Masa pubertas merupakan salah satu fase yang paling krusial dalam kehidupan seorang anak. Pada masa ini, anak mengalami perubahan fisik dan psikologis yang signifikan, yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita perlu memiliki pemahaman yang baik tentang masa pubertas ini dan bagaimana cara terbaik untuk mendampingi anak kita melaluinya.
Banyak yang mengatakan bahwa masa pubertas adalah masa yang penuh dengan gejolak emosi. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang signifikan yang terjadi pada anak. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan fisik dan psikologis anak, termasuk kematangan seksual. Masa pubertas juga merupakan masa transisi dari anak menjadi remaja, di mana anak dituntut untuk menunjukkan sikap yang lebih dewasa, meskipun mereka belum sepenuhnya matang secara emosional. Selain itu, perubahan suasana hati yang seringkali terjadi pada masa ini dapat memengaruhi interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, termasuk pergaulan dengan teman sebaya.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas juga berbeda antara anak perempuan dan laki-laki. Pada anak laki-laki, perubahan fisik yang dapat diamati antara lain adalah pertumbuhan testikular dan penis, tumbuhnya jakun, tumbuhnya bulu pada wajah dan daerah kemaluan. Selain itu, suara anak laki-laki juga akan membesar, otot-ototnya berkembang, dan ia akan mengalami jerawat dan bau tubuh yang khas. Pada anak perempuan, perubahan fisik yang terjadi meliputi pertumbuhan payudara, tumbuhnya bulu pada ketiak dan daerah kemaluan, serta awal dari menstruasi.
Dalam menghadapi masa pubertas ini, pendekatan orangtua terhadap anak perempuan dan laki-laki sebaiknya berbeda. Pada dasarnya, orangtua perlu memahami bahwa masa pubertas adalah masa transisi yang berbeda dengan masa kanak-kanak. Orangtua dapat mengubah cara berkomunikasi dengan anak mereka, menjadi lebih tegas dalam menetapkan aturan, dan mengajak anak untuk lebih kritis dalam memandang suatu permasalahan. Selain itu, orangtua juga perlu memberikan pendidikan moral, budi pekerti, dan agama yang kuat kepada anak, sehingga mereka memiliki pegangan yang kuat dalam menghadapi masa pubertas ini.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh orangtua dalam menghadapi masa pubertas anak. Pertama, orangtua perlu memahami bahwa pubertas adalah proses alami yang akan dialami oleh anak mereka. Mereka tidak perlu panik jika anak mereka mengalami pubertas pada usia yang lebih awal atau lebih lambat dari yang umum. Penerimaan dan pemahaman yang baik dari orangtua akan membantu anak menghadapi masa pubertas dengan lebih positif.
Kedua, orangtua perlu memberikan peran dan kepercayaan kepada anak untuk berkontribusi positif dalam keluarga. Hal ini akan membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Mereka perlu merasa bahwa mereka adalah anggota keluarga yang penting dan dibutuhkan.
Ketiga, orangtua perlu tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi tingkah laku anak yang tengah bereksperimen dengan hal baru. Anak pada masa pubertas seringkali mencoba hal-hal baru, seperti berdandan, menghias kamar, atau mencoba peran-peran baru. Orangtua perlu memberikan dukungan dan memberikan batasan yang jelas dalam hal ini.
Keempat, orangtua perlu menghargai pendapat anak dan menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Pada masa pubertas, anak mulai mengembangkan pemikiran yang lebih matang dan cenderung bersikukuh dengan pemikiran mereka sendiri. Orangtua perlu mengasah kesediaan untuk mendengarkan pendapat anak dan menghargai pemikiran mereka.
Kelima, orangtua perlu menjadi teman dekat bagi anak mereka. Kedekatan hubungan dan komunikasi yang harmonis antara orangtua dan anak akan membuat anak merasa lebih nyaman untuk berbagi isi hati dan masalah yang mereka hadapi. Orangtua perlu menjadi sosok yang bisa dipercaya dan dijadikan tempat curhat oleh anak.
Keenam, orangtua perlu mengenal lingkungan sosial anak mereka. Orangtua perlu mengetahui siapa teman-teman dekat anak dan menjalin komunikasi yang terbuka dengan anak mengenai pergaulannya. Hal ini akan membantu orangtua dalam memahami lingkungan sosial anak dan memberikan bimbingan yang tepat.
Terakhir, orangtua perlu menyelaraskan gaya komunikasi mereka dengan anak. Orangtua tidak bisa menggunakan gaya komunikasi dominan dengan anak remaja. Mereka perlu mengembangkan komunikasi dua arah yang efektif, di mana informasi dapat disampaikan dengan baik dari kedua belah pihak. Orangtua perlu menjadi pemberi informasi yang bijak namun tetap tegas, sehingga dapat dijadikan panutan oleh anak.
Dalam menghadapi masa pubertas anak, lingkungan juga memegang peran yang sangat penting. Lingkungan sosial anak dapat menjadi filter yang baik dalam mengenalkan mereka pada hal-hal yang sesuai dengan usia mereka. Orangtua perlu memastikan bahwa lingkungan sosial anak tidak mengenalkan mereka pada hal-hal yang belum seharusnya mereka ketahui atau terlibat dalamnya. Lingkungan sosial yang baik juga dapat membantu anak dalam memilih teman sebaya dan kegiatan yang positif.
Dalam menghadapi masa pubertas ini, penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan sabar. Masa pubertas adalah masa yang penuh dengan tantangan, baik bagi anak maupun orangtua. Tetapi dengan pemahaman yang baik, komunikasi yang terbuka, dan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu anak menghadapi masa pubertas dengan lebih baik.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com