Terobsesi pada Kehamilan, Apa Penyebabnya?
Heading 2: Kecemasan Saat Bergaul
Pernahkah Bunda merasa cemas atau gugup karena harus berinteraksi dengan orang-orang baru? Nah, menurut artikel yang saya baca, seorang terapis keluarga asal New York, AS, Eaker Weil, menjelaskan, kehamilan sering kali membantu mengurangi rasa cemas yang timbul ketika berada di lingkungan sosial, Bu. Sebab, saat hamil Bunda juga tak perlu bersusah payah membuat orang lain menyukai Bunda, karena umumnya lingkungan akan senantiasa bersikap lebih ramah pada wanita yang sedang hamil.
Ketika seorang wanita hamil, perhatian dan perawatan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya membuatnya merasa lebih diterima dan dihargai. Wanita hamil seringkali mendapatkan perhatian khusus dan dukungan dari keluarga, teman, dan bahkan orang asing. Hal ini membuat mereka merasa lebih nyaman dan aman ketika berada di lingkungan sosial yang baru. Jadi, tidak heran jika kehamilan dapat mengurangi kecemasan saat bergaul dengan orang-orang baru.
Selain itu, kehamilan juga memberikan rasa percaya diri pada seorang wanita. Ia merasa bahwa tubuhnya sedang melakukan sesuatu yang luar biasa dan memiliki peran penting dalam membawa kehidupan baru ke dunia. Hal ini membuatnya merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain, terlepas dari kecemasan yang mungkin ada sebelumnya.
Heading 2: Dorongan untuk Dianggap Spesial
Bu, wanita mana yang tidak bahagia saat dipuji orang lain dan dimanja sedemikian rupa karena kehamilannya? Limpahan perhatian dan banjir pujian ini secara tidak langsung menimbulkan perasaan senang di hati Bunda karena dirinya dianggap spesial. Nah, menurut artikel kehamilan yang saya baca, banyak lho Bunda yang kembali merindukan berbagai perlakuan istimewa ini setelah si Kecil lahir dan mulai tumbuh besar. Ini sebabnya, mereka jadi terobsesi ingin hamil lagi.
Setelah melahirkan, perhatian dan perawatan yang diberikan pada seorang ibu biasanya berkurang. Fokus perhatian dan perawatan akan beralih kepada bayi yang baru lahir. Hal ini dapat membuat seorang ibu merasa kurang dihargai dan kurang spesial. Oleh karena itu, beberapa ibu merindukan perasaan menjadi pusat perhatian dan ingin mengulang pengalaman tersebut dengan hamil lagi. Mereka ingin kembali merasakan perlakuan istimewa dan perhatian yang mereka terima selama kehamilan.
Heading 2: Rindu Menjadi Sosok yang Amat Dibutuhkan
Perlahan tapi pasti, proses tumbuh kembang yang optimal membuat si Kecil menjadi balita yang cukup mandiri. Ada beberapa aktivitas yang mulai bisa ia lakukan sendiri dan tidak membutuhkan bantuan Bunda lagi. Hal ini membuat beberapa Bunda rindu menjadi sosok yang amat dibutuhkan. Maka, kehamilan dianggap sebagai cara untuk mewujudkan keinginan Bunda untuk kembali menjadi sosok terpenting dalam hidup si Kecil.
Setelah melahirkan, seorang ibu mungkin merasa tidak lagi menjadi pusat perhatian dan kurang dibutuhkan oleh si Kecil. Si Kecil mulai belajar mandiri dan melakukan banyak hal sendiri. Meskipun ini merupakan perkembangan yang baik, namun beberapa ibu merasa kehilangan peran dan kepentingannya. Mereka merindukan waktu ketika si Kecil masih bergantung sepenuhnya pada mereka dan mereka menjadi sosok yang amat dibutuhkan. Oleh karena itu, kehamilan dianggap sebagai cara untuk kembali merasakan peran dan kepentingan tersebut.
Heading 2: Ingin Menunjukkan Eksistensi
Dari artikel yang saya baca, menurut psikiater asal Boston, Keith Ablow, M. D., kehamilan dapat menjadi cara membuktikan eksistensi wanita kepada lingkungannya, Bu. Kehamilan bisa diibaratkan sebagai prestasi seorang wanita karena ia bisa menjadi jalan hadirnya anggota keluarga baru.
Dalam masyarakat banyak yang menganggap bahwa wanita yang hamil atau memiliki anak adalah bukti kesuksesan dalam kehidupan. Wanita yang hamil dianggap telah berhasil membangun keluarga dan memberikan keturunan. Hal ini dapat membuat seorang wanita merasa lebih eksis dan dihormati di lingkungannya. Oleh karena itu, kehamilan dapat menjadi dorongan bagi wanita untuk membuktikan eksistensinya dan memperoleh pengakuan dari orang lain.
Dalam beberapa kasus, kehamilan juga menjadi menjadi bukti kesuksesan rumah tangga karena berhasil memberikan keturunan. Ada anggapan bahwa kehadiran si Kecil dapat mempererat kembali hubungan suami-istri yang merenggang. Oleh karena itu, hamil dianggap sebagai cara untuk menyelamatkan kondisi rumah tangga.
Nah, itulah beberapa faktor pemicu seorang ibu terobsesi pada kehamilan. Memang sih, Bu, menambah momongan adalah hak Bunda dan Ayah, namun, ada baiknya keputusan ini didasari alasan yang jelas, bukan hanya karena Bunda terobsesi pada kehamilan. Sebab, kehadiran si buah hati kan membuat Bunda dan Ayah juga harus memikirkan masa depannya kelak. Semoga info ini bermanfaat ya.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com