Single Mother itu… Seru!


Keputusan menjadi orangtua tunggal tidak pernah menjadi keputusan yang mudah bagi saya. Namun, ketika keputusan ini harus diambil, saya menyadari bahwa ada banyak konsekuensi yang harus saya tanggung, terutama dalam mengurus anak-anak saya. Sebagai seorang orangtua tunggal dari dua anak, seorang anak laki-laki remaja dan seorang anak perempuan berusia empat tahun, saya harus pandai menyiasati waktu, kondisi, dan juga mood yang ada. Seringkali, orang-orang bertanya bagaimana saya bisa melakukannya, dan saya selalu berbagi empat poin sederhana yang selalu saya lakukan hingga hari ini.

Poin pertama yang sangat penting dalam menjadi orangtua tunggal adalah menerima kondisi ini dengan tulus. Saya harus menerima bahwa saya memang seorang orangtua tunggal dan tidak ada suami yang bisa menjadi tempat saya berkeluh kesah atau menjadi tulang punggung keluarga. Sekarang, segalanya tentang saya dan hanya tentang saya sendiri. Meskipun saya harus berangkat kerja jam lima pagi dan kembali ke rumah jam sembilan malam, saya harus menerima kondisi tersebut. Tentu saja, saya merasa lelah dan stres, namun dengan menerima kondisi ini, saya masih bisa pulang ke rumah dan tersenyum kepada anak-anak saya.

Untuk menjaga mood dan energi positif, saya memiliki tips yang ampuh bagi saya. Ketika saya pulang ke rumah, saya tidak langsung menemui anak-anak, tetapi saya pergi ke kamar mandi dan menggunakan waktu tersebut bukan hanya untuk membersihkan diri, tetapi juga untuk mengembalikan mood saya. Saya sering memutar lagu kesukaan saya saat mandi, setidaknya itu bisa membuat saya sedikit santai. Setelah itu, baru saya temui anak-anak. Selain itu, saya juga harus menerima kenyataan bahwa saya akan sulit bertemu dengan anak-anak saya karena mereka masih tidur saat saya berangkat dan sudah tidur saat saya pulang. Saya tidak boleh marah atau stres dengan kondisi ini, dan saya tidak boleh berpikir bahwa saya melakukan kesalahan karena tidak bisa bekerja lebih cepat, menyetir lebih cepat, atau menghindari kemacetan. Saya butuh energi positif untuk anak-anak saya, dan menerima hal-hal yang tidak bisa saya ubah akan membuat saya memiliki energi positif yang saya butuhkan.

Baca Juga:  Pentingnya Fungsi Hormon Estrogen pada Ibu Hamil

Poin selanjutnya adalah belajar. Menjadi orangtua adalah proses belajar yang terus-menerus, terlebih lagi sebagai orangtua tunggal. Saya tidak boleh pernah berhenti untuk belajar, berbicara dengan orang-orang yang memiliki pengalaman yang sama, membaca artikel tentang pengasuhan anak, dan yang paling penting, tidak malu untuk belajar dari anak-anak saya. Setidaknya sekali dalam seminggu, saya menghabiskan waktu dua atau tiga jam dengan anak laki-laki saya, sekadar minum kopi di sore hari atau makan malam berdua saja. Kami berbicara tentang apa yang dia pikirkan tentang saya, tentang keseharian dia, dan tentang bagaimana kami menjalani hidup. Saya seringkali terkejut mendengar apa yang anak saya katakan, dan seringkali itu bukan hal yang manis untuk didengar. Namun, ini adalah satu-satunya cara untuk saya mengerti apa yang anak saya butuhkan.

Selama bertahun-tahun, saya merasa bersalah karena harus bekerja dan menitipkan anak saya pada orangtua, namun ketika saya berbicara dengan anak tertua saya, saya baru menyadari bahwa dia bangga memiliki saya sebagai ibunya. Dia bahkan merasa terganggu jika saya terlalu sering bertanya tentang kegiatannya. Dia mengatakan bahwa cukup tiga kali sehari saja, karena tidak banyak hal baru yang bisa terjadi dalam rentang waktu dua jam. Belajar bersama anak juga termasuk belajar menggunakan alat komunikasi secara bertanggung jawab. Anak perempuan kecil saya sudah tahu cara menggunakan facetime dengan saya saat saya harus pergi ke luar kota, dan anak laki-laki saya tahu bahwa dia bisa mengirimkan foto latihan soal dan membahasnya dengan saya melalui whatsapp.

Poin berikutnya adalah meminta pertolongan. Seringkali, sebagai orangtua tunggal, kita ingin terlihat kuat dan tidak ingin orang lain mengasihani atau membicarakan hal buruk tentang kita. Namun, ketakutan ini pada akhirnya membuat kita enggan meminta pertolongan. Padahal, kita hanya perlu meminta tolong pada orang yang tepat. Support system dapat berbentuk apa saja, namun yang paling aman dan terpercaya adalah orangtua kita sendiri. Jika tidak nyaman menitipkan anak pada orangtua, kita dapat menggunakan jasa pengasuh namun tetap di bawah pengawasan orang tua. Bagi saya, metode ini paling ampuh. Namun, kita tidak boleh ragu untuk mencari metode yang paling baik dan sesuai dengan kondisi kita dan anak-anak.

Baca Juga:  Tips Mengawasi dan Mempersiapkan Kehamilan Bulan ke-7

Poin terakhir yang sangat penting adalah bersyukur. Pada akhirnya, ini adalah hal yang paling penting dalam menjalani kehidupan sebagai orangtua tunggal. Kita harus bersyukur dan berbahagia dengan kondisi yang kita jalani saat ini. Kita juga harus memberikan waktu untuk diri sendiri dan melakukan hal-hal yang kita sukai di sela-sela segala kewajiban sebagai orangtua tunggal. Saya sendiri menghabiskan tiga hari dalam setahun untuk pergi liburan sendiri sebagai cara untuk kembali merasa segar, bahagia, dan siap untuk membuat dan menjalankan berbagai strategi dalam menghadapi kehidupan sebagai orangtua tunggal.

Terlepas dari segala tantangan yang ada, menjadi seorang orangtua tunggal yang bekerja juga bisa menjadi seru dan menyenangkan. Yang terpenting adalah kita harus mempersiapkan diri dengan baik, membentuk tim yang solid dengan orang-orang terdekat kita, dan yang terpenting adalah tetap berusaha untuk tetap berpikir positif. Seorang ibu yang bahagia akan mampu mendidik anak-anak dengan baik dan membuat mereka juga menjadi bahagia.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com