Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Infeksi Saluran Kemih dengan Gangguan Ginjal Akut


Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Gangguan Ginjal Akut (GgGA) merupakan dua masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak-anak. Meskipun memiliki kesamaan dalam faktor penyebab dan terjadi di sistem pencernaan, namun kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang penting untuk diketahui oleh orang tua. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara ISK dan GgGA, mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganannya.

ISK merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih. Penyebab ISK dapat bervariasi, namun Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering, yaitu sekitar 60-80% kasus ISK. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya ISK antara lain kurang menjaga kebersihan area genital, suka menahan buang air kecil, pakaian dalam yang terlalu sempit, preputium yang belum disirkumsisi, dan konstipasi.

Sementara itu, GgGA adalah kondisi di mana terjadi penurunan fungsi ginjal secara mendadak, yang mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal dalam mempertahankan fungsi filtrasi. Istilah gagal ginjal akut (GGA) sudah ditinggalkan dan digantikan oleh GgGA atau gangguan ginjal akut, karena GgGA lebih mencakup jangkauan klinis yang lebih luas, mulai dari perubahan minor pada fungsi ginjal hingga kondisi yang berat. GgGA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, autoimun, obstruksi, dehidrasi, paparan bahan nefrotoksik, maupun gangguan vaskuler.

Perbedaan pertama antara ISK dan GgGA terletak pada penyebabnya. ISK umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di saluran kemih, sedangkan GgGA dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi.

Selain itu, gejala ISK juga berbeda dengan gejala GgGA. Gejala ISK dapat bervariasi, tergantung pada usia anak. Pada balita, gejala ISK dapat berupa demam, muntah, diare, nafsu makan/minum berkurang, rewel, maupun berat badan sulit naik. Sedangkan pada anak yang lebih besar, gejalanya lebih khas, seperti nyeri saat berkemih, frekuensi buang air kecil meningkat, nyeri perut/pinggang, mengompol, atau urin berbau menyengat.

Baca Juga:  Ketahui Fakta di Balik Mitos Menggendong Si Kecil

Sementara itu, gejala GgGA sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. GgGA bukan merupakan penyakit primer, melainkan merupakan gejala dari penyakit lain yang mendasarinya. Gejala GgGA dapat bervariasi, tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah demam, muntah atau diare, pucat, penurunan produksi urin, atau bahkan tidak ada produksi urin sama sekali.

Dalam hal penanganan, ISK dan GgGA juga memiliki perbedaan. Penanganan ISK pada anak bergantung pada beberapa faktor, seperti usia anak, lokasi infeksi, dan ada tidaknya kelainan/penyulit lain. Keterlambatan penanganan ISK dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal yang lebih lanjut. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala ISK. Untuk anak yang mengalami dehidrasi, tidak mampu minum obat secara oral, atau tampak lemah, sebaiknya dirawat di rumah sakit.

Sedangkan penanganan GgGA didasarkan pada penyakit yang mendasarinya. Pemberian obat harus sesuai dengan anjuran dokter. Selain itu, orang tua juga dapat melakukan beberapa perawatan di rumah, seperti memberikan obat sesuai resep dokter, mengukur suhu tubuh anak jika demam, memantau frekuensi buang air kecil anak, tidak menahan buang air kecil, dan memastikan anak minum banyak cairan agar tidak dehidrasi.

Pencegahan juga merupakan hal yang penting dalam menghadapi ISK dan GgGA. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah ISK dan GgGA antara lain meningkatkan imunitas anak melalui status gizi yang baik dan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Selalu berkonsultasi dengan dokter juga sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang terbaik sesuai dengan penyebab dan kondisi masing-masing anak.

Dalam menghadapi ISK dan GgGA, peran orang tua sangatlah penting. Orang tua perlu memahami perbedaan antara kedua kondisi ini agar dapat mengenali gejala dan memberikan penanganan yang tepat. Jika anak menunjukkan gejala seperti yang telah disebutkan di atas, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan penunjang seperti tes urin, darah, atau radiologi dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis sesuai dengan petunjuk dokter.

Baca Juga:  Bagaimana Jarak Pandang Bayi 1 Bulan? Ini Penjelasannya

Dalam menjaga kesehatan ginjal anak, penting untuk memberikan pola makan yang sehat dan seimbang. Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan ginjal anak antara lain buah-buahan, sayuran, makanan yang tinggi serat, dan minuman yang cukup. Selain itu, menghindari makanan yang mengandung garam berlebihan, lemak jenuh, dan makanan olahan juga dapat membantu menjaga kesehatan ginjal anak.

Dalam menghadapi ISK dan GgGA, penting untuk selalu waspada dan mengikuti anjuran dokter. Jangan ragu untuk melakukan konsultasi lebih lanjut jika ada gejala yang mencurigakan. Kesehatan ginjal sangatlah penting bagi anak-anak, dan sebagai orang tua, tugas kita adalah menjaga dan melindungi kesehatan mereka.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com