Memompa ASI dengan Electric Breast Pump
Saya ingin berbagi pengalaman saya menggunakan Silicon Breast Pump yang menurut saya sangat mengejutkan. Hasilnya lebih banyak daripada memompa ASI dengan electric breast pump. Ketika saya memiliki anak pertama pada tahun 2013, saya merasa kurang teredukasi tentang menyusui. Mungkin karena saya adalah seorang ibu rumah tangga, saya merasa tidak perlu memompa ASI setelah melahirkan. Saya berpikir bahwa menyusui langsung dari payudara akan lebih praktis.
Namun, saya menyadari bahwa memompa ASI memiliki banyak manfaat. Jika dilakukan secara rutin, memompa ASI dapat meningkatkan produksi ASI. Ini sangat penting bagi ibu yang ASI-nya masih sedikit setelah melahirkan, terutama ketika bayi baru lahir yang cenderung tidur sepanjang hari. Dalam kasus saya, saya baru menyadari pentingnya memompa ASI ketika anak saya, Handaru, didiagnosis dengan bilirubin tinggi seminggu setelah melahirkan. Dia harus dirawat di rumah sakit selama satu malam dan diberi minum banyak ASI untuk cepat sembuh. Namun, sayangnya saya tidak memiliki stok ASI yang cukup. Akhirnya, saya terpaksa memberikan susu formula kepada Handaru agar bilirubinnya turun.
Meskipun saya berhasil menyusui anak saya selama dua tahun, saya merasa bahwa produksi ASI saya sedikit ketika dipompa, tetapi banyak ketika disusui langsung oleh bayi. Oleh karena itu, saya malas memompa ASI. Kekhawatiran saya semakin bertambah ketika saya hamil anak kedua. Saya khawatir apakah ASI saya akan tersumbat ketika saya memompanya setelah melahirkan.
Untungnya, saya mendapat informasi tentang silicon breast pump melalui grup WhatsApp ibu-ibu. Grup ini memberikan informasi yang lebih cepat daripada media lainnya. Saya penasaran dan langsung mencari tahu tentang silicon breast pump. Ternyata, silicon breast pump adalah alat penampung ASI di payudara sebelah saat menyusui atau memompa ASI. Ketika kita menyusui di satu payudara, payudara sebelahnya akan mengeluarkan ASI yang hanya merembes di baju atau breast pad. Padahal, ASI yang keluar sebenarnya bisa ditampung dan digunakan sebagai ASIP jika diperlukan.
Silicon breast pump ini bekerja dengan memanfaatkan LDR (let down reflex) kita saat menyusui. Selain menampung ASI, alat ini juga menghisap ASI seperti halnya pompa elektrik atau manual. Caranya sangat mudah, kita hanya perlu menempelkan silicon breast pump ini ke payudara hingga tidak ada udara yang masuk, dan biarkan alat ini bekerja.
Hasilnya sangat mengejutkan! Saya kaget karena dengan menggunakan pompa elektrik, saya belum pernah mendapatkan hasil sebanyak ini. Di minggu pertama setelah melahirkan, saya bisa mendapatkan sekitar 25ml ASI setiap kali menyusui. Bayangkan berapa kali bayi baru lahir menyusu dalam satu hari. Semakin besar bayi saya, saya bisa mendapatkan 50ml ASI setiap kali menyusui. Aktivitas menyusui dan perasaan bahagia yang dihasilkan juga meningkatkan produksi ASI.
Selain itu, silicon breast pump ini tidak hanya bisa digunakan saat menyusui atau sebagai secondary pump saat memompa ASI. Jika kita ingin menggunakan alat ini sebagai primary pump, itu juga tidak masalah. Ketika saya pergi dari rumah selama sekitar 3 jam, saya hanya perlu menempelkan silicon breast pump ini di payudara saya, dan ASI saya langsung mengalir deras, bahkan lebih cepat daripada menggunakan pompa elektrik. Sangat mudah digunakan! Bagi mereka yang suka bepergian, dengan adanya silicon breast pump ini, menyusui saat bepergian tidak akan merepotkan.
Setelah saya mencoba menggunakan silicon breast pump, saya menyadari bahwa penggunaannya sebagai primary pump akan lebih cepat mengeluarkan hasil jika kita memencet-mencet bagian bawahnya seperti pompa manual. Hasil yang keluar pun akan lebih banyak.
Silicon breast pump ini banyak dijual di toko-toko online dengan harga yang terjangkau. Tidak harus merek Haaka, ada juga produk lokal yang lebih murah. Harganya tidak sampai 200 ribu rupiah.
Selamat mencoba, semoga ASI semakin mengalir deras!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com