Tips Mudah Melatih si Kecil Berekspresi
Pindah rumah merupakan peristiwa yang cukup berdampak bagi keluarga. Beberapa bulan yang lalu, saya dan suami memutuskan untuk pindah rumah yang lebih besar. Salah satu pertimbangan utama kami dalam mencari rumah baru adalah anak-anak yang semakin besar dan membutuhkan ruang yang lebih luas.
Dalam proses pindah rumah, saya menemukan sebuah kotak penyimpanan yang berdebu. Ketika saya membukanya, saya menemukan sebuah gambar keluarga yang dibuat oleh si Kecil saat ia masih berusia 3 tahun. Saya teringat bahwa gambar tersebut dibuat karena si Kecil merasa bosan dengan permainan yang itu-itu saja. Saya kemudian mengajaknya untuk menggambar sambil bercerita. Aktivitas ini melibatkan kertas gambar, alat mewarnai, dan stiker bergambar sebagai pemanis.
Saat si Kecil menggambar, saya meminta dia untuk bercerita tentang keluarganya. Sambil menggambar, saya juga meminta dia untuk menirukan cara berbicara kami. Saya sangat terkesima dan merasa lucu ketika mendengarnya menirukan suara kami. Setelah gambar selesai, saya memberikan beberapa stiker untuk mempercantik gambar tersebut. Saya merasa bahagia dan haru ketika si Kecil memberikan gambar tersebut kepada saya. Saya memberikan ia pelukan sambil memuji hasil gambar yang bagus.
Menurut beberapa teman dan kerabat, memberikan pujian yang diiringi dengan ungkapan terima kasih dapat mengajarkan si Kecil untuk menghargai orang lain. Selain itu, penggunaan gestur juga dapat digunakan untuk melarang si Kecil melakukan sesuatu. Misalnya, ketika si Kecil melompat-lompat di atas kursi, saya menggunakan gestur dengan menggerakkan jari telunjuk ke kiri dan kanan sambil mengatakan ‘tidak’ kepadanya. Saya juga menjelaskan kepadanya mengapa hal tersebut berbahaya.
Mengekspresikan perasaan dari hati ke hati dapat membuat si Kecil menjadi lebih terbuka dan percaya diri. Selama fase ini, keterlibatan Bunda sangat penting dalam perkembangan linguistik dan penambahan kosa kata si Kecil. Menurut artikel yang saya baca, pada usia 3 tahun, seorang anak sudah memiliki kosa kata sebanyak 200 kata atau bahkan lebih. Hal ini disebabkan oleh interaksi yang sering dilakukan dengan orang tua dan orang di sekitarnya.
Sebagai seorang Bunda, saya menyadari bahwa saya merupakan figur idola bagi si Kecil. Oleh karena itu, saya harus memberikan contoh yang baik, termasuk dalam komunikasi. Saya biasakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan bahasa verbal dan non verbal, agar si Kecil dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.
Selain itu, dalam masa ini, si Kecil mulai tertarik dengan hal-hal baru di sekitarnya. Oleh karena itu, ia membutuhkan nutrisi yang tepat untuk mendukung daya tahan tubuhnya. Saya memberikannya potongan buah segar seperti pepaya, semangka, atau jambu sebagai camilan sehat.
Dalam melatih si Kecil berekspresi, ada beberapa tips yang dapat saya bagikan:
1. Berikan waktu untuk bermain dan bercerita bersama. Ajak si Kecil untuk menggambar sambil bercerita tentang keluarga dan hal-hal yang ia sukai.
2. Berikan pujian dan ungkapan terima kasih ketika si Kecil melakukan sesuatu yang baik. Hal ini dapat mengajarkan si Kecil untuk menghargai orang lain dan juga membangun rasa percaya diri.
3. Gunakan gestur untuk melarang si Kecil melakukan sesuatu yang berbahaya. Misalnya, menggerakkan jari telunjuk ke kiri dan kanan sambil mengatakan ‘tidak’.
4. Mengekspresikan perasaan dari hati ke hati dapat membuat si Kecil menjadi lebih terbuka dan percaya diri. Biasakan untuk menggunakan bahasa verbal dan non verbal dalam berkomunikasi.
5. Berikan nutrisi yang tepat untuk mendukung perkembangan si Kecil. Hindari memberikan makanan manis seperti permen dan berikan camilan sehat seperti potongan buah segar.
Dalam menghadapi fase ini, sebagai seorang Bunda, saya harus memahami dan mendukung perkembangan si Kecil. Dengan memberikan contoh yang baik dan melatihnya berekspresi, saya berharap si Kecil dapat tumbuh menjadi anak yang berani, percaya diri, dan mampu berkomunikasi dengan baik di lingkungannya.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com