Waspadai 9 Gangguan Perut Saat Hamil Berikut Ini


1. Membesarnya rahim

Ketika seorang wanita hamil, salah satu perubahan yang paling mencolok adalah pembesaran rahimnya. Rahim yang semakin membesar ini dapat menyebabkan berbagai masalah pada perut ibu hamil. Ketika rahim membesar, ia akan mendorong organ-organ di sekitarnya, sehingga membuat ibu hamil merasa lebih mudah merasa kembung, perut cepat terasa penuh, dan sulit untuk bernapas.

Gejala yang umumnya dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami masalah akibat pembesaran rahim adalah ketidaknyamanan. Mereka mungkin merasa perutnya kembung atau terasa penuh, yang kemudian membuat mereka malas makan. Selain itu, kesulitan bernapas juga dapat terjadi, terutama ketika kehamilan sudah memasuki trimester ketiga dan rahim sudah cukup besar. Hal ini dapat membuat ibu hamil merasa lelah dengan mudah.

Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya ibu hamil banyak istirahat dan makan dalam porsi kecil namun sering. Hindari makan dalam jumlah besar sekaligus, karena hal ini dapat menambah rasa kembung dan penuh pada perut.

2. Nyeri ligamen

Nyeri ligamen adalah masalah perut lain yang sering dialami oleh ibu hamil. Nyeri ini biasanya terasa di daerah perut bagian bawah kanan atau kiri, dan kadang-kadang dapat menjalar hingga ke area paha. Ligamen yang dimaksud di sini adalah ligamentum rotundum, yang merupakan salah satu jaringan penyangga rahim. Ketika rahim mulai membesar, ligamen ini akan meregang, dan itulah yang menyebabkan ibu hamil merasakan ketidaknyamanan dan nyeri pada perut bagian bawah.

Gejala yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami nyeri ligamen adalah nyeri di daerah perut bagian bawah kanan atau kiri, yang kemudian menjalar ke sekitar paha. Meskipun nyeri ini normal terjadi pada ibu hamil, terutama pada kehamilan enam bulan ke atas, namun rasa nyeri ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat beraktivitas.

Baca Juga:  Atasi Mual Kehamilan dengan 5 Makanan Ini

Untuk mengatasi nyeri ligamen, ibu hamil dapat melakukan beberapa langkah sederhana. Salah satunya adalah dengan bersujud selama kurang lebih 30 detik hingga 1-2 menit. Biasanya, nyeri akan hilang dengan sendirinya setelah melakukan ini. Selain itu, ibu hamil juga dapat berbaring ke sisi kiri dengan posisi meringkuk seperti bayi selama 30 detik hingga 1-2 menit. Posisi ini dapat membantu meredakan nyeri yang dirasakan.

3. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit adalah masalah yang sering dialami oleh ibu hamil. Menurut dr. Jimmy, hal ini memang normal terjadi selama masa kehamilan. Konstipasi terjadi karena tubuh berusaha meningkatkan jumlah makanan yang diserapnya. Selama kehamilan, pergerakan usus juga menjadi lebih lambat, dan ada pengaruh hormon yang memicu terjadinya konstipasi.

Gejala yang dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami konstipasi adalah feses yang keras dan perasaan tidak tuntas setelah buang air besar.

Untuk mengatasi konstipasi, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Selain itu, penting juga untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum minimal 2,5 hingga 3 liter air putih setiap hari. Hal ini dapat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah terjadinya konstipasi.

4. Kontraksi palsu

Kontraksi palsu atau yang sering disebut sebagai Braxton Hicks adalah kontraksi yang sering terjadi pada ibu hamil di akhir masa kehamilannya. Kontraksi ini terjadi karena adanya pelebaran rahim. Meskipun kontraksi palsu ini tidak berbahaya, namun hal ini memiliki peran penting sebagai latihan bagi ibu hamil dan juga janin sebelum menghadapi proses persalinan yang sebenarnya.

Untuk mengenali apakah kontraksi yang dirasakan adalah kontraksi palsu atau kontraksi sebenarnya, ibu hamil dapat memperhatikan intensitas nyeri yang dirasakan. Jika rahim hanya terasa kencang namun aktivitas fisik tidak terganggu, maka dapat dikatakan bahwa itu adalah kontraksi palsu. Namun, jika rahim terasa kencang atau kaku disertai dengan rasa mulas dan nyeri yang hebat, dan membuat ibu hamil tidak bisa melakukan aktivitas apapun, maka itu adalah kontraksi sebenarnya. Jika mengalami kontraksi sebenarnya, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga:  Perlukah Susu Formula yang Mengandung Probiotik untuk Anak?

Untuk mengatasi kontraksi palsu, ibu hamil dapat menarik napas panjang, merilekskan diri, dan tidak perlu khawatir. Kontraksi palsu ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan khusus.

Selain empat masalah perut di atas, masih ada beberapa masalah perut lain yang kerap dialami oleh ibu hamil. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah-masalah perut lainnya, silakan baca artikel selanjutnya.

Ditulis oleh: Leriza Putri

BACA JUGA:
5 Cara Mencegah Bayi Stunting Sejak Masa Kehamilan
Atasi Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Ngilu di Pergelangan Tangan Saat Hamil

Penulis: Leriza Putri

Sumber: dr. Jimmy Panji, SpOG dari Rumah Sakit Permata Hati Lampung


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com