Pertimbangan untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah yang sama adalah keputusan yang penting bagi orangtua. Terutama ketika anak-anak berada di tingkat pendidikan dasar seperti TK dan SD, keputusan ini sepenuhnya ada di tangan orangtua. Namun, ketika anak-anak memasuki tingkat SMP atau SMA, biasanya akan melibatkan perbincangan dengan anak-anak itu sendiri.
Bagi para ibu yang memiliki lebih dari satu anak, apakah ada pengaruh yang dirasakan jika anak-anak masuk ke sekolah yang sama dengan kakaknya? Meskipun ada banyak manfaatnya bagi orangtua, apakah hal ini juga berlaku bagi kakak dan adik yang mengalaminya?
Salah satu manfaat bagi orangtua adalah adanya diskon untuk biaya sekolah bagi siswa yang memiliki kakak yang sudah terlebih dahulu masuk ke sekolah tersebut. Diskon ini tentu saja merupakan kabar baik bagi orangtua, terutama jika mereka sudah merasa puas dengan sekolah tempat kakaknya bersekolah.
Selain itu, satu hal yang juga menjadi pertimbangan bagi orangtua adalah kenyamanan dalam hal pengantaran dan penjemputan anak-anak. Dengan sekolah yang sama, tidak perlu repot mengantar dan menjemput anak-anak ke sekolah yang berbeda. Baik itu orang tua sendiri maupun sopir yang bertugas, waktu dan bensin akan lebih efisien jika tujuannya sama. Seorang teman saya pernah mengatakan, “Meskipun sekolahnya sama, kadang-kadang masih membuat pusing jika jam belajar mereka tidak serempak.”
Bagi anak-anak, kehadiran kakak di sekolah dapat memberikan rasa aman dan nyaman, terutama bagi adik yang baru masuk sekolah. Namun, biasanya hal ini terjadi ketika anak-anak sudah berada di tingkat SMP atau SMA. Saya sendiri merasakan hal ini ketika teman-teman kakak-kakak kelas tidak ingin “mengganggu” karena mereka adalah teman baik kakak saya. Tidak menutup kemungkinan bahwa rasa “bangga” kakak juga meningkat karena adiknya mengikuti jejaknya.
Namun, ada juga beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menyekolahkan kakak dan adik di sekolah yang sama. Salah satu hal tersebut adalah kemungkinan terjadinya ketidaknyamanan bagi salah satu dari mereka. Ketika anak-anak berada di tingkat TK dan SD, mereka masih dalam tahap pertumbuhan yang sama sehingga kekompakan mereka masih dapat dijaga. Tetapi, ketika mereka memasuki tingkat SMP dan SMA, mereka mulai menunjukkan minat dan minat mereka masing-masing. Ditambah lagi dengan tuntutan pergaulan dari teman-teman sebaya mereka. Oleh karena itu, seringkali terjadi pada remaja, ketika mereka merasa, “Kenapa adikku ikut-ikutan aku?” atau sebaliknya, “Males deh, aku sama kakak, lebih baik sendiri di sekolah!” Kita tidak bisa menjamin karakter anak-anak kita akan tetap sama seperti sekarang, di mana mereka dapat tetap kompak satu sama lain. Siapa tahu mereka justru sering bertengkar dan bersaing? Justru, keberadaan mereka di sekolah yang sama dapat menyebabkan masalah.
Selain itu, kemungkinan adik menjadi sasaran ejekan karena sikap kakak juga harus diperhatikan. Sebagai orang tua, kita pasti sudah melakukan riset mendalam tentang sekolah yang kita pilih. Apakah ada kasus bullying di sekolah tersebut, seperti apa siswa-siswi yang umumnya, bagaimana pihak sekolah menangani kasus-kasus yang pernah terjadi, dan sebagainya. Kita juga pasti tahu karakter anak-anak kita dengan baik. Jangan sampai adik yang masuk sekolah merasa terancam karena teman-teman kakaknya sudah mengincarnya untuk menjadi bahan ejekan. Semua ini kembali lagi pada karakter dan pola asuh yang kita terapkan di rumah.
Tentu saja, ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sudut pandang orang tua. Ketika anak kita bersekolah di sekolah yang sama dengan kakaknya, ada kemungkinan bahwa mereka akan dibanding-bandingkan. Salah seorang teman saya pernah mengatakan bahwa ketika ia menyekolahkan anak bungsunya di sekolah yang sama dengan anak pertamanya, guru-guru di sekolah tersebut berkomentar yang menyinggung seperti, “Oh, ini adiknya A? Kok berbeda, ya?” Dilihat dari segi karakter kedua anak, kita mungkin masih dapat menerimanya sebagai orang tua. Namun, hal ini berbeda ketika salah satu anak memiliki kebutuhan khusus atau keterbatasan fisik. Kemampuan kakak dan adik pasti berbeda. Bagaimanapun juga, kita tidak akan merasa nyaman jika sekolah menggunakan perbedaan tersebut sebagai alat perbandingan antara kedua anak kita.
Dalam memilih apakah akan menyekolahkan kakak dan adik di sekolah yang sama, ada baiknya kita mempertimbangkan baik plus maupun minusnya. Setiap keluarga memiliki pertimbangan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan keinginan masing-masing anggota keluarga. Yang terpenting adalah memastikan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada kepentingan terbaik bagi anak-anak kita. Kita sebagai orang tua harus membantu mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara individual maupun dalam hubungan mereka sebagai saudara.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com