumlah konsumsi susu UHT dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual anak. Penting juga untuk memperhatikan keberagaman pola makan dan memasukkan makanan lain yang kaya akan kalsium, seperti produk olahan susu, ikan, dan sayuran hijau, dalam menu harian anak.

Berdasarkan hasil riset di Eropa, anak yang mengonsumsi susu mempunyai postur tubuh lebih tinggi dibanding anak yang tidak mengonsumsi susu terkait dengan kandungan IGF-1 (Insulin Growth Factor – 1) pada susu.

Baca Juga:  7 Teknik Memasak yang Aman untuk Ibu Hamil

IGF-1 (Insulin Growth Factor – 1) adalah hormon yang diproduksi oleh hati dan memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi IGF-1 adalah asupan protein yang cukup, termasuk protein yang terdapat dalam susu.

Berdasarkan hasil riset di Eropa, anak yang mengonsumsi susu dikaitkan dengan postur tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak mengonsumsi susu. Hal ini terkait dengan kandungan IGF-1 dalam susu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan tubuh secara keseluruhan.

Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor lain juga berperan dalam pertumbuhan dan postur tubuh anak. Genetik, pola makan seimbang, dan gaya hidup aktif juga memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Lalu benarkah kandungan dalam susu yang berlebihan dan tidak terpakai akan mengendap dalam tubuh dan mengganggu proses metabolisme tubuh di masa yang akan datang?

Untuk diketahui, dalam proses penyerapan makanan di usus, tidak ada makanan yang diserap secara sempurna, selalu ada bagian yang tidak diserap termasuk dari susu yang kemudian akan dibuang sebagai kotoran oleh usus. Usus sendiri merupakan organ yang sangat aktif, selalu memperbaharui lapisan luarnya setiap hari.

Sementara metabolisme adalah proses perubahan zat gizi yang telah diserap tubuh untuk menghasilkan energi atau dibentuk menjadi sesuatu yang berguna di tubuh.

Sayangnya, tidak disebutkan apa yang mengendap dan di mana pengendapan terjadi sehingga sulit memberikan penjelasan lebih lanjut. Sampai saat ini, asosiasi dokter anak di berbagai belahan dunia masih menganjurkan pemberian susu untuk anak, terutama untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya.

Dalam jumlah yang wajar, susu UHT yang dikonsumsi oleh balita tidak akan menyebabkan pengendapan yang signifikan dalam tubuh. Namun, penting untuk mengonsumsi susu sesuai dengan anjuran dan tidak berlebihan. Selain itu, menjaga pola makan yang seimbang dan gaya hidup aktif juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Susu mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi yang mudah diserap tubuh.

Kalsium adalah mineral yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang yang sehat. Dalam susu, kalsium terkandung dalam jumlah yang tinggi dan mudah diserap tubuh. Dengan mengonsumsi susu, kita mendapatkan asupan kalsium yang paling mudah dicerna dan diserap tubuh.

Kalsium merupakan komponen utama dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, kalsium juga berperan dalam fungsi otot, sistem saraf, dan pembekuan darah. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti osteoporosis, kepadatan tulang yang rendah, serta risiko patah tulang yang tinggi.

Selain kalsium, susu juga mengandung zat besi, protein, mineral, dan vitamin yang penting untuk tubuh. Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia. Protein berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Mineral, seperti magnesium dan fosfor, juga berperan dalam berbagai fungsi tubuh yang penting. Vitamin, seperti vitamin D dan vitamin B12, juga terkandung dalam susu dan berperan dalam kesehatan tulang dan sistem saraf.

Baca Juga:  Catat, Ini Informasi Lengkap Alergi Makanan pada Bayi

Dalam hal ini, susu UHT memiliki keunggulan dalam kepraktisan dan kemudahan penyimpanannya. Susu UHT dapat disimpan pada suhu ruang selama berbulan-bulan, selama kemasan tidak rusak dan belum dibuka. Hal ini membuat susu UHT menjadi pilihan yang praktis untuk dikonsumsi oleh anak-anak, terutama dalam jangka waktu yang lebih lama.

Susu kaya akan laktosa yang diperlukan untuk perkembangan otak di 2 tahun pertama kehidupan dan sebagai salah satu sumber energi.

Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu. Laktosa memiliki peran penting dalam perkembangan otak pada 2 tahun pertama kehidupan anak. Laktosa merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh otak untuk berfungsi dengan baik.

Anak-anak pada usia 2 tahun pertama kehidupan memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka yang pesat. Selain itu, otak anak pada periode ini juga sedang mengalami perkembangan yang cepat. Oleh karena itu, asupan energi yang cukup, termasuk dari laktosa dalam susu, sangat penting untuk mendukung perkembangan otak yang optimal.

Selain laktosa, susu juga mengandung lemak yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Lemak adalah sumber energi yang penting dan juga berperan dalam pembentukan sel-sel saraf. Dalam susu, lemak terkandung dalam jumlah yang seimbang dan mudah dicerna tubuh.

Dalam konteks ini, susu UHT menjadi pilihan yang baik untuk memenuhi kebutuhan laktosa dan lemak pada anak-anak. Susu UHT memiliki kandungan laktosa yang cukup untuk mendukung perkembangan otak anak pada 2 tahun pertama kehidupan. Selain itu, susu UHT juga memiliki kandungan lemak yang seimbang untuk menjaga kesehatan otak anak.

Dalam kesimpulannya, susu UHT merupakan pilihan yang baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak, terutama dalam memenuhi kebutuhan kalsium dan nutrisi penting lainnya. Susu UHT mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi yang mudah diserap tubuh. Susu juga mengandung laktosa yang diperlukan untuk perkembangan otak pada 2 tahun pertama kehidupan dan sebagai sumber energi. Selain itu, susu UHT juga praktis dan memiliki kemampuan penyimpanan yang baik.

Namun, penting untuk mengonsumsi susu UHT sesuai dengan anjuran dan tidak berlebihan. Selain itu, perlu diingat untuk menjaga pola makan yang seimbang dan gaya hidup aktif sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan menjaga pola makan yang seimbang dan mengonsumsi susu UHT secara teratur, kita dapat memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com