Ketahui tentang Tuberculosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan sangat menular. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat menular pada anak-anak. Penularan TB terjadi melalui udara, saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin dan partikel bakteri masuk ke dalam udara dan dihirup oleh orang lain.
TB merupakan masalah kesehatan global yang serius. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10 juta orang terinfeksi TB dan sekitar 1,5 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. Anak-anak juga rentan terhadap TB, dengan sekitar satu juta anak terinfeksi TB dan sekitar 200.000 anak meninggal karena penyakit ini.
Gejala TB pada anak seringkali tidak spesifik dan mirip dengan gejala penyakit lain. Beberapa gejala yang dapat muncul pada anak dengan TB antara lain demam yang tidak kunjung reda selama dua minggu atau lebih, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, dan benjolan pada leher. Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera menghubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Diagnosis Tuberculosis pada Anak
Diagnosis TB pada anak bukanlah tugas yang mudah karena gejalanya yang seringkali tidak spesifik dan sulit untuk dideteksi. Selain itu, anak-anak sulit untuk memberikan sampel dahak yang diperlukan untuk diagnosis TB. Oleh karena itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mendeteksi adanya infeksi TB pada anak.
Salah satu tes yang umum dilakukan untuk mendeteksi TB pada anak adalah tes Mantoux atau Tuberculin Skin Test (TST). Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan tuberkulin ke dalam kulit lengan anak. Setelah penyuntikan, akan terbentuk benjolan kecil di permukaan kulit. Setelah 48-72 jam, dokter akan memeriksa benjolan tersebut untuk melihat apakah ada perubahan ukuran atau tanda-tanda peradangan.
Jika benjolan tidak membesar, maka hasil tes Mantoux akan negatif dan anak dapat dikatakan tidak terpapar kuman TB. Namun, jika benjolan membesar sekitar 5-10 mm dan terlihat adanya peradangan, maka hasil tes Mantoux akan positif. Hal ini menunjukkan bahwa anak sedang atau pernah terpapar kuman TB. Namun, tes Mantoux tidak dapat menentukan apakah anak tersebut sedang mengalami infeksi TB aktif atau tidak. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis dan memberikan pengobatan yang tepat.
Prosedur Tes Mantoux
Tes Mantoux dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Dokter akan menyuntikkan cairan tuberkulin pada kulit lengan anak.
2. Setelah penyuntikan, akan terbentuk benjolan kecil di permukaan kulit.
3. Dokter akan memberikan tanda batas awal di sekeliling benjolan menggunakan spidol untuk memudahkan pengukuran perubahan ukuran benjolan.
4. Setelah 48-72 jam, dokter akan memeriksa kembali benjolan tersebut untuk melihat ada tidaknya perubahan ukuran atau tanda-tanda peradangan.
5. Jika benjolan tidak membesar, maka hasil tes Mantoux akan negatif.
6. Jika benjolan membesar sekitar 5-10 mm dan terdapat tanda-tanda peradangan, maka hasil tes Mantoux akan positif.
Tes Mantoux merupakan tes awal yang umum dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi TB. Jika hasil tes Mantoux positif, anak perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes dahak atau tes darah, untuk memastikan apakah anak tersebut mengalami infeksi TB aktif atau tidak. Tes Mantoux juga dapat digunakan untuk memantau respons tubuh anak terhadap pengobatan TB.
Perlunya Tes Mantoux pada Anak
Tes Mantoux pada anak penting dilakukan jika anak mengalami gejala-gejala yang mencurigakan TB, seperti demam yang tidak kunjung reda, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, dan benjolan pada leher. Tes Mantoux dapat membantu dokter dalam mendiagnosis TB pada anak dan memberikan pengobatan yang tepat.
Selain itu, tes Mantoux juga dapat dilakukan pada anak-anak yang memiliki riwayat kontak dengan penderita TB atau tinggal di daerah dengan angka kejadian TB tinggi. Tes Mantoux dapat membantu dalam mendeteksi infeksi TB pada anak-anak tersebut sejak dini, sehingga pengobatan dapat segera diberikan untuk mencegah perkembangan penyakit dan penularan kepada orang lain.
Mitos dan Fakta tentang Tes Mantoux
Tes Mantoux seringkali masih dianggap menakutkan dan menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang, terutama orang tua anak yang akan menjalani tes tersebut. Berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang tes Mantoux yang perlu diketahui:
1. Mitos: Tes Mantoux sangat menyakitkan bagi anak.
Fakta: Tes Mantoux sebenarnya tidak terlalu menyakitkan. Cairan tuberkulin yang disuntikkan hanya menyebabkan sedikit rasa sakit dan benjolan yang terbentuk setelah penyuntikan juga tidak terlalu mengganggu. Anak mungkin hanya akan merasa sedikit tidak nyaman selama proses tes Mantoux berlangsung.
2. Mitos: Tes Mantoux dapat menyebabkan infeksi TB.
Fakta: Tes Mantoux tidak menyebabkan infeksi TB. Cairan tuberkulin yang disuntikkan tidak mengandung bakteri TB hidup, sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi. Benjolan yang terbentuk setelah penyuntikan juga bukanlah infeksi, tetapi merupakan respons tubuh terhadap tuberkulin.
3. Mitos: Hasil tes Mantoux selalu akurat.
Fakta: Hasil tes Mantoux dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti riwayat vaksinasi BCG, infeksi TB sebelumnya, dan kondisi imun anak. Tes Mantoux dapat memberikan hasil palsu positif atau palsu negatif. Oleh karena itu, dokter akan mempertimbangkan hasil tes Mantoux bersama dengan gejala klinis dan hasil tes lainnya untuk membuat diagnosis yang akurat.
4. Mitos: Tes Mantoux hanya dilakukan pada anak yang dicurigai terinfeksi TB.
Fakta: Tes Mantoux juga dapat dilakukan pada anak-anak yang memiliki riwayat kontak dengan penderita TB atau tinggal di daerah dengan angka kejadian TB tinggi. Tes Mantoux dapat membantu dalam mendeteksi infeksi TB pada anak-anak tersebut sejak dini, sehingga pengobatan dapat segera diberikan untuk mencegah perkembangan penyakit dan penularan kepada orang lain.
5. Mitos: Tes Mantoux hanya dilakukan sekali.
Fakta: Tes Mantoux dapat dilakukan lebih dari sekali, terutama jika anak memiliki risiko tinggi terpapar kuman TB. Tes Mantoux dapat digunakan untuk memantau respons tubuh anak terhadap pengobatan TB atau untuk memastikan jika terjadi infeksi baru pada masa mendatang.
Tes Mantoux merupakan salah satu cara untuk mendeteksi infeksi TB pada anak. Tes ini penting dilakukan jika anak mengalami gejala-gejala yang mencurigakan TB atau memiliki riwayat kontak dengan penderita TB. Tes Mantoux tidak terlalu menyakitkan dan tidak menyebabkan infeksi TB. Namun, hasil tes Mantoux dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga dokter akan mempertimbangkan hasil tes ini bersama dengan gejala klinis dan hasil tes lainnya untuk membuat diagnosis yang akurat.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com