Bu, Ini 6 Menu Sahur yang Sebaiknya Dihindari si Kecil

Menu Sahur yang Perlu Dihindari

Bunda perlu memilih menu sahur yang tepat untuk si Kecil konsumsi. Melansir dari Kementerian Kesehatan, menu sahur berperan penting dalam menjaga stamina tubuh selama menjalankan ibadah puasa dan beraktivitas di siang hari.

Makanan Tinggi Lemak

Makanan yang mengandung lemak memang tidak baik untuk tubuh. Makanan berlemak bisa berdampak dua hal, yakni menghambat proses pengeluaran makanan yang dapat menyebabkan sembelit atau malah mempercepat sistem pencernaan yang mengakibatkan diare.

Dampak yang dirasakan akan berbeda pada setiap anak, tergantung pada tipe lemak dan kecenderungan tubuh dalam bereaksi. Di samping itu, penumpukan lemak yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko kenaikan berat badan sehingga bisa menyebabkan kegemukan.

Jadi sebaiknya hindarilah menghidangkan makanan berlemak tinggi sebagai menu sahur, Bu. Gantilah pengolahan makanan yang biasanya digoreng menjadi dipanggang, dikukus, atau ditumis.

Makanan Mengandung Banyak Garam atau Penyedap

Selama puasa, si Kecil tidak akan minum hingga waktunya berbuka nanti. Wajar saja kalau ia akan merasa kehausan. Jangan memperparah rasa haus tersebut dengan memberikannya menu sahur berupa makanan yang mengandung banyak garam atau penyedap rasa ya, Bu.

Makanan tinggi garam bisa memicu rasa haus, sehingga akan membuat si Kecil akan merasa sangat kehausan. Contoh makanan tinggi garam yang sebaiknya dihindari adalah makanan kaleng atau berpenyedap.

Saat memasak, Bunda juga lebih baik mengurangi pemberian garam atau penyedap rasa pada masakan. Konsumsi makanan tinggi garam dalam jangka waktu lama juga tidak baik bagi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko terserang hipertensi atau darah tinggi.

Karbohidrat Sederhana

Dikarenakan si Kecil tidak makan selama berjam-jam, maka ia akan membutuhkan pasokan makanan yang tepat. Hindari memberikan si Kecil menu sahur yang mengandung karbohidrat sederhana, karena jenis karbohidrat ini cepat diserap oleh tubuh.

Baca Juga:  10 Makanan Bernutrisi Agar Anak Tumbuh Tinggi

Diketahui bahwa karbohidrat sederhana umumnya akan habis terserap tubuh dalam waktu 4-5 jam. Akibatnya, si Kecil akan cepat merasa lapar dan berdampak pada rasa lemas dan lesu di sisa waktu puasanya.

Contoh karbohidrat sederhana misalnya adalah kue, tepung, mie instan, soft drink, dan gula pasir. Sebagai gantinya, pilih jenis karbohidrat kompleks yang lebih lama diserap oleh tubuh seperti gandum, nasi merah, oat, ubi, kentang, dan barley.

Makanan Pedas

Menu sahur yang mengandung rasa pedas cepat menimbulkan rasa haus di tenggorokan, sehingga si Kecil ingin minum terus-menerus. Tak hanya itu, bagi penderita maag makanan pedas juga dapat meningkatkan asam lambung yang bisa memicu rasa nyeri pada perut bagian atas.

Sebagian besar anak juga tidak mampu mengonsumsi makanan pedas karena memiliki lambung yang lemah. Akibatnya, perut si Kecil akan terasa sakit dan berujung pada diare. Maka dari itu, menu sahur berupa makanan pedas sangat tidak direkomendasikan untuk diberikan pada si Kecil.

Makanan atau Minuman Manis

Bila makanan dan minuman manis dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka karena dapat mengembalikan energi, tapi saat sahur adalah kebalikannya. Mengonsumsi gula yang terlalu banyak sebagai menu sahur dapat memicu rasa haus berlebih. Di samping itu, perut juga bisa menjadi kembung dan terasa tidak nyaman.

Sebaiknya, hindarkan si Kecil dari menu sahur yang mengandung gula berlebih. Bunda boleh mengganti gula dengan pemanis alami seperti gula yang lebih bermanfaat bagi tubuh. Si Kecil juga lebih baik tidak dijauhkan dari permen, cokelat, dan minuman kemasan.

Minuman Berkafein

Minuman yang mengandung kafein itu bersifat diuretik, artinya dapat meningkatkan kadar urin. Jika dikonsumsi oleh si Kecil sebagai menu sahur, maka ia dapat merasakan haus yang berlebihan. Minuman berkafein ini contohnya adalah teh.

Baca Juga:  Rekomendasi Suplemen Anak Usia 6-12 Tahun dan 13-17 Tahun

Sebaiknya berikan si Kecil air putih, air kelapa, jus buah, atau susu sebagai penutup menu sahur. Pastikan Bunda memilih susu yang selain dapat membantunya tetap berenergi selama puasa, juga dapat membantu tumbuh kembangnya untuk menjadi anak yang cermat dan kuat.

Dengan menghindari menu sahur di atas, ia pun bisa lebih maksimal dalam menjalankan ibadah puasanya. Jangan lupa ajarkan juga si Kecil doa makan sahur ya, Bu.

Memastikan si Kecil mengonsumsi makanan sehat selama puasa sangat penting dilakukan, karena ia masih dalam tahap belajar. Pencernaan dan daya tahan tubuhnya juga belum sebaik orang dewasa, sehingga Bunda harus lebih selektif.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com