Ingin Mencoba Bayi Tabung? Persiapkan dengan Baik

Ingin Mencoba Bayi Tabung? Persiapkan dengan Baik

Sebelum mencoba bayi tabung, ada baiknya Bunda cari tahu dulu informasi lengkap terkait proses, manfaat, dan juga risiko yang hadir. Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan sebuah prosedur pembuahan antara sperma dan sel telur yang dilakukan di luar tubuh. Sel telur yang telah dibuahi kemudian dipindahkan ke rahim calon ibu. Proses ini bisa dijadikan alternatif bagi Bunda yang sulit memperoleh keturunan.

Tahapan Bayi Tabung

Saat sudah setuju menjalani prosedur bayi tabung, dokter akan melakukan berbagai tahapan berikut ini:

1. Memeriksa siklus menstruasi: Pertama-tama, dokter akan memeriksa siklus menstruasi Bunda terlebih dulu. Bunda pun diminta untuk mengetahui seperti apakah siklus menstruasi yang Bunda miliki.

2. Mengonsumsi pil kontrasepsi: Dokter mungkin juga akan menyarankan Bunda untuk minum pil kontrasepsi. Meski tidak semua dokter merekomendasikannya, tapi kesuksesan program ini telah terbukti meningkat saat sang ibu mengonsumsi pil kontrasepsi. Selain itu, langkah ini juga mampu menurunkan risiko kista ovarium dan sindrom hiperstimulasi ovarium.

3. Pemberian obat: Langkah selanjutnya, dokter akan memberikan obat suntik agonis GnRH atau antagonis GnRH pada siklus ovulasi Bunda. Obat ini memudahkan dokter agar bisa mengontrol siklus ovulasi Bunda secara penuh saat program ini dimulai. Bila Bunda belum memasuki masa ovulasi, dokter akan memberikan obat progesteron berupa Provera. Setelah 6 hari atau lebih mengonsumsi obat tersebut, Bunda baru akan mendapatkan agonis atau antagonis GnRH.

4. Perangsangan indung telur: Pada kondisi normal, ovarium hanya akan menghasilkan satu sel telur setiap siklus ovulasi bulanan. Namun, berkat pemberian obat yang disuntikkan ke tubuh selama 8-14 hari saat menjalani program bayi tabung, folikel di dalam ovarium akan dirangsang untuk menghasilkan lebih banyak sel telur. Dengan banyaknya sel telur yang dapat diambil dan dibuahi, maka akan memperbesar peluang Bunda untuk hamil.

Baca Juga:  Aneka Pertanyaan Kreatif agar Anak Mau Terbuka dan Berbagi Cerita

5. Pemantauan ovarium: Selama masa perangsangan ovarium, dokter akan terus memantau pertumbuhan dan perkembangan folikel melalui USG dan tes darah setiap beberapa hari. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan ukuran ovarium melalui USG transvaginal. Metode ini juga dapat mendeteksi apakah Bunda memiliki kista ovarium atau tidak.

6. Pematangan telur dalam ovarium: Sebelum bisa diambil, pertumbuhan dan perkembangan oosit harus selesai terlebih dulu. Dokter akan merangsang pematangan oosit dengan menyuntikkan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang diberikan saat kadar estradiol lebih dari 2000 pg/ml dan ada empat atau lebih folikel sudah berukuran 18-20 mm.

7. Pengambilan telur: Proses ini dilakukan sekitar 34-36 jam setelah penyuntikan hCG. Sebelumnya, Bunda akan diberi anestesi untuk menghilangkan rasa sakit. Ada beberapa metode yang digunakan pada proses pengambilan telur, tapi metode yang paling sering dipakai adalah USG transvaginal.

8. Pengambilan sperma: Selanjutnya, pengambilan sperma akan dilakukan untuk membuahi sel telur yang telah diambil tadi. Metode yang digunakan bisa dengan cara masturbasi atau operasi untuk mengambil sperma langsung dari testis.

9. Pembuahan telur: Untuk proses pembuahan telur, akan dipilih telur dan bibit sperma yang berkualitas baik. Keduanya akan ditempatkan pada wadah khusus yang diinkubasi di laboratorium. Diharapkan dalam kurun waktu 12-24 jam sudah terjadi pembuahan.

10. Pemindahan embrio ke rahim: Embrio (telur yang telah dibuahi) akan disimpan di wadah khusus selama 3-5 hari sebelum dipindahkan ke rahim. Pada hari ke-5, embrio ada pada fase blastosit dan sudah dapat menempel pada rahim dengan baik. Namun sebelum dilakukan pemindahan, dinding rahim harus disiapkan terlebih dulu agar dapat menerima embrio.

Efek Samping Menjalani Bayi Tabung

Baca Juga:  Biaya Masuk SD Swasta Bekasi Bogor. Ada Yang Uang Pangkalnya 5 Juta.

Setelah semua tahapan selesai dijalani, Bunda dapat menjalani kegiatan seperti biasanya. Meski begitu, Bunda sebaiknya menghindari kegiatan yang berlebihan, karena bisa saja ukuran ovarium Bunda masih membesar. Bunda juga harus bersiap untuk menerima efek samping berupa mengeluarkan darah tepat setelah menjalani prosedur bayi tabung, sembelit, kram pada perut, sakit pada payudara akibat kadar hormon estrogen yang tinggi, dan perut terasa agak kembung.

Bila setelah pemindahan embrio Bunda merasa kesakitan, segeralah berkonsultasi pada dokter. Bisa jadi Bunda mengalami komplikasi seperti ovarian hyperstimulation syndrome atau infeksi. Untuk itu diperlukan penanganan dari dokter agar tidak menimbulkan dampak lainnya.

Kemungkinan Berhasil

Untuk mengetahui berhasil tidaknya program bayi tabung yang Bunda jalani, Bunda harus menunggu selama dua minggu. Selama menunggu, Bunda disarankan untuk beraktivitas seperti biasa, menjalani hidup sehat, dan hindari berpikir berlebihan untuk menghindari stres.

Pada minggu ke-2, Bunda bisa mulai melakukan tes kehamilan selama beberapa hari. Jika hasilnya positif, artinya Bunda hamil. Agar lebih akurat, periksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemantauan melalui USG. Namun Bunda juga harus mempersiapkan diri atas kemungkinan jika hasilnya negatif, sebab prosedur ini tidak selalu berhasil.

Cukup panjang ya, Bu, tahapan yang harus dilalui saat menjalani bayi tabung. Namun tak ada salahnya untuk mencoba jika memang sangat menginginkan buah hati hadir di tengah keluarga Bunda. Tetap semangat ya, Bu. Semoga Bunda segera dikaruniai momongan yang menggemaskan.

Bagi Bunda yang masih memiliki pertanyaan dan ingin berkonsultasi seputar kehamilan, bisa berkunjung ke laman Tanya Pakar, ya. Di sana ada para ahli yang akan membantu Bunda. Untuk bisa menggunakan fitur tersebut, pastikan Bunda sudah registrasi terlebih dahulu.

Baca Juga:  15 Rekomendasi Hotel dengan Family Room di Bali, Yogyakarta dan Surabaya

Sumber:
Hellosehat

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com